• Chapter 13

3.4K 385 68
                                    

Please vote ( ☞☆ ) sebelum membaca :)

~Happy Reading~

***

"P-presdir, a-apa yang akan anda lakukan?"

Taehyung semakin memajukan kepalanya membuat Sooyeon menjadi sangat gugup. Detak jantung Sooyeon di dalam sana pun berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya. Sooyeon menelan ludah lalu menahan napas karena jaraknya dengan Taehyung yang begitu dekat. Bahkan sekarang ia bisa merasakan napas hangat Taehyung seperti meniup-niup wajahnya.

Perlahan Sooyeon menutup kedua matanya membuat Taehyung mengernyitkan keningnya. Seakan paham dengan reaksi wanita itu, Taehyung harus rela menahan tawa gelinya.

"Sudah. Tadi ada sesuatu di rambutmu." Suara Taehyung membuat Sooyeon membuka matanya lebar-lebar.

"Apa yang kau lakukan? Kau berharap aku menciummu?" tanya Taehyung frontal namun terkesan santai yang membuat Sooyeon menjadi malu.

Aish, kau sudah salah paham Sooyeon-ah! Bodoh! Kau bodoh! Rutuk Sooyeon dalam hati.

"Kenapa tak menjawabku, hm?" Pertanyaan Taehyung sekali lagi membuatnya tak tahu harus berbuat apa sekarang. Ingin menjawab namun ia bingung harus beralasan seperti apa. Rasanya ia ingin lari saja dari hadapan Taehyung sekarang. Namun ia berpikir itu pasti akan semakin membuatnya terlihat bodoh karena ketahuan sudah salah paham dan gugup karena pria itu.

Apa yang harus aku lakukan? Tanyanya dalam hati.

"A-apa yang kau bicarakan? Ya! K-kau pikir aku mengharapkan i-itu? Tentu saja tidak!" ucap Sooyeon terbata-bata.

"Benarkah? Ku pikir tadi kau mengharapkannya. Jika kau memang tidak mengharapkannya, lalu untuk apa kau menutup matamu?" Sooyeon semakin terpojokkan karena ucapan Taehyung. Pria itu benar-benar membuatnya sangat malu sekarang. Sooyeon yakin, Taehyung sekarang sedang mengujinya alias menjahilinya.

"Aku menutup mata karena ... parfummu menyakiti mataku. M-mataku tadi perih. Ya! Berapa banyak parfum yang kau semprotkan pada pakaianmu? Jangan-jangan kau menghabiskannya hingga satu botol ya?"

"Kau cukup pandai juga beralasan."

"A-aku tidak beralasan. Memang mataku perih."

"Ya, terserah. Sudah mau malam. Aku antar kau pulang. Ayo." Taehyung beranjak dari bangku taman dan berjalan mendahului Sooyeon.

Aish, si menyebalkan itu!

Taehyung tersenyum geli mengingat kejadian barusan. Sebenarnya ia juga merasa gugup saat mendekatkan wajahnya ke arah wajah sekretarisnya itu. Untuk kesekian kalinya jantung Taehyung berdetak abnormal saat berhadapan dengan wanita itu. Hanya saat bersama Sooyeon, Taehyung merasakan hal itu. Ia juga tidak mengerti mengapa ia bisa seperti ini setiap kali bersama dengan wanita itu.

"Sekretaris Park." Karena tak kunjung mendapat sahutan, Taehyung memberhentikan langkahnya.

"Aw!" Taehyung merasakan ada sesuatu yang menubruk punggungnya. Ia membalikkan tubuhnya ke belakang dan ternyata yang baru saja menubruk punggungnya itu adalah kepala Sooyeon.

"Apa kau tidak dengar barusan aku memanggilmu? Benar 'kan apa yang ku bilang? Telingamu menjadi tuli sungguhan karena suka menyetel lagu dengan volume yang terlalu keras," cibirnya yang membuat wanita itu tampak sebal.

"Maaf, aku tidak dengar. Kenapa memangnya?"

"Tidak. Aku hanya ingin memastikan kau ada dibelakangku."

"Aku tidak akan kemana-mana, Presdir Kim Taehyung."

"Baguslah. Ayo."

Taehyung dan Sooyeon sampai di tempat parkir. Saat Sooyeon berjalan ke arah kursi penumpang tiba-tiba dari arah depan sebuah motor melaju dengan kencangnya. Taehyung yang melihatnya langsung saja meraih tangan Sooyeon sehingga tubuh wanita itu tertarik dan terbawa ke dalam dekapan Taehyung.

My Lovely Assistant - KTHWhere stories live. Discover now