50. Tamparan Rivan

22.6K 1.5K 102
                                    

"Ada kemungkinan saham Alger bakal turun drastis karena berita ini tapi lo tenang aja biar gue yang urus semuanya. Lo tinggal ikutin alur yang dibuat Rivan dan si MikayLandak tuh." ujar Elisha membuat Airin mengangguk patuh karena tidak ada pilihan lagi selain bekerjasama dengan Elisha.

Airin berdehem lalu mengambil gelas berisikan wine itu dan mencium aromanya pelan. "Jadi... apa imbalan yang harus gue lakukan buat lo." tanya Airin membuat Elisha tersenyum miring.

"Well, hanya satu keinginan yang perlu lo wujudkan di masa depan." jawabnya misterius membuat Airin terkekeh. Elisha masih sama seperti Elisha yang dulu. Tanpa bertanya lebih lanjut Airin mengulurkan tangannya.

"Deal."

***

Rivan frustasi saat ini, dengan cepat ia pergi ke kamar Airin dan tak menemukan gadis itu didalamnya. Rivan berteriak frustasi, untung saja bundanya sedang pergi arisan beberapa waktu yang lalu membuat Rivan bisa berbuat sesukanya saat ini.

Pemuda itu dengan gusar langsung mengambil handphonenya dari saku celananya. Dengan cepat ia mencari kontak Airin dan menghubungkan. Beberapa detik kemudian, panggilan tersambung.

"Halo, Rin!" sapa Rivan cepat saat panggilan tersambungkan.

"...."

"Lo di mana?" tanya Rivan to the point pasalnya Rivan ingin meluruskan masalah ini secepatnya. Ia hanya tidak ingin Airin salah paham dengan berita... padahal berita tersebut benar-benar saja. Terserah, Rivan sedang dilema saat ini.

"...."

"Jangan main-main, Airin! Cepat katakan lo di mana?" desis Rivan menahan kesal saat Airin terlihat mempermainkannya.

"...."

"Rumah Elisha?" Rivan membeo. Ia tidak yakin untuk apa gadis itu pergi ke rumah Elisha.

"Bisa kita pergi ke kafe tengah kota?"

"...."

"Oke, sampai jumpa jam 7 malam."

Rivan mematikan sambungan teleponnya dengan perasaan yang lega. Ia hanya tidak ingin Airin salah paham. Memang, Rivan terdengar egois dengan hal ini, ia tidak ingin Airin menjauhinya dan juga tidak ingin mengecewakan Mikayla.

Sebenarnya yang dicintai Rivan siapa sih?

Pemuda itu berjalan ke kamarnya dengan perasaan sedikit lega. Ia merebahkan tubuhnya ke kasur dan handphonenya kembali berbunyi dengan notifikasi yang banyaknya masuk.

Mata Rivan membola saat menonton sebuah video berdurasi beberapa menit itu.

"Dari informasi yang kami dapat, benarkah tuan Rivan sering berselingkuh dan melakukan hubungan gelap dengan perempuan lain?"

"Benar, tapi setiap pria akan kembali ketempat pulangnya yaitu rumahnya, singkatnya Rivan gak bakalan pergi dari Airin kecuali Airin yang pergi. Rivan hanya menyalurkan hasrat biologisnya kepada jalang, apa itu salah? Oh iya kalau ada yang mengaku kekasih Rivan tandanya dia salah satu jalang-jalang yang pernah berkencan dengan Rivan."

Rivan mencengkram erat handphonenya, ia terus saja menonton video wawancara gadis yang ia ketahui sebagai sahabat kecil dari Airin. Elisha... gadis yang pernah menjadi mantannya, kakak kelasnya itu membuat wawancara di kediamannya sendiri.

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang