38

786 52 71
                                    

" Mas. " panggil ku pada mas Juna yang tengah sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerjanya.

" Hm? Kenapa Des? Mas fikir kamu langsung tidur abis nidurin Nata di kamarnya. " ujar mas Juna mengalihkan pandangannya dari pekerjaannya dan memandang ku yang berjalan mendekat ke arah dirinya menggunakan gaun tidur ku.

" Belum kok. " sahut ku singkat. Aku memang belum berencana tidur setelah berhasil menidurkan Nata tadi. Karena itu aku langsung mendatangi mas Juna di ruang kerjanya ini.

" Sini duduk di pangkuan mas. " pinta mas Juna pada ku yang sudah berdiri di sampingnya. Seraya memundurkan kursi yang dirinya duduki ke belakang agar memudahkan ku. Dan aku sama sekali tak berkeberatan dengan permintaannya ini untuk duduk di atas ke dua pahanya.

" Mas ganteng banget kalo pake kacamata gini. Keliatan dewasa. Aku suka. " ujar ku pelan. Membuat dirinya tertawa.

" Tumben banget kamu muji mas. Ada apa Des? " tanya mas Juna sembari memandang ku.

Aku pun mulai memeluk tubuhnya erat begitu aku sudah duduk di pangkuannya. Sembari menguburkan wajah ku di bahunya. Hanya diam, tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada dirinya. Dan membuat mas Juna sedikit kebingungan dengan sikap ku ini.

" Kenapa sayang? Ngantuk ya? Mau tidur sambil meluk mas? " tanya mas Juna seperti kebiasaan ku yang selalu tidur memeluk dirinya. Tak lupa dirinya mulai mengelusi punggung ku dengan sebelah tangannya dan tangan satunya lagi menjaga posisi tubuh ku agar tak terjatuh.

" Belum. Aku belum mau tidur. " jawab ku menggeleng.

" Terus? "

" Aku ada yang mau di omongin sama mas. " sahut ku pelan. Seraya menghirup aroma tubuhnya dengan penuh keintiman.

" Ada apa Des? " tanya mas Juna mulai serius.

" Aku... " ujar ku menggantung. Tak menyelesaikan ucapan ku.

" Hm? " sahut mas Juna mengeryitkan dahinya.

" Aku mau nyoba punya anak lagi. Boleh gak? " tanya ku pelan.

Dan semakin pelan, nyaris berbisik. Membuat mas Juna menghela nafas berat seraya tersenyum kecut. Karena mendengar nada suara ku yang semakin pelan membicarakan hal ini pada dirinya.

" Kenapa pelan banget ngomongnya sayang? Nanti mas gak denger, Des. " ucap dirinya. Sembari melirik ke arah diri ku yang terus saja memeluk tubuhnya.

" Aku takut mas nolak. Kalo aku ngomong gini. " jawab ku menyahut.

" Mas mana mungkin nolak. Tapi mas gak mau ngungkit masalah ini di depan kamu. Mas lebih milih gak punya anak lagi dari pada bikin kamu kepikiran karna mas mau punya anak. " ujar mas Juna serius.

" Tapi Nata udah gede mas. Nata udah nyaris mau empat tahun. Dan aku mau punya baby lagi. "

" Mau ke dokter Rena lagi? " tanya mas Juna sembari menyebutkan nama dokter spesialis kandungan yang biasa kami berdua datangi semenjak aku masih baru menikah dengan dirinya.

" Mau ngapain emang? "

" Mas mau kita kontrol ke dokter Rena. Kalo bisa sih, mas mau program kembar juga. Biar langsung dua. Biar kamu gak kesepian lagi kalo mas kerja. " ujar mas Juna menjawab pertanyaan ku. Membuat ku terkejut dengan ucapannya ini.

" Mas mau anak kembar? "

" Iya. Lucu kali ya? Tapi mas juga rada berat sih mau kembar. Kasian kamu ngurusnya. Takut mas gak ada waktu bantuin kamu. Waktu kamu ngurus Nata kemarin aja, mas sampai nyakitin hati kamu kan. Mas malah bentak - bent... "

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now