34. Izinkan Aku Pergi Dulu

92.6K 12.1K 6.8K
                                    

2021

Fadil menghela napas pelan melihat story terbaru Andina

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fadil menghela napas pelan melihat story terbaru Andina. Tak seperti biasa di mana ia bersungut-sungut karena tak suka melihat konten story gadis itu, kini yang ia lakukan hanya keluar dari aplikasi dan mengunci ponselnya kembali. Ia terdiam menerawang langit-langit kamar kosnya.

Pertanyaan Debby masih terngiang di kepalanya. Gadis itu bertanya apakah Fadil mau kembali pada hubungan mereka di masa remaja. Itu artinya Debby mengajaknya untuk berpacaran lagi, bukan?

Seharusnya ia tinggal menjawab ya atau tidak. Seharusnya. Tetapi jawaban yang ia berikan justru menggantungkan gadis itu.

"Maksud lo balikan?" Fadil bertanya balik saat itu.

Mata Debby terarah ke atas sebelum mengangguk dan tersenyum. "Iya."

"Kenapa lo mau balikan sama gue?"

Debby terkekeh. "Fadil, let's be real. Kita dulu putus karena sama-sama masih bocah. Belum ngerti pacaran seharusnya itu gimana. Hubungan kita waktu dulu untuk lucu-lucuan aja. But we've grown now. Kita udah sama-sama dewasa. Kita berdua bisa bicara baik-baik kayak gini, sering komunikasi, bahkan waktu itu jalan ke Dago berdua. Gue rasa enggak ada masalah kalo kita kembali kayak dulu."

"Debby, lo tahu kan kalo gue lagi sibuk skripsi dan pastinya bakal lebih sibuk lagi kalo udah kerja nanti?"

"Selama ini lo sibuk, kita fine-fine aja kan? Dari lo sibuk bikin laporan magang, dapat tugas besar lagi, dan skripsi, kita masih sering video call."

"Apa temanan aja enggak cukup?"

"Fadil, ini cuma perbedaan status. Cuma supaya kita lebih jelas aja. Teman lo ngira missed video call itu dari pacar lo... kenapa enggak betulan dari pacar lo aja?"

Fadil mengernyit. "Penjelasan lo muter-muter, Deb. Gue cuma ngerti konstruksi bangunan, enggak ngerti konstruksi pikiran manusia."

Di seberang sana, Debby tertawa, meski Fadil tak bermaksud untuk bercanda. "Intinya di sini adalah gue ngajak lo balik ke hubungan masa remaja kita yang dulu lucu-lucuan, tapi sekarang untuk serius. Apa lo mau?"

Lelaki itu menatap layar ponselnya lama yang menampilkan wajah Debby. Apa gadis itu tak memiliki gengsi sama sekali untuk mengajaknya balikan duluan? Tetapi Fadil pun tahu Debby dari dulu seperti itu, berani mengambil langkah paling pertama, termasuk membujuk-bujuknya pergi ke McD sebelum bimbel dulu.

"Untuk saat ini gue belum bisa jawab," Fadil berkata akhirnya. "Mungkin lo bertanya di waktu yang belum tepat. Gue harus fokus revisi lagi, Deb. Sampai di sini dulu vidcall kita."

Raut wajah Debby yang tadinya berharap, tergantikan dengan raut wajah kecewa. Gadis itu menghela napas pelan seraya mengerutkan sudut mulutnya.

"Yaudah," nada suara Debby tak semenyenangkan sebelumnya. "Take your time."

Garis SinggungWhere stories live. Discover now