32

1.1K 59 14
                                    

" Des. " panggil mas Juna pelan pada ku sembari membuka pintu kamar ku dengan perlahan agar tak menimbulkan bunyi yang menganggu ku yang tengah menyusui Nata saat ini.

" Ya? Kenapa mas? " tanya ku memandangnya dengan ke dua tangan ku yang memangku Nata.

" Masih lama kamu nyusuin Nata? " tanya dirinya lagi sembari berjalan mendekati ku dan mendudukkan pantatnya di dekat tubuh ku yang saat ini bersandar di ranjang kami berdua.

" Iya kayaknya. Nata nya masih kuat nyusu mas. Haus banget kayaknya nih. Ada apa emang mas? " tanya ku tersenyum ke arah dirinya.

" Dari tadi belum selesai? Lama ya? Lecet gak payudara mu gara - gara nyusuin Nata terus? " tanya mas Juna balik pada ku dengan tatapan khawatir.

" Agak perih sih. tapi gak papa. Masih bisa tahan kok. Lagian kan Nata juga udah numbuh gigi. Wajar kalo dada ku lecet gara - gara nyusuin Nata. " jawab ku tersenyum. Mencoba menenangkan dirinya yang terlihat agak mengkhawatirkan diri ku.

" Kalo payudara mu di kasih salep, aman gak ya Des buat Nata? Biar lecetnya di obatin dulu. Baru kamu nyusuin Nata lagi. Kasian kamu kalo di biarin. " tanya mas Juna lagi pada ku.

" Gak usah deh pake salep ya? Takut nya malah gak aman nanti buat Nata. Lagian gak papa. Gak terlalu sakit kok, mas. " sahut ku memandang dirinya.

" Yakin? " tanya mas Juna memastikan.

" Iya. " balas ku menganggukkan kepala ke arah dirinya.

" Kalo kamu udah gak tahan, kasih salep aja Des. Nata biar sementara minum susu formula aja. " ujar mas Juna perlahan seraya memandang ku.

" Iya. " sahut ku tersenyum.

" Eh iya, mas tadi kenapa? Nanyain aku masih lama apa enggak tadi? " tanya ku lagi pada dirinya.

" Enggak papa sih, Tadi Reihan ngehubungin mas. Nelpon mas, dia. Dia katanya mau ngobrol sama kita semua. Termasuk kamu. Ada yang mau di omongin. Mas bilang aja kamu masih ngurusin Nata di kamar. Jadi, dia bilang nunggu kamu selesai aja. Baru nelpon lagi nanti. " Jelas mas Juna sembari mengelus wajah ku dan wajah Nata bergantian.

" Ya udah, kalo gitu mas aja ya yang ngobrol sama Reihan duluan. Mungkin ada yang penting kan. Nanti kalau Nata udah selesai nyusu, trus tidur. Aku nyusul buat ikut gabung ngobrol sama si caplang. " ujar ku dan berhasil membuat mas Juna menggelengkan kepalanya beberapa kali.

" Reihan mintanya sama kamu juga dari awal. Katanya kamu juga kudu perlu hadir. Nanti juga gak papa katanya nunggu kamu selesai ngurusin baby boy dulu. " sahutnya pada ku.

" Ya udah kalo dia maunya gitu. Bentar dulu ya. Paling bentar lagi Nata selesai nih. Udah dari tadi juga kan nyusunya sama aku. " ujar ku akhirnya setelah mendengar ucapan mas Juna barusan.

" Hm. Gembul banget sih Nat. Jangan lama - lama dong nyusu sayang. Kasian bundanya. Udah mau setahun juga umur mu, masih kuat aja nyusunya. Udah dong nyusunya. " tegur mas Juna pada anak kami sembari mencubit pipinya pelan dengan tawa perlahan dan berhasil membuat tawa ku berderai melihat interaksi di antar mereka berdua.

" Biarin sih mas. Mumpung masih bisa nyusuin Nata kan aku nya. " ujar ku di sela - sela derai tawa ku. Beruntungnya aku, aku masih bisa menyusui Nata walau usianya kini sudah menginjak satu tahun.

" Ya enggak gitu. Tapi gantian dong sama ayah, Nat. Ayah juga mau main sama bunda, nak. Kalo kamu terus yang sama bunda, ayah kapan sama bundanya nak. Bunda kecapean nanti. " ucap mas Juna sembari memandang anak kami dengan intens.

" Dasar mesum, emang ada mau nya mah negur anaknya buat selesai nyusu. Udah jadi ayah juga, mesumnya gak ilang - ilang sih mas. " sewot ku datar begitu mendengar alasan dirinya ingin Nata segera menghentikan aksi menyusunya pada diri ku.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now