07 - Akad

290K 25.9K 2K
                                    

Votement!
.
.
.

Tak terasa prosesi akad nikahnya sudah didepan mata genna menatap dirinya didepan pantulan cermin, gaun putih yang melekat pada tubuhnya  hijab dan cadar  yang senada dengan gaunnya ditambah polesan make up tipis pasa wajahnya menambah kesan cantik pada dirinya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Genna hisana maulida binti adam putra dengan maskawin tersebut dibayar tunai!"

"Para saksi?"

"Sah!"

"Alhamdulillah,"

Genna menghela nafas lega ketika gevan dengan lancar mengucap ijab kobulnya, pergerakannya terhenti ketika gevan melantukkan surah Ar-rahman.

Hatinya menghangat, ini mahar yang ia dambakan sekaramg terwujud. Matanya memanas mengeluarkan cairan bening ia sangat terharu.

Pintu kamar terbuka menunjukkan sosok lea dan riri yang sedang tersenyum haru padanya. Kini anak perempuan satu-satunya sudah menikah, ia berdoa semoga pilihan mereka yang terbaik.

"Ayok nak, kita kebawah."

Genna memelik umminya manja. "Ummi! Nana malu."

Lea terbahak begitu juga dengan riri, sungguh menggemaskan menantunya ini. Lea mengelus pundak genna. "Kenapa malu? Muka nana kan ketutup."

"Pokoknya nana malu."

Lea menggandeng tangan genna, menuruni anak tangga dengan hati-hati karena dress genna terbilang cukup panjang. Genna semakin menundukkan kepalanya ketika semua orang menatapnya kagum, betapania sangat malu sekarang.

Tak sadar dirinya sudah berada disamping gevanno yang juga sedang menatapnya tatapannya selalu dingin. Tapi kali berbeda tatapannya menghangat, genna duduk disamping gevan ia menggenggam tangannya yang dingin. Benar-benar gugup.

Genna dan gevan menandatangi berkasnya terlebih dahulu kemudian bertukar cincin, ini bagian yang sulit untuk genna karena ia belum pernah bersentuhan dengan laki-laki selain abi dan abangnya. Dengan ragu genna menggapai jemari  gevan namun diurungkannya, tangannya sendiri benar-benar gugup.

Sekali lagi genna mencoba tetap saja ia canggung, membuat para tamu greget. Gevan sendiri terkekeh pelan ia paham dengan genna, dia sendiri juga belum pernah bersentuhan dengan wanita kecuali ibunya.

"Ummi.." Rengeknya pada lea.

Lea tertawa lalu mendekati putrinya yang tengah gugup ditengah sana. "Gakpapa na, udah halal juga." 

Dengan bismillah genna menggapai jemari gevanno lalu memasukkan cincinnya kejari manis gevan, dan tanpa ragu gevan melakukan hal yang sama pada genna.

Genna mencium punggung tangan gevanno, lalu gevan mencium kening genna lama. Jantungnya berdetak tak karuan. Gevanno meletakkan tangannya tepat diubun-ubun genna, ia menutup matanya lalu membacakan doa untuk genna. Genna tersenyum dibalik cadarnya.

🌦

Setelah acara akad berakhir genna dan gevanno masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian menjadi lebih santai malam ini hanya akan ada makan malam bersama sedangkan resepsinya dilakukan 2 hari lagi.

Genna melepas jarum-jarum yang ada dihijabnya, tangannya pegal karena banyak sekali jarum yang menempel pada hijabnya. Ia mengumpulnya seluruh jarumnya pada satu wadah kini tinggal peniti yang menyangga dibawah dagunya, ia melepaskannya lalu meletakkan pada meja riasnya. Belum sempat membuka hijabnya gevan masuk dengan wajah lelahnya.

Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang