10 - Ketahuan

280K 23.9K 1K
                                    

Votement teman-teman:)
.
.
.

Genna bangun dari tidurnya, dilihatnya gevan yang sedang menaruh segelas air putih diatas meja. Gevan tersenyum kepadanya membuat genna juga tersenyum, genna merasakan sesuatu yang aneh dikeningnya dengan gerakan pelan tangannya meraba, ternyata sebuah handuk kecil.

"Minum dulu." Gevan menghampirinya sembari menyodorkan gelas yang berisi air putih yang ia bawa tadi.

Genna menerimanya lalu meneguk air putih hingga setengah gelas. Kemudian ia menaruhnya diatas nakas, genna melirik jam dinding matanya membelalak terkejut karena sudah jam 9 pagi.

"Kak, nana kenapa gak dibangunin sholat shubuh?" Tanyanya dengan suara seraknya.

"Kamu menggigil saat tengah malam, dan kamu baru tenang saat saya peluk. Saya gak tega bangunin kamu saat sudah nyenyak."

"Kakak peluk aku?"

Gevan mengangguk, lalu membantu genna untuk mengubah posisinya menjadi duduk. "Hari ini saya kerumah sakit untuk mengurus pasien, kamu saya tinggal tidak apa-apa?" Ucap gevan. "Atau kamu mau ikut saya? Sekalian periksa?"

Genna tampak menimang-nimang tawaran gevan, sebenarnya jika dirumah saja ia akan sangat suntuk tapi jika dia ikut apa tidak menganggu pekerjaan gevan.

"Kalau nana ganggu kerjaan kakak gimana?"

Gevan terkekeh kecil. "Kamu tidak mengganggu saya."

"Yaudah nana ikut kakak aja, nana ganti baju dulu."

"Bisa?"

"Iya nana bisa, pusingnya udah mendingan. Kakak keluar dulu sana."

Gevan berjalan keluar dari kamar, membiarkan istrinya mengganti pakaiannya sebentar. Ia tersenyum mengingat wajah genna, ternyata perjodohannnya dengan genna berjalan dengan lancar.

Ia sangat berterima kasih pada kedua orang tuanya karena telah menjadikan genna sebagai pendampingnya dan tentu saj ia sangat bersyukur pada allah karena telah mengirimkan jodoh yang luar biasa untuknya.

Genna membuka pintu kamarnya, memperhatikkan gevan yang tengah senyum-senyum sendiri sembari bersandar didinding dekat pintu kamar mereka.

"Kakak kenapa senyum-senyum sendiri? Mikirin cewe ya?" Celetuk genna membuat gevan tersentak kaget lalu menetralkan wajahnya agar kembali datar dan terlihat dingin.

Gevan menatap wajah genna yang tertutup cadar. "Iya, saya sedang memikirkan perempuan."

"Siapa?"

"Kamu."

Genna terdiam ditempatnya, ia tekejut. Sejak kapan seorang gevanno bisa gombal receh seperti ini?

"Kakak kesambet apa?" Tanya genna sambil menahan tawanya.

"Kesambet kamu na." Gevan menahan rasa malunya ketika mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak pernah terucap dari mulutnya.

"Sejak kapan seorang gevanno bisa gombal receh gini."

"Sejak saya nikah sama kamu."

"Kak gevan!"

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang