• Chapter 29

1K 130 14
                                    

Malam semakin larut. Jungkook melihat keadaan luar dari jendela cafe di sana tampak angin berhembus cukup kencang menerpa beberapa pepohonan hingga melambai-lambai. Cuacanya mulai terlihat tidak bagus dan sepertinya akan turun hujan.

Jungkook melirik jam di pergelangan tangannya. Sudah pukul sebelas lewat tiga puluh menit. Ia merogoh ponsel dari saku jaketnya. Mengusap layar dan mendapati pesan masuk dari Chaeyoung yang belum sempat ia baca. Namun, Jungkook mengabaikannya. Berharap Paman Yoo yang mengiriminya pesan mengabarinya tentang keadaan di rumah sakit. Namun nihil.

"Hyung." Jungkook menyeru teman-temannya dan semua langsung menoleh padanya.

"Kenapa Jungkook-ah?" Jimin menyahut.

"Sepertinya di luar akan turun hujan. Aku mau kembali ke rumah sakit dan menunggu di sana saja. Terima kasih kalian sudah menemaniku dan menghiburku," ucap Jungkook lalu bangkit dari kursinya dan sedikit membungkuk memberi hormat. "Aku permisi," lanjutnya kemudian melangkahkan kakinya pergi.

"Tunggu, Jungkook." Taehyung memanggil dan membuat sang empunya menoleh.

"Aku akan ikut denganmu."

"Kau tidak bisa pergi sendiri begitu saja. Aku juga akan ikut denganmu. Lagipula mobilku juga di parkiran rumah sakit," ujar Namjoon dan yang lainnya pun mengangguk.

"Kita pergi bersama," ucap Yoongi.

Jungkook tersenyum tipis. "Baiklah, hyung."

"Kali ini aku yang traktir." Yoongi bangkit dan segera menuju kasir untuk membayar namun ditahan oleh Jimin.

"Hyung, tidak usah. Aku yang traktir kalian."

"Tidak apa, Jimin-ah. Ini kan bisnismu. Jadi aku akan tetap membayar." Yoongi melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda menuju kasir.

"Min Yoongi memang yang terbaik." Hoseok mengacungkan dua ibu jarinya dan tersenyum lebar.

Sementara Yoongi membayar, Jungkook dan yang lain menunggunya di luar cafe.
Setelah selesai, keenam pria tersebut berjalan kaki kembali menuju rumah sakit.

Taehyung merangkul pundak Jungkook dan berjalan mendahului yang lain.

"Oh ya, Jungkook-ah."

Jungkook menoleh. "Kenapa, hyung?"

"Ada titipan salam untukmu."

Jungkook mengerutkan keningnya dan membiarkan Taehyung melanjutkan ucapannya.

"Park Sooyeon. Dia juga ikut mendo'akan agar operasi orang tuamu berjalan dengan lancar."

Ekspresi Jungkook berubah. Matanya sedikit melebar karena terkejut. Tubuhnya menegang dan sejenak terdiam.

Tidak mendapat respon apa-apa dan mendapati ekspresi Jungkook yang seperti tengah terkejut, Taehyung mempererat rangkulannya pada pundak sahabatnya itu masih sembari berjalan.

"Hei, Jeon Jungkook. Kenapa kau seperti terkejut begitu?"

"Ah, tidak. Sampaikan terima kasihku padanya, hyung."

Taehyung hanya mengangguk.

Sesampainya di rumah sakit, Jungkook dihampiri oleh para wartawan yang entah datang darimana dan langsung diserang dengan banyak pertanyaan.

"Presdir Jeon Jungkook, apakah benar ayah dan ibu anda tengah menjalani operasi karena kecelakaan mobil beberapa jam yang lalu?"

"Ya, itu benar," jawab Jungkook lalu wartawan lain mengajukan pertanyaan lainnya. Keadaan menjadi semakin ricuh.

"Apa sudah ada kabar mengenai keadaan Pewaris Jeon dan ibu anda, Presdir Jeon Jungkook?"

My Lovely Assistant - KTHWhere stories live. Discover now