5. Sekolah Baru

47.8K 3.1K 154
                                    

Rivan masih setia menatap Airin yang terbaring lemah disebuah kamar rumah sakit. Sudah 48 jam namun belum sadar. Dokter bilang tubuhnya trauma lantaran mendapat pukulan keras. Beruntung tidak ada yang serius.

"Maafkan gue, Rin. Kalau aja gue nemenin Lo pas di pasar malam. Kalau aja gue datang lebih cepat pas Lo diculik. Kalau saja orang sialan itu gak tau kalau Lo tunangan gue. Kal--"

Tiba-tiba jari Airin bergerak menandakan ia sudah sadar.
Perlahan ia membuka mata lentiknya. Rivan terlihat senang.

"Lo gak kenapa-kenapa kan?" Airin mengangguk kecil dan ia duduk dibantu oleh Rivan.

"Kok gue ada disini" tanya Airin.

Rivan segera menarik punggung Airin dan mereka berpelukan. Airin terkejut. Namun ia tidak membalas pelukan Rivan.

"Jangan bikin gue khawatir lagi ya? Lo tau gak gue takut banget kemarin? Gue kira Lo ninggalin gue" ujar Rivan.

"Please jantung! Jangan loncat-loncat! Semoga Rivan gak denger. Mampus gue!" batin Airin.

-

Sekarang Airin sedang menonton drama Korea kesukaannya di laptop. Kondisinya juga sudah mulai membaik. Namun, hubungannya dengan Rivan masih canggung.

Tok..tok..tok

"Masuk" ujar Airin masih fokus menonton.

"Nih makan dulu ya" ujar Karin

"Iya, Bun! Oh ya Bun, tiga hari lagi liburan sekolah usai kan? Aku sekolah gimana?" tanya Airin.

"Oh, itu udah diurus. Tapi kalau masih sakit badannya gak usah sekolah aja dulu ya?"

"Nggak, bun! Airin pengen sekolah"

-

"Rin, bangunin Rivan diatas" pinta Karin.

"Rivan sialan Lo! Cepat bangun!!" teriak Airin dari lantai bawah alias di meja makan.

"Disamperin lah Rin, masa teriak dari bawah" ujar Karin

"Gue udah bangun" ujar Rivan sembari menuruni tangga.

"Kamu beneran bisa sekolah hari ini?" tanya Karin.

"Iya Bun, aku hari ini bisa kok sekolah" ujar Airin sambil memakan roti.

"Rivan"

"Iya Bun?"

"Kesekolah bareng Airin"

"Harus ya Bun? Em..anu–"

"Bun, Airin sendiri aja naik mobil"

"Gak! Entar kamu diculik lagi. Rivan gak sayang bunda?"

Jika bunda sudah mengatakan kalimat andalanya, Rivan tidak bisa menolak
"Rivan sayang bunda. Oke, Airin bareng sama Rivan."

-

Airin memasuki mobil diikuti dengan Rivan. Sepanjang perjalanan, Airin hanya memandangi jalanan.

"Lo masih takut duduk di sana?" tanya Rivan memecah keheningan.

"Iyayah? Gue juga gak nyadar!" ujar Airin girang.

"Aduh senyumnya bikin gue melting!" Batin Rivan.

"Anjir! Mikir apa sih gue!" gumamnya.

"Hah? Apaan?"

"Eh! Ngga papa" ujar Rivan gelagapan.

"Gue mau Lo jaga mulut! Jangan bilang kalau Lo itu tunangan gue dan jangan marah kalau gue sama cewe lain"

Airin mengangguk. Matanya memanas. Sebenarnya hatinya sakit mendengar perkataan Rivan. Rivan mengatakan itu seolah-olah ia tidak menganggap dirinya sebagai tunangan.

Setelah sampai Airin segera melepas sabuk pengamannya dan keluar. Ia segera berlari. Tatapan heran dari para murid lantaran Airin datang bersama sang most wanted.

Eh, itu anak baru?

Demi apa, satu mobil sama Rivan?

Cabe!

Cantik anjir

"Airin! Emangnya Lo tau kelas Lo?" Percuma, teriakan dari Rivan diabaikan oleh Airin. Beberapa saat kemudian, terdengar bel masuk.

"Hiks..hiks" isak tangis Airin semakin menjadi.

BUGH

Airin menabrak seseorang. Ia mendongak saat orang tersebut mengulurkan tangannya. Airin segera membalas uluran tangan seorang laki-laki.

"Maaf ya. Gue buru-buru tadi" ujar Airin sopan.

"Lo murid baru?" tanya laki-laki yang bernama Novan. Airin tau dari name tag. Airin mengangguk.

"Lo nangis?" Airin tidak menanggapi pertanyaan Novan.

"Udah ya, gue mau ke kelas"

"Lo kelas berapa?"

"12 IPA 2"

"Kita sekelas dong"

-

Saat mereka sampai dikelas, Ternyata sudah ada guru yang mengajar.

"Kenapa kalian telat" tanya Bu Reni.

"Saya anak baru Bu, jadi agak nyasar tadi" ujarnya sopan.

"Novan gak usah ditanya, dia udah langganan terlambat" ujar Ibu Reni.

"Silahkan masuk dan perkenalkan dirimu"

Airin memasuki kelas diikuti decak kagum para murid. Cewe ber!mata hazel terkejut melihat seseorang yang familiar. What? Airin sekelas dengan Rivan?

Satu kata dari Airin. Taikkk!
Ini pasti ulahnya bundanya yang minta tolong om Allard terus om Allard minta tolong sama kakek Rivan. Argh!

"Halo! Perkenalkan nama gue Viona Airin Marselia S. Panggil aja Airin atau Alin. Gue pindahan dari Aussie. Gue harap kita bisa berteman akrab."

"Oke, silahkan duduk disamping Audy!"

"Airin nama ig nya apa?"

"Airin udah punya pacar belum?"

"Airin minta id line dong"

"Airin muka Lo kok growing banget pake apa?"

"BISA DIAM GAK!" suasana kelas seketika menjadi hening gara-gara teriakan tajam Rivan.

"Van, si Airin cantik ya?" ujar Dika.

"Liat aja, besok udah jadi pacar gue" kata Daffa yakin.

Rivan hanya mendengus sebal. Menyembunyikan hubungan mereka sepertinya bukanlah hal yang tepat.

Welcome Back, Tunanganku! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang