Epilog

204K 12.8K 924
                                    

Vote comment ! Jangan siders !

Aku mau ngucapin terima kasih sebanyak-sebanyaknya kekalian readers aku, terima kasih atas kritik, saran dan pujiannya 💖

Tetap jadi readers setia aku ya, terus nantikan karya aku selanjutnya ♡

.
.
.
.
.
.
.
.

"Na! Zaidan mana?" Gevan datang menghampiri Genna dengan panik saat Zaidan tidak terlihat dipenjuru rumah.

Genna menolehkan kepalanya. "Loh, tadikan main sama mas."

Gevan mengusak rambutnya bingung. "Iya, tapi mas tinggal kekamar tadi sebentar."

"Mas! Kebiasaan!" Geram Genna kesal ia bergegas meningglakan cucian piringnya, berjalan kesegala penjuru rumah mencari keberadaan Zaidan.

"Zaidan.. kamu ngumpet dimana hm?" Ucap Genna seraya menyibak gorden jendela yang menjuntai sampai kelantai. Biasanya jika ia dan Gevan lengah menjaga Zaidan, ia akan bersembunyi.

Gevan ikut mencari ruangan yang pintunya terbuka, diusianya yang sudah 9 bulan Zaidan semakin aktif dan memiliki keingin tahuan lebih pada objek tertentu. "Jagoan abi, ayok keluar jangan sembunyi."

"Mas, ketemu?" Tanya Genna, menghampiri Gevan yang berada didepan ruang kamar bawah.

Gevan menggeleng pelan. Genna berdecak pelan, ia teringat ruang bermain yang baru mereka isi dengan berbagai mainan kemarin malam. Genna lekas menarik lengan Gevan menuju ruang bermain yang berada disudut rumah.

Pintunya terbuka, Genna rasa Zaidan memang ada disini. "Zaidan?" Panggilnya.

Zaidan datang merangkak dengan tatapan lugunya, menghampiri Genna. "Bbuubuuu.."

Gevan bernafas lega, ia sudah sangat panik mencari Zaidan. "Abi panik cari kamu Dan,"

Genna menggendong sang anak, lalu menatap kesal pada Gevan. "Mas, jangan kebiasaan ninggalin Zaidan sendiri!" Omel Genna.

Gevan mengangguk patuh. "Maafin ya?"

"Iya, mas jagain Zaidan lagi. Nana mau siapin bahan buat bakar-bakar nanti." Ujar Genna seraya memberikan Zaidan pada Gevan.

"Mas sama Zaidan kedepan." Ujar Gevan seraya menggendong Zaidan.

"Inget, jangan ditinggalin!" Pesan Genna sebelum  kembali kedapur.

Gevan tersenyum kecil. "Iya, sayang."

Genna mengecup pipi gembil Zaidan terlebih dahulu. "Jangan ngumpet lagi ya."

Zaidan menatap lugu dengan tawa kecilnya. Genna kemudian berbalik, namun lengannya dicekal. Ia menatap Gevan dengan alis terangkat.

Gevan menunjukkan bibirnya dengan senyum kecil. Genna terkekeh pelan, sedikit berjinjit lalu mengecup bibir Gevan cepat. Kemudian langsung berlari kecil meinggalakannya.

"Gemesin kayak kamu Dan," Gumamnya seraya menatap wajah tampan Zaidan.

■ ■ ■ ■ ■

Genna melirik jam didinding dapur, sudah hampir siang ia bergegas menyelesaikan pekerjaan didapur. Setelah mencuci perlatan dapur ia meninggalkan dapur mencari keberadaan Gevan dan sang anak laki-laki, Zaidan.

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang