21. Flashback

29.7K 2K 40
                                    

Untuk kesekian kalinya Raka datang ke rumah Airin. Hampir setiap hari, ia datang untuk bermain dengan Airin. Rivan yang kala itu masih kecil sangat kesal, karena perhatian Airin selalu direbut oleh Raka.

Sebenarnya bunda Airin awalnya ragu memperbolehkan Rivan dan Airin bermain. Namun, karena Raka sering membawa anak perempuan berusia 5 tahun yang sepertinya adik dari Raka, ia pun memperbolehkan.

Hari ini Raka sedang berada di ruang tamu rumah Rivan. Hanya ada mereka bertiga serta beberapa orang pembantu. Perlu kalian ketahui kalau Raka sangat menyayangi gadis kecil bernama Airin. Bahkan sangat mencintainya. Terdengar lucu dan terlihat pedofil memang.

Tetapi, untuk urusan cinta tidak akan tau, bukan?

Saat ini Raka memperhatikan Airin dan Rivan yang sedang bermain. Untuk beberapa saat, Raka merasa ingin buang air kecil.

Karena tak tahan, ia berdiri dan pergi ke kamar mandi.

"Ih!! Livan culang!" ujar Airin dengan cadelnya. Raka mendengar suara Airin saat keluar dari toilet.

"Alin gak mau main lagi sama Livan! Hiks..hiks" tambahnya sambil terisak. Karena mendengar suara tangisan Airin, Raka segera bergegas.

"Rivan minta maaf ya Airin cantik? Airin menang kok, jadi jangan nangis lagi" kata Rivan dengan panik saat melihat Airin mulai terisak

"Mama Meisya! Livan nakal! Alin bakal aduin Livan sama mama Meisya dan bunda Alin" ancam Airin.

"Mama sama papa lagi di kantor gak bisa kamu aduin" ujar Rivan sembari mengacak-acak rambut hitam Airin.

"Ish! Berantakan jadinya! Rivan tau gak Alin tuh dandan dulu sebelum kesini biar cantik"

Saat ia akan sampai ke ruang tamu, tiba-tiba mama-papa Rivan pulang bersama ayah-bunda Airin. Meisya tampak menangis di pelukan Karin. Sedangkan Allard sedang di hibur oleh Sanjaya.

Melihat bahwa keadaan tidak baik, Raka memilih bersembunyi agar tidak mengganggu privasi mereka.

Suara-suara mereka pun terdengar ditelinga Raka walaupun ia tidak ingin mendengar privasi orang. Matanya melirik 'Viovi-nya' sambil tersenyum simpul.

"Semua saham sudah dicabut perusahaan Alger tidak akan bertahan lama lagi" ujar Allard pasrah.

"Tenang saja, apa gunanya sahabat jika tidak bisa membantu sahabatnya" kata Sanjaya.

"Aku akan membantumu, tapi agar kamu tidak dicemooh musuh-musuh kita, aku sarankan untuk menjodohkan kedua anak kita"

Duar!

Raka tersentak, seakan ada belati yang menghunus dadanya, ia terduduk lemas. Viovi-nya akan dijodohkan? Padahal mereka baru satu tahun bersama.

-

Rivan sedang menonton televisi di ruang tamu. Sambil memakan beberapa keripik dikemasan instan milik Melody, ia menghela nafas berat.

Ini sungguh membosankan, pikirnya.

Ia beranjak, sambil tersenyum ia membayangkan wajah berseri Airin. Ah, seperti seorang yang sedang kasmaran.

Ia berjalan menuju kamarnya, disepanjang jalan ia memikirkan banyak kegiatan yang akan dia lakukan bersama sang kekasih.

"Pasar malam aja kali ya?" gumamnya.

Namun, langkahnya terhenti saat mendengar suara rintihan dari kamar Airin. Ia segera berlari ke depan kamar Airin mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis tersebut.

"Ai!? Airin!? Lo baik-baik saja?"

Karena tidak kunjung dibuka, Rivan segera membuka pintu yang untungnya tidak dikunci.

Dilihatnya Airin yang sedang tertidur sambil merintih. Dengan keringat dingin yang telah membasahi wajah dan seluruh badannya. Rivan segera menggoyangkan bahu Airin agar gadis itu segera bangun.

"Airin!? Bangun, sayang!"

Tiba-tiba Airin terbangun. Matanya menatap dingin dengan nafas yang memburu. Tak sadar kalau matanya telah mengeluarkan kristal bening. Ia tersentak saat seseorang menarik tubuhnya.

Mata Airin membola, siapa yang tak terkejut saat bangun tidur malah ditarik orang. Awalnya ia ingin berteriak, namun ia urungkan saat mencium aroma maskulin yang tidak asing.

Jantungnya berpacu dengan cepat. Suara pemuda itu membuat Airin yang tadinya ketakutan menjadi tenang.

"Lo baik-baik aja"

Airin hanya mengangguk didalam dekapan hangat tunanganya ini. "G-gue mimpi buruk"

"Raka?" tanya Rivan sembari melepaskan pelukannya. Airin mengangguk.

"Gue sayang Lo, Raka." lirih Airin. "Tapi, gue takut sama Lo" sambungnya

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang