35 - Ngidam Genna

167K 14.1K 218
                                    

Vote comment readers!
.
.
.
.
.
.

Genna merapikan hijabnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin, ia memeluk lengan Gevan seiring kaki mereka melangkah memasuki kawasan Hutan Pinus Mentaos salah satu tempat wisata yang biasa dikunjungi anak muda untuk berswa foto.

Genna juga menginginkan hal tersebut, mereka jarang sekali berfoto berdua dan kali ini ia akan memanfaatkan waktu untuk berswa foto dengan Gevan. Sekarang yang menjadi tukang foto dadakan adalah Dinda, ia mendengus kesal karena menjadi nyamuk untuk pasutri ini.


"Dinda! Foto-in disini,"

Dinda berjalan kearah mereka, membidik mereka dengan kamera ponsel mencari angel yang pas agar menghasilkan foto yang berkualitas. Gevan hanya bisa pasrah mengikuti kemauan sang istri, ia paling anti dengan berfoto. Terakhir kali saat akad dan resepsi pernikahan mereka.

"Satu, dua,"

Ckrek!

"Lebih deket Na! Masa foto jauh-jauhan gitu!" Protes Dinda dengan wajah kesalnya.

Genna terkekeh kecil lalu menarik Gevan agar mendekat padanya tak lupa ia memeluk lengan Gevan dengan mesra.

"Nah gitu, satu, dua,"

Ckrek!

"Bagus!" Ucap Dinda sambil mengacungkan jempolnya.

Genna berlari kecil menghampiri Dinda, ia ingin melihat hasil fotonya. "Dinda bagus fotoinnya," Komentarnya setelah melihat hasil fotonya.

"Iya dong! Gue berbakat dibidang fotography," Sahut Dinda yang mulai percaya diri.

Gevan hanya tersenyum kecil melihat fotonya dengan Genna, melihat raut wajahnya yang begitu datar membuatnya meringis ngeri. Kenapa ia susah sekali tersenyum jika difoto?

"Dinda, tolong foto ulang. Saya gak senyum," Celetuk Gevan membuat Genna dan Dinda saling tatap sambil menahan tawa.

"Liat Nana, biar bisa senyum." Sahut Genna dengan mata yang menyipit menandakan ia sedang tersenyum dibalik cadarnya.

Gevan mengusap lembut kepala Genna dengan senyum kecil. "Iyaa,"

Dinda menatap pasutri didepannya ini dengan malas, apa mereka lupa jika Dinda masih sendiri? Mengapa haru bermesraan didepannya! Wah, Dinda benar-benar merasa iri sekarang.

"Jadi foto gak nih?" Tanyanya dengan sedikit kesal.

Gevan mengangguk, lalu menarik Genna mencari spot foto lain. Dinda melangkahkan kakinya berat mengikuti Gevan dan Genna dari belakang.


Gevan merangkul pinggang Genna dengan mesra, dibawah payung warna-warni dengan senyum lebar yang manis membuat Genna terpesona. Genna mendongakkan kepalanya sejenak, menikmati senyum manis sang suami. Dinda sadar akan hal itu dengan segera ia memotret mereka, candid kata anak muda sekarang.


"Sadar Na, mas tau kalau senyum mas manis," Celetuk Gevan menyadarkan kekaguman Genna pada senyum milik Gevan. Ia menunduk malu.

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang