28 - Menyelesaikan Masalah

181K 15K 143
                                    

Vote comment ♡
.
.
.
.
.


"Dindaa.."

Genna menepuk pelan pundak Dinda, hari ini Genna memutuskan untuk membolos kuliah lagi ia tidak mungkin membiarkan Dinda sendirian dirumah. Gevan dan Ilham sudah berangkat sekitar 30 menit yang lalu, ya Ilham tadi malam menginap disini juga.

Dindaa membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya, ia membalik tubuhnya menghadap Genna yang duduk ditepi kasur.


"Udah pagi ya Na?" Tanyanya seraya mengubah posisinya menjadi duduk.

Genna mengangguk pelan, menyodorkan segelas air putih pada Dinda. "Maaf ya, gue tidur lagi sehabis sholat shubuh tadi."

"Gakpapa kok, hari ini kita bolos dulu ya." Ujar Genna. "Dinda mandi aja dulu, aku bawain baju tuh kalau udah langsung kemeja makan oke?" Sambung Genna dibalas anggukan dari Dinda.


Dinda beranjak dari kasur sesaat setelah Genna keluar dari kamar, Dinda mengikat rambutnya terlebih dahulu lalu masuk kedalam kamar mandi dengan membawa pakaian yang Genna pinjamkan untuknya.

Ia menatap pantulannya didepan cermin yang tersedia dikamar mandi tersebut, luka lebamnya mulai membaik yang belum hanya rasa traumanya.

Setelah selesai dengan ritual mandinya, ia segera kemeja makan seperti yang dikatakan Genna tadi disana sudah tersaji berbagai makanan. Dinda dibuat melongo, apa ia harus menghabiskan ini semua?

"Kok bengong? Duduk dong," Celetuk Genna saat melihat Dinda yang hanya berdiri didekat meja makan.


Dinda mengerjapkam matanya, ia duduk disamping Genna yang sudah mengambil piring dan menuangkan nasi beserta lauk pauknya.


"Hari ini aku masak banyak jadi kamu harus banyak juga makannya," Ujar Genna dengan kekehannya, ia menaruh piring yang sudah berisi nasi dan lauk pauk itu kedepan Dinda.

Dinda menatap Genna dengan haru, ia sangat berterima kasih pada Genna sahabat satu-satunya ini selalu berbaik hati kepadanya. "Na, gue terharu," Ucap Dinda dengan wajah sedihnya.

"Jangan sedih lagi, habis makan nanti kamu cerita ya biar kita bisa laporin Erick."


Dinda berdeham, mereka mulai menyantap makanannya  dalam diam. Hanya dentingan sendok dan piring yang berdenting memenuhi pendengaran mereka.

Setelah selesai mereka membagi tugas, Genna mebereskan makanan dimeja dan Dinda membasuh piring. Genna menaruh makanannya dilemari makan dengan perlahan lalu menutupnya rapat, sesaat kemudian ia menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Ia berjalan tergesa-gesa menuju kamar mandi, memuntahkan isi perutnya. Dinda yang mendengar suara itu segera menghampiri Genna, ia terkejut melihat Genna yang melemas setelah membersihkan mulutnya.


"Astaghfirullah Na! Kamu kenapa?" Ucap Dinda panik, ia menuntun tubuh Genna keluar daei kamar mandi.

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang