Buka Sebentar !

141K 9.7K 115
                                    

Bukan update gaes maaf hehe 😭

Aku belum tau kapan revisi buat benerin typo, kosa kata, sama kalimat-kalimat yang aneh.

Aku ngetik ulang diword juga, aku rombak semua dari konflik, permasalahn dll. Aku berfikir mau menerbitkan ini. Tapi jangan berharap dulu ya ges hehe.

Makasih banget buat kalian yang ngingetin aku, aku juga masih belajar jadi kita sama-sama belajar. Aku baca ulang lagi emang banyak banget typo nya huhu 😭

Bahkan ada yang rada aneh, kalian tandai ya bagaian mana yang harus aku ubah atau adegan mana yang salah.

Mau ngasih tau ini aja, hehe. Makasih banyak. 💖

Aku kasih sedikit deh, tentang GEGE couple.

■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

"Zalena bangun!" Suara nyaring disertai gedoran pintu yang cukup keras membuat Zalena terusik, ia membuka matanya cepat. Berjalan kearah pintu dengan kesal.

"Bang Zai! Kenapasih?! Ganggu orang tidur aja!" Zalena menggerutu kesal menatap kakak laki-lakinya ini dengan sinis.

Zaidan terkekeh pelan,  mengacak rambut sang adik gemas. "Udah jam 8 pagi kamu masih tidur, ngapain aja tadi malam?"

Zalena mengerucutkan bibirnya. "Marathon drama."

Zaidan geleng-geleng kepala dengan decakan halus. "Abang udah ngingetin berapa kali sama kamu, kalau jangan banyak begadang apa lagi karna drama."

"Lagian hari ini kan minggu, jadi Zalena marathon tadi malam."

"Besok-besok gak abang bolehin, ayok keruang makan sarapan."

Zalena mendengus pasrah dengan anggukan. "Bang gendong."

Zaidan berdecak pelan, lalu berbalik dan berjongkok didepan Zalena. Dengan senyum mengembang Zalena naik keatas punggung Zaidan melingkarkan tangannya dileher Zaidan.

"Sudah?"

"Sudah!"

Zaidan berjalan perlahan menuruni tangga rumah menuju ruang makan dimana abi dan ummanya sudah berada disana. Genna tampak terkikik kecil melihat Zalena yang begitu manja pada Zaidan.

"Masih pagi udah manja aja kamu Len." Ujar Genna sesaat setelah Zaidan menurunkan Zalena didekatnya.

Zalena menyengir. "Hehe, males jalan. Jadi minta gendong abang."

"Kamu kenapa baru bangun Len?" Gevan angkat bicara setelah meneguk kopi hangatnya.

"Marathon drakor bi." Sahut Zalena dengan ragu seraya duduk disamping Zaidan.

Gevan geleng-geleng kepala dengan decakan pelan. "Kebiasaan. Mau abi tambah hafalannya?"

Zalena menggeleng cepat dengan raut wajah panik. "Huhu, jangan dong. Janji gak lagi." Rengeknya.

"Abi pegang janji kamu." Ucap Gevan.

Genna ikut duduk duduk didepan Zalena, mengambil selembar roti lalu mengoleskannya dengan selai. "Zalena mau masuk SMA sama abang?"

Zalena mengangguk, ia menelan rotinya terlebih dahulu. "Iyaa, gak mau jauh-jauh dari abang."

"Abang gak mau." Imbuh Zaidan sengaja menjahili Zalena.

"Kok gak mau?!"

"Yang ada abang telat terus, kamu bangun siang mulu."

"Huaa abang! Zalen bangun pagi deh mulai besok beneran!" Ujarnya dengan yakin.

"Gak percaya."

"Umma bang Zai.." Zalena merengek dengan bibir melengkung kebawah menatap kesal pada sang kakak.

Genna berdecak pelan. "Kamu Zai, seneng banget godain Zalena!"

"Maaf ma." Cicit Zaidan pelan.

"Sekolah kamu kapan pendaftaraan Zai?" Tanya Genna.

"Minggu depan kayaknya ma, kemarin udah dikonfirmasi." Sahut Zaidan.

"Yes! Satu sekolah lagi sama bang Zai!" Zalena bersorak senang.

"Nanti sama abi daftarnya." Ujar Gevan, ia beranjak dari duduknya. "Abi mau kerumah sakit sebentar, ada yang diurus."

"Hati-hati ya abi-ku sayang." Ucap Zalena seraya mencium punggung tangan Gevan begitu juga dengan Zaidan.

Gevan terkekeh pelan. "Ada maunya nih pasti, minta belikan apa?" Gevan sangat paham jika Zalena sudah berkata sayang padanya.

Zalena tertawa kecil dengan anggukan. "Novel ya bi, nanti Zalen kirim judul novelnya."

"Iyaa nanti abi belikan." Gevan mengusap kepala Zalena lembut.

Gevan beralih pada Genna yang sudah berdiri, mengecup keningnya sebentar. "Nitip juga?"

Genna mengangguk. "Nitip rindu, jangan lama-lama." Tuturnya dengan kekehan diakhir kalimat.

Zaidan dan Zalena seketika tersedak mendengar ucapan sang umma. "YaAllah, umma bucin banget sama abi." Ujar Zalena seraya meminum air putihnya.

"Mesranya gak pernah luntur." Sahut Zaidan.

Genna tertawa pelan. "Stt! Umma sama abi biasa romatisan."

Gevan terkikik kecil, ia kembali menciup kening Genna. "Iya mas tau, mas berangkat ya? Assalamu'alaikum."

Genna mengangguk ia mencium punggung tangan Gevam terlebih dahulu. "Wa'alakumsalam."

🍭

Yang belum baca, cepetan buka profil aku baca punya Zaidan!  Jaya juga jangan lupa !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang belum baca, cepetan buka profil aku baca punya Zaidan!  Jaya juga jangan lupa !

Bye! Bye!

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang