45

661 43 15
                                    

" Des, bangun gih. Sholat subuh dulu. " ujar mas Juna mengguncang pelan tubuh ku yang masih tidur dan tertutupi oleh selimut. Kini dirinya duduk di samping ku sembari memandang wajah ku yang masih terlelap dalam tidur ku.

" Des. " panggil mas Juna lagi begitu melihat diri ku yang tak bergeming di bangun kan oleh dirinya.

Cup... Cup... Cup...

" ergh. " erang ku perlahan begitu aku merasakan kecupan - kecupan kecil di seluruh wajah ku.

" tumben susah banget kamu di bangunin. Bangun gih. Sholat dulu. Nanti lanjut tidur habis sholat. " ujar mas Juna lagi tetap duduk di dekat ku begitu dirinya merasakan aku sudah terbangun akibat ulah nya barusan. Aku pun mengerjap kan ke dua mata ku dan menemu kan dirinya sedang memandang diri ku saat ini sembari tersenyum simpul.

" mas kenapa malah cium - cium sih. Belum mandi juga ih. " sahut ku pada dirinya.

" biasanya juga kalo mas bangunin, kamu langsung bangun. Ini berapa kali mas bangunin gak bangun - bangun. Sekalian aja mas ciumin muka kamu. " balas mas Juna tak mau kalah dan membuat ku tertawa karena jawabannya.

" apa sih mas. Alasannya kok gitu banget sih. Random ih. " tawa ku.

" ayo bangun. Ntar waktu subuhnya abis. Subuhan dulu Des. " ujarnya lagi menggenggam ke dua tangan ku dan menarik tangan ku untuk membuat ku bangun dari rebah ku. Aku pun mengikuti dirinya untuk berwudhu dan menunaikan sholat shubuh dengan dirinya yang menjadi imam ku.

***

" Des, kalo mau tidur, tidur aja lagi sana, muka mu masih ngantuk gitu. Mas bisa kok ngurusin Nata pagi ini. Lagian si kembar masih tidur juga kan. Gak bakal rewel untuk sementara waktu. " ujar mas Juna begitu kami selesai sholat subuh berjamaah.

" enggak deh mas. Nanti aja habis Nata sama mas berangkat, aku baru tidur lagi. Gampang lah. " sahut ku sembari menyimpan mukena dan sajadah ku.

" bohong. Kamu tiap mas berangkat bukan nya istirahat trus tidur, tapi malah beres - beres rumah kan. " sergah mas Juna tak percaya.

" kamu kan udah mas kasih tau Des. Urusan beres - beres rumah biar mas aja pas mas pulang kerja. Kamu cukup jagain anak anak aja, istirahat juga. Lagian jaga anak anak di rumah juga pasti capek kan. Mas gak suka liat kamu capek - capek gitu. Mas mau kamu nyari waktu senggang buat ngelakuin apa pun yang kamu mau. " tambah mas Juna mendekati diri ku dan mengelus kepala ku dengan perlahan. Aku tau jika dirinya sebenarnya sedikit tak tega dengan ku.

" Desyca gak papa kok mas. Lagian anak anak juga gak pernah rewel. Jadi Desyca bisa santai. " ujar ku membalas ucapan mas Juna sembari menarik tangannya untuk semakin mendekat ke arah ku dan membuat ku langsung memeluk tubuh atletis nya.

Aku benar - benar menyukai aroma tubuh mas Juna yang saat ini yang hanya terbalut kaos tipis berwarna hitam. Tanpa sadar, aku saat ini justru menenggelamkan seluruh wajah ku di ceruk lehernya. Dengan tangan mas Juna yang mengelusi punggung ku.

" mas pasti capek. Udah kerja seharian di luar rumah, pulang ke rumah trus main sama anak anak, manjain aku juga, masa harus beres beres rumah lagi. Aku jadi berasa gak ada gunanya jadi istri kalo gitu mas. " tambah ku lagi bergumam di dalam pelukannya saat ini.

" apa sih Des. Mas capek ya wajar. Namanya juga mas ini kan kepala keluarga. Lagian kamu sama anak - anak itu tanggung jawab mas. Mas nikah sama kamu, sampe kita punya anak itu bukan mau bikin kamu susah. Tapi bikin kamu bahagia. Kebahagiaan kamu, Nata, Ofi sama Ica itu tujuan utama hidup mas sekarang. " ujar mas Juna lembut sembari sesekali mengelus puncak kepala ku dengan sebelah tangannya yang lain.

" mas dulu minta izin papih dan mamih buat nikah sama kamu ya mau ngebahagiain kamu lahir dan batin. Jadi rasanya wajar kalo mas mau kamu nikmatin hidup kamu sebagai istri mas. Selagi mas mampu buat ngurus semua kehidupan kita di sini, buat apa mas minta kamu yang ngerjain? " tambah mas Juna dan membuat ku sekali lagi bersyukur karena telah menetapkan hati ku pada dirinya.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now