9. Diam-Diam Suka

85.4K 14K 2.1K
                                    

2012

"Demi apa lo? Bohong, kan, lo?!"

"Dih, sumpah demi Allah! Demi Rasulullah! Buat apa gue bohong? Dia sendiri yang bilang pas kelas tujuh."

"Tapi kok bisa?"

"Ya, mana gue tahu. Tanya langsung aja ke Fadil."

"Sukanya, suka banget atau suka aja?"

"Segala gituan pake ditanya. Enggak tahu! Pokoknya kalo dia tiba-tiba berubah sedeng pas free class, ya, udah pasti buat caper ke doi."

"Lo seriusan ini?"

"Ahilah! Capek, ngomong sama lo, Sa. Ditanya mulu guenya kaya Simsimi. Nih, PR lo, Din. Makasih."

"Ye, gue juga mending ngomong sama Simsimi daripada sama lo, 'enggak tahu', 'enggak tahu' mulu!"

Percakapan Daffa dan Risa masih terngiang-ngiang di kepala Andina. Ia sedari tadi hanya memain-mainkan bekalnya dengan sendoknya. Teman-temannya saling mengobrol sembari makan siang, tetapi Andina sedari tadi hanya diam. Pikirannya melanglang buana ke mana-mana.

Fadil menyukainya?

Meski ada perasaan membuncah di hatinya mendengar fakta mengejutkan itu, ia masih tak mempercayai Daffa—atau lebih tepatnya, tak ingin perasaannya terbang tinggi dulu.

Andina tak pernah merasa bahwa Fadil menyukainya atau paling tidak memberikan tanda-tanda bahwa lelaki itu memiliki perasaan terhadapnya.

Apa jangan-jangan Daffa berbohong? Tapi untuk apa juga Daffa berbohong? Atau Daffa hanya ingin mengerjai Risa?

"Wey, meneng bae lo." Risa menepuk lengannya.

Andina terbangun dari lamunannya. Ia menegakkan duduknya dan bergerak canggung di tempatnya. "Enggak, kok..."

"Eh, tau enggak?" Risa berbicara kepada Nadine dan Dela. "Tadi si Daffa nge-spill sesuatu yang mencengangkan!"

"Apaan?" tanya Nadine.

Risa menengok pada Andina. "Sampe bikin temen lo diam shock begini."

"Apaan, sih?" Dela ikut penasaran.

"Jadi... kata Daffa, Si Bigbol suka sama Andina!"

"Haaah?!!" Dela dan Nadine sama-sama tertegun. "Dia ngomong gitu? Serius?!"

"Iya! Jadi ternyata kalo dia ngelawak di kelas tuh buat caper ke Andina!"

"Oalaaah..."

"Yeee, Andina seneng, nih..."

Mereka bertiga mulai menggoda-goda Andina lagi. Sementara gadis itu sendiri hanya mendelik pada mereka dan tersenyum malu.

"Lo tau enggak, Del?" Andina beralih pada Dela. "Gue malah nyangkanya dia suka sama lo."

"Laah?! Dari sebelah mana dia suka sama gue?!"

"Yaa, abisnya lo ngobrolin Jepang mulu sama dia. Udah gitu jadi sering minjem pulpen ke lo, guenya dikacangin. Mana lo bilang waktu itu dia duduk di bangku gue pas gue enggak masuk."

"Ya ampun, Andina!" Dela menepuk keningnya. "Please, lah. Orang yang enggak tahu kalo lo deket sama Si Bigbol aja kayanya bisa liat, deh, kalo dia tertarik sama lo. Dia sering liatin lo kalo lagi main di depan. Dan lo tahu apa yang dia lakuin pas lo enggak masuk?"

Garis SinggungUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum