22 - Titik terang

206K 18K 2K
                                    

Jangan lupa tekan bintang readers, Happy Reading 🙆‍♀️♥️

.
.
.
.
.

Genna dan Dinda memasuki area mall, tujuan pertama Genna adalah Gramedia lalu Donat. Genna menarik lengan Dinda untuk mengikutinya menuju Gramedia yang ada dilantai 2.

Sesaat setelah masuk kedalam Gramedia, Genna mengambil 2 buku yang ada dirak Best Seller buku yang sudah jadi incarannya.

"Dinda gak beli?" Tanyanya sambil menunggu antrian.

Dinda menggeleng, "Gak suka baca,"

Genna ber'oh' ria, lalu membayar buku yang ia beli. Genna mengambil plastik yang berisi bukunya itu, mereka berjalan keluar dari Gramedia. Menyusuri lantai 2 karna Dinda akan membeli sesuatu.

Mereka berhenti didepan toko yang dicari Dinda, "Na kamu beli donat dulu gih, gue agak lama didalam.

"Emang kamu ngapain?" Tanya Genna karna penasaran.

"Gue mau perawatan hehe, cuman wajah kok. Tapi tetep aja lama," Jelas Dinda dengan cengirannya.

"Yaudah, Aku ke lantai bawah beli donat. Nanti aku kesini lagi,"

"Sip."


Genna melangkahkan kakinya menuju eskalator untuk mencapai lantai dasar. Rasanya sepi, padahal banyak orang. Ia terlalu memikirkan Gevan, rasa gundah dihatinya belum mereda.

Genna berjalan menyusuri lantai bawah, mencari toko donat langganannya. Namun, pergerakannya terhenti saat matanya menangkap sosok Gevan yang sedang dengan perempuan.

Vadia?

Matanya memanas, ia kira Gevan pulang kerumah ternyata ia pergi kesini makan berdua dengan Vadia. Dadanya sesak, ia terus memperhatikan gerak-gerik Gevan yang terlihat santai.

Hingga ia tak sadar jika Gevan sedang menatapnya dengan keterkejutan. Dengan cepat Genna membalik badannya, berjalan menjauhi resto yang Gevan tempati.

Disisi lain, Gevan dibuat panik saat Genna melihatnya makan dengan Vadia yang merupakan mahasiswinya juga dikampus. Ia tidak sengaja bertemu,  kemudian Vadia mengajaknya untuk makan sebentar.

Semua semakin kacau, masalah yang satu saja ia tidak tahu sekarang ditambah dengan kesalahpahaman. Gevan berlari mengejar Genna yang sudah tak terlihat dipandangannya.

Ia tidak mau permasalahan ini terus berlanjut, semoga saja hari ini ia bisa menemukan titik terangnya. Gevan bernafas lega saat kembali menemukan istrinya ini, ia menarik lengannya membuat Genna berbalik menghadapnya.

"Kita selesaikan dirumah," Ucap Gevan.

Genna menggeleng pelan, "Nana mau nginap dirumah bang Ferlan."

Gevan menghembuskan nafasnya, mencoba memadamkan emosinya yang bergejolak. "Jangan lari dari masalah. Saya tidak mau masalah ini terus berlanjut tanpa ada titik terang,"

"Kakak lanjut aja, Nana nunggu Dinda disini."

Gevan tak menghiraukan ucapan Genna ia menarik lengan Genna menariknya keluar dari area mall, membawanya masuk kedalam mobil. Emosi Gevan benar-benar diuji.


Jodoh Dari Allah [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang