"terserah apa tujuanmu, kau adalah ancaman untuk hero. Kau adalah target yang harus kami tangkap. "

Shigaraki mendengus. "aku sudah memberimu pilihan yang baik, tapi kau memilih yang salah. Ah, menyebalkan..."

Midoriya melihat jika situasi semakin parah. Dia khawatir jika pertarungan akan terjadi dan membahayakan anak2 1A. Mungkin mereka bisa melawan dengan menggabungkan kekuatan, namun aizawa tengah terluka. Masalahnya villain yang datang adalah mereka yang memiliki kekuatan sangat berbahaya.

Dia tengah berpikir keras akan apa yang harus dia lakukan.

"anak2, mundur, lindungi satu sama lain dan jangan bergerak ketika aku tengah mengurusnya. " ujar aizawa.

"sensei! " yaoyozoru berseru panik. Karena kondisi aizawa tidak prima untuk mengalahkan tiga villain itu.

Midoriya juga setuju. Aizawa tidak akan menang dengan mudah. Untuk sekarang, persen kemenangannya sangat kecil. "tidak... jangan... jangan melawannya!" pikirnya panik.

"mundur. " aizawa kembali memperingati.

Akhirnya, iida mengarahkan mereka mundur dengan tenang. Meski dia juga khawatir dengan aizawa. Dia tahu teman2nya akan langsung membantu wali kelas mereka itu jika dalam bahaya.

Aizawa menggerakkan tangannya yang sebenarnya masih dalam masa pemulihan untuk memegang syal putihnya. Saat matanya menatap nyalang, benda putih yang mengintari lehernya itu mulai berkibar bersamaan dengan rambut hitamnya.

"midoriya," panggil aizawa. "pergi sejauh mungkin dari sini. Jangan biarkan mereka membawamu. "

"tidak... " midoriya menolak dengan ketakutan.

"midoriya, pergi! "

Midoriya menggeleng meski aizawa menyentaknya.

"haha, dia memahami kondisi saat ini dengan baik. " shigaraki terkekeh. "kau tahu dia secerdas apa kan? Dia tahu pilihan apa yang harus dia buat."

"pergi! " aizawa tidak peduli dengan ucapan shigaraki.

Namun begitu juga dengan midoriya, dia memutuskan tidak akan pergi apapun yang akan aizawa katakan. Sedikit saja dia menjauh, maka ketiga villain itu akan menyerang aizawa.

Meski kurogiri bisa dengan mudah membawanya pergi, namun dia tahu shigaraki tidak akan memerintahkan itu untuk bersenang2. Dia akan melawan aizawa dan kembali menimbulkan korban.

"midoriya! " aizawa semakin meninggikan suaranya.

"tidak, sensei. " midoriya tetap kukuh pada pijakannya. "aku tidak bisa..."

Saat itu terdengar suara derap kaki beberapa orang mendatangi kelas 1A. Midoriya melihat siapa itu dan segera melangkahkan kakinya dari ambang pintu memasuki kelas. Dia berada diantara ketiga villain dan juga mic serta cementoss yang baru saja datang.

"ternyata benar, mereka ada disini! " seru mic.

"amaya? " cementoss terkejut melihat keberadaan gadis itu.

"mic, bawa midoriya pergi! " pinta aizawa.

Mic butuh waktu beberapa detik untuk memahami apa yang terjadi. Dia kemudian mengangguk dan hendak meraih midoriya.

Namun midoriya menjauh. "tidak, kumohon jangan. "

"nak, kemarilah. " mic waspada karena gadis itu berada dekat dengan tiga villain league.

Cementoss memahami semua yang terjadi meski tidak dijelaskan. "semua akan baik2 saja, kemarilah. " dia mencoba membujuk.

"kau dengar itu? Pergilah. Jika kau mengkhawatirkan teman2mu dan juga aku yang terluka, maka sekarang bantuan sudah datang. Aku tidak akan bertarung sendirian. Pergilah." aizawa terus membujuk.

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang