• Chapter 35

832 114 13
                                    

Sepertinya WP aku error :( View nya ga masuk, 1 terus udah direfresh pun. Jadi barusan aku unpub dulu gais :)) Maap jadi curhat eheh:')

Jangan lupa tinggalkan jejak ya gais^^

🌸Happy Reading🌸

***

Kim Taehyung. Pria jangkung itu membawa kaki jenjangnya memasuki kantor tanpa membalas sapaan para karyawan yang menyambut kedatangannya. Aura dingin yang berasal dari dirinya memancar kuat, membuat para karyawannya merunduk takut dan mulai berbisik-bisik. Pun ketika dirinya sampai di depan meja sang sekretaris, ia hanya berjalan melaluinya begitu saja tanpa menolehkan kepalanya barang sedikit pun. Mengabaikan sang sekretaris yang membungkuk padanya bersamaan dengan ucapan selamat pagi untuknya.

Sang sekretaris-- Park Sooyeon menghembuskan napasnya lesu. Ia kembali duduk di kursinya, menoleh ke samping dimana kaca yang menjadi pembatas antara tempatnya dengan ruangan sang atasan itu, memperhatikan sang kekasih di dalam sana yang kini telah berhadapan dengan sebuah komputer, laptop serta berkas-berkasnya. Pria itu sempat melirik ke arahnya namun, sedetik kemudian Taehyung kembali memfokuskan pandangannya pada komputernya. Lantas dirinya pun kembali menoleh pada mejanya dan memulai pekerjaan.

Waktu menjadi terasa begitu lambat ketika masalah datang dalam suatu hubungan. Itu yang dirasakan oleh Sooyeon sekarang. Jam-jam yang biasa terasa cepat dilalui pun kini harus rela dinikmati seorang diri oleh wanita bermarga Park itu.

Berkali-kali Sooyeon mencoba untuk mengajak Taehyung berbicara saat beberapa kali ia keluar-masuk ruangan Taehyung untuk menyerahkan surat-surat serta meminta tanda tangan pria muda yang menjabat sebagai Presdir perusahaan itu. Namun, usahanya selalu tidak berhasil. Nyatanya, pria itu tetap enggan mengeluarkan suara berat khasnya, hanya dehaman yang tertangkap oleh indera pendengarannya.

Tiga jam telah berlalu. Kini, waktunya untuk istirahat makan siang. Sooyeon  melihat Taehyung yang masih sibuk dengan komputernya. Ia berencana untuk menunggu Taehyung keluar. Namun, sedikit pun tak ada tanda-tanda dari pria itu untuk mengakhiri kesibukannya. Bahkan beranjak pun tidak. Wanita itu pun akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan dimana sang prianya berada.

Taehyung mendongak kala pintu ruangannya terbuka tiba-tiba.

"Taehyung, ini sudah istirahat makan siang. Apa kau tidak merasa lapar?"

Pria itu kembali mengarahkan pandangannya pada alat elektronik canggih bernama komputer tersebut.

"Keluar. Aku sibuk."

Sooyeon agak terkejut atas ucapan Taehyung yang ketus. Tetapi, ia tidak ingin menyerah begitu saja.

"Kau tidak ingin ke kantin, ya? Apa kau ingin aku pesankan makanan? Ah! Tadi aku menemukan restoran yang menyajikan menu yang kelihatannya sangat lezat. Bagaimana kalau--"

"Kubilang... KELUAR!"

Wanita itu terperanjat mendengar sentakan Taehyung yang sontak membuat kedua netranya kini mulai berkaca-kaca.

"Tapi, Taehyung-ah--"

"Apa kau tuli? Kubilang keluar ya, keluar!"

Sooyeon akhirnya menyerah.

Tuli? Ini bahkan bukan pertama kalinya Taehyung mengucapkan kata sarkastis itu padanya. Namun, entah mengapa kini rasanya sangat berbeda. Kata yang mengandung sarkasme itu berhasil menohok hatinya. Ia lalu berbalik, keluar dari ruangan Taehyung dan meninggalkan pria itu seorang diri.

Sooyeon membawa kakinya masuk menuju toilet wanita. Wanita itu menyangga kedua telapak tangannya di bawah keran wastafel yang kemudian secara otomatis air mengalir dari sana. Ia membasuh wajahnya dengan cepat lalu mendongak, menatap dirinya di pantulan cermin bersamaan dengan napasnya yang menderu.

My Lovely Assistant - KTHOnde histórias criam vida. Descubra agora