14. Airin atau Melody?

34.9K 2.3K 38
                                    

Seperti biasa saat jam istirahat Airin dan teman-teman akan pergi ke kantin. Terlihat Airin yang sedari tadi tampak murung.

"Gue kek biasa" ujar Chelsea dan Audy serempak.

"Gue milkshake strawberry" ucap Airin.

"Oke, tunggu ya" ujar Adel dan Oliv.

Setelah beberapa menit, makanan merekapun datang.

"Kenapa Lo gak pernah makan, Rin?" tanya Audy yang selalu melihat Airin memesan milkshake.

"Gak laper"

"Lo diet?" tanya Audy.

"Hm.. mungkin?"

"Badan kek lidi sok-sokan diet!" ujar Adel ketus.

"Ya serah gue lah"

"Chelsea aja yang diet tetap makan"

"Gak! Gue gak diet cuma malas makan aja"

"Lo ada masalah ya Rin?" tanya Chelsea.

"Mungkin?"

"Woy! Gak ada jawaban lain apa?" ujar Oliv. Airin hanya terkekeh.

"Gak mood" Airin memanyunkan bibirnya.

Kemudian terdengar suara derap langkah kaki dan teriakan histeris para siswi di kantin. Tanpa menoleh pun Airin tau siapa yang datang. Siapa lagi kalau bukan Rivan dan kawan-kawan.

"Hai beb Adel!" sapa Daffa yang tiba-tiba duduk disamping Adel.

"Bebeb tai Lo!"

"Jangan marah-marah dong, entar jelek!"

"Bodo amat!"

"Udah-udah! Kami boleh duduk disini kan?" tanya Dika.

Airin hanya mengangguk kecil.

"Dik! Sana Lo! Jauh-jauh dari gue" pekik Audy.

"Lo kenapa tadi pagi gak bareng gue berangkat sekolah?" tanya Rivan datar.

"Menurut Lo?" Rivan mengerutkan keningnya bingung.

Airin tersenyum sinis. "Lo gak tau atau benar-benar gak tau?"

"Jangan bertele-tele Airin!" Rivan sedikit menaikan suaranya. Hingga mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin. Teman-temannya hanya diam melihat tontonan gratis yang tidak pada tempatnya.

"Udah, Van! Ini kantin!" Andra menenangkan Rivan.

"Gak gue sangka Lo sebego itu, Van!"

"GUE BILANG JANGAN BERTELE-TELE!"

"MELODY!" Airin berteriak di depan Rivan. "Gue gak mau satu mobil sama Melody!! Lo tau kan hubungan gue sama Melody gak baik-baik aja!?"

Rivan terdiam begitu juga dengan teman-teman mereka. Novan dan Andra berusaha mengusir penghuni kantin. Banyak yang merasa kecewa karena tidak bisa menonton lebih lanjut pertengkaran Rivan dan Airin.

"Lo tau gak gue dimarahin ayah karena gak jagain Lo?" Rivan terlihat murka sekarang.

"EMANG KAPAN LO PERNAH JAGAIN GUE HAH!!,"

Airin tertawa sumbang. "Sejak kapan Ayah peduli sama gue? Sekalipun gak pernah! Gue gak pernah ayah sayang! Lo tau kenapa? KARENA LO SAMA MELODY!" Mata Rivan membulat karena terkejut.

"ANDAI LO GAK EGOIS MUNGKIN GUE GAK BAKALAN DIKIRIM KE AUSSIE!! DAN LO? LO SAMA MELODY GAK PERNAH KEHILANGAN SOSOK ORANGTUA! WALAUPUN MAMA MEISYA UDAH MENINGGAL!"

"Sedangkan gue?" Airin mulai terisak. "Sedangkan gue hidup sendiri tanpa orangtua. Lo gak bisa ngerasain bagaimana perasaan gue karena kasih sayang orangtua gue ada sama Lo!"

"ITU KARENA LO MEMANG GAK PANTAS DIBERIKAN KASIH SAYANG!"

Bukan Rivan yang mengatakan itu, melainkan Melody yang tiba-tiba muncul.

Airin tersenyum sinis menatap Melody. Ia menatap tajam Melody. Tatapan tajam yang mampu mengintimidasi orang yang ditatapnya. Teman-teman Airin dan Rivan hanya diam membisu. Tak menyangka mereka memiliki hubungan rumit yang melibatkan keluarga.

"Lo emang gak pantas disayangi siapa pun! Baik Rivan atau orangtua gue!"

"ORANGTUA GUE BANGKE! LO CUMA ORANG LUAR!" bentak Airin.

"Dasar cewek ular!" pekik Adel.

"Lo tersiksa? MAKANYA PULANG LO KE AUSSIE! JANGAN PERNAH BALIK LAGI KE INDONESIA!"

"MELODY!!" bentak Rivan.

"LO MAU TAU KENAPA AYAH GAK SAYANG LO? ITU KARENA LO ITU ANAK CEWEK! AYAH PENGEN PUNYA ANAK COWOK!"

Airin tersenyum getir. Ia sudah mengetahui fakta itu. Sanjaya menginginkan seorang pewaris laki-laki.

"Lo tau, Mel? Kenapa gue selalu belajar dan malamnya gue selalu berurusan dengan tumpukan berkas, itu karena gue belajar menjadi pewaris yang baik buat ayah!"

"Gak usah terlalu memaksakan diri, Rin. Gue udah mastiin Lo gak bakalan dianggap ayah sama bunda."

"Lo itu mau apa sih Mel? Lo mau kekayaan? Gue bisa ngasih berapapun yang Lo mau asalkan jangan rebut kasih sayang orangtua gue!"

"GUE MAU LO PERGI BANGSAT!"

"LO YANG PERGI, MELODY! APA HAK LO NYURUH GUE PERGI DARI RUMAH GUE SENDIRI?"

"SEKARANG KITA BUKTIKAN! KAK RIVAN BAKALAN PILIH GUE ATAU LO?"

Mereka terkejut atas penuturan Melody.

"Kak! Kakak pilih aku atau Airin?"

"Pertanyaan macam apa itu!"

"Jawab aja kak!"

"Lo konyol, Mel" ujar Melody

Sekarang Rivan menjadi pusat perhatian Airin, Andra, Dika, Audy dan lain-lain. Rivan terlihat berpikir keras.

"Gue gak pilih siapa-siapa!"

"LO HARUS MILIH KAK! KALAU GAK GUE BAKAL PERGI DARI RUMAH!

Rivan menelan ludah. Ia membuang nafas panjang. Ia bingung sekarang harus memilih sang adik atau tunanganya.

"GAK USAH DIJAWAB!" pekik Airin.

"JAWAB KAK!"

"DIAM LO!"

"PILIH KAK! JANGAN DENGARKAN PEMBUNUH"

"Gue pilih...."

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang