• Chapter 34

801 112 25
                                    

"Annyeong haseyo."

Dengan canggung, Sooyeon menyapa saat memasuki ruang inap Nyonya Jeon lalu membungkukkan badannya sembilan puluh derajat kepada Tuan dan Nyonya Jeon.

"Oh! Kau sudah datang, Sooyeon-ah?"

Nyonya Jeon tampak senang melihat kedatangan wanita bermarga Park itu. Ia lantas duduk bersandar pada ranjang rumah sakit dibantu oleh Jungkook, anaknya. Sedangkan Tuan Jeon hanya diam dan tak berniat untuk berbicara.

"Bagaimana keadaan anda, Tuan, Nyonya Jeon?" tanya Sooyeon agak kikuk.

"Baik," jawab Tuan Jeon singkat.

"Aku sudah merasa lebih baik," jawab Nyonya Jeon seraya tersenyum.

"Kenapa masih memanggilku Nyonya? Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk memanggil eommonim?"

Kedua mata Sooyeon sontak melebar kala mendengar itu. Memang benar, Nyonya Jeon pernah menyuruhnya untuk memanggilnya dengan sebutan 'eommonim', tetapi itu dahulu saat dirinya menjalin hubungan dengan Jungkook. Setelah Jungkook menghilang, ia bahkan tidak pernah bertemu dengan keluarga Jeon lagi.

Apa panggilan itu masih berlaku hingga sekarang? Bahkan Jungkook sudah bertunangan dengan wanita lain.

"Sooyeon-ah, kenapa melamun?" Nyonya Jeon bertanya lagi.

"Ah, tidak. Syukurlah kalau keadaan Tuan dan Nyonya sudah membaik. Saya tidak--"

"Eommonim. Panggil aku itu. Lagipula kita kan sebentar lagi akan menjadi keluarga. Kenapa masih canggung seperti itu?"

Lagi-lagi Sooyeon dibuat bingung. Dan kali ini ia benar-benar terkejut, bukan main. Namun, ia berusaha bersikap setenang mungkin. "Ah iya, eo-eommonim."

Ia beralih pada Jungkook yang ada di sebelahnya dan menatap pria itu.

Jungkook mengerti. "Eomma, Sooyeon tidak bisa lama-lama di sini. Karena dia harus kembali bekerja besok," ucapnya.

"Ah iya, baiklah kalau begitu. Kau antar dia pulang, ya."

Nyonya Jeon lalu beralih kembali pada Sooyeon. "Terima kasih sudah kemari, Sooyeon-ah. Kemarilah sebentar."

Sooyeon hanya menurut dan mendekat ke arah Nyonya Jeon. Tiba-tiba saja ibu dari Jeon Jungkook itu memeluknya, ia agak tersentak namun sebisa mungkin untuk tenang dan membalas pelukan wanita paruh baya itu.

Nyonya Jeon melepaskan pelukannya lalu berujar, "Kalian hati-hati di jalan, ya. Jungkook-ah, jangan mengebut."

"Iya, eomma."

"Kalau begitu aku permisi." Sooyeon membungkukkan badannya lalu melangkah keluar dengan Jungkook di belakangnya.

"Jungkook-ssi, bisakah kau menjelaskan padaku tentang kejadian barusan?"

Sooyeon langsung meminta penjelasan begitu mereka berada di luar ruang inap Nyonya Jeon.

"Aku mengerti kau pasti terkejut. Aku akan menjelaskannya. Tapi tidak di sini. Ayo kita berbicara di taman rumah sakit ini," ujar Jungkook yang langsung disetujui oleh Sooyeon.

Mereka lantas melanjutkan langkahnya kembali, keluar dari rumah sakit menuju taman yang ada di samping rumah sakit dan duduk di sebuah kursi panjang yang ada di bawah pohon rindang.

Suasana berubah canggung seketika. Baik Jungkook maupun Sooyeon tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga sekitar dua menit menunggu, Jungkook akhirnya memulai percakapan.

"Eomma kehilangan sebagian ingatannya. Anehnya, kau yang dia ingat sebagai tunanganku. Bukan Chaeyoung," ucapnya menjelaskan, tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.

My Lovely Assistant - KTHOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz