33

922 49 0
                                    

" Hallo ibu negara. Capek banget ya ngurusin Nata? Sampe kecapean gitu muka elo. " panggil Reihan begitu menemukan ku yang sudah duduk di samping mas Juna. Kini kami berdua sedang ada di ruang tengah di depan televisi.

" Hai dek. Capek pasti tho ngurus ponakan nya mas. " ujar mas Bejo saat pertama kali melihat ku.

Mereka berdua tak tau saja jika kelelahan ku saat ini di sebabkan oleh sahabat mesum mereka. Sama sekali bukan karena aku kerepotan mengurus Nata, keponakan mereka. Dan aku harus mengingatkan diri ku jika permainan sebentar untuk mas Juna itu paling sebentar, lebih dari satu jam.

Sehingga kami tadi agak terburu - buru menerima panggilan dari Reihan begitu kami keluar dari kamar mandi. Untungnya saat ini aku memakai baju kaos mas Juna yang lehernya agak kecil dengan rambut terurai. Aku benar - benar berharap bekas permainan bibir mas Juna yang ada di leher ku tak terlihat oleh mereka.

" Mana ponakan gue? Om Dirganteng mau ketemu nih. " ucap Dirga sumringah memandang ku dengan mas Juna.

" Nata nya baru tidur. Baru juga ku taroh di box bayi tuh di kamar. " sahut ku memberitahu ke tiga om nya ini. Kini kami berdua sedang berada di ruang tengah tepat di depan televisi.

" Yah, sayang banget. Padahal om Dirganteng membawa sejuta cinta untuk ponakan om. " ujar Dirgarong tertawa. Ucapannya ini berhasil membuat kami bergidik karena ngeri dengan apa yang di ucapkan nya.

" Iyuh. " ucap Reihan jijik dengan refleks.

" Ojo gitu dek. Risih iki lho mas dengernya. " sahut mas Bejo bergidik ngeri melihat juniornya yang satu ini.

" Ga! Geli! " ucap mas Juna ketus.

" Apaan sih garong. " runtuk ku.

" He, sorry sorry. Becanda doang gue nya. Apa sih kalian. Baperan ih semua. " ujar Dirga tertawa setengah bercanda sembari akhirnya meminta maaf.

" Ada apa sih caplang sampe nyariin aku segala? Sampe nungguin aku nidurin Nata? " tanya ku pada Reihan dan langsung membuatnya merengut tak suka namun di tambah dengan pandangan bingung ke arah diri ku.

" Lho? Sejak kapan elo ngomong aku? Biasanya gue? " Tanya Reihan bingung dengan ucapan ku ini.

" Tau nih slebor aneh. Biasa juga ngomong gue elo. Sekarang kenapa jadi aku. Iyuh ih. " ucap Dirga.

" Iya. Kenapa tho dek? " tanya mas Bejo bingung. Sama seperti Reihan dan Dirga.

" Ya Kan aku udah punya Nata. Kayaknya gak pas aja ngomong gue elo lagi sekarang. Jadi mending ngomong aku kamu kan. " ucap ku tersenyum. Membuat mas Juna yang mendengar ucapan ku pun mengelusi pinggang ku dengan lembut dan perlahan. Apalagi semenjak tadi, tangannya terus berada di belakang tubuh ku.

" Tumben Des? " ujar Reihan tak mengerti.

" Tau nih. Tumben. Kesambet apaan sih slebor? " tanya Dirga tak kalah bingung.

" Udah deh, biarin tho dek. Kan bagus dek Desyca begitu. " Ujar mas Bejo menengahi ucapan Reihan dan Dirga.

" Tau nih. Udah deh. Lagian mau ngomong apa sih si Caplang? " ujar ku bertanya.

" Des. Please lah. Tadi udah bagus ngomongnya aku kamu. Sekarang malah manggil gue caplang. Lagian ntar anak elo denger. Kan gak lucu nanti dia manggil gue om caplang. Gimana sih. Masa ganteng - ganteng gini di panggil om caplang. Gak ah. " runtuk Reihan memandang ku dengan wajah yang di tekuk dan membuat ku tertawa.

" Iya iya enggak lagi. Ada apa sih emang? " tanya ku kembali padanya di sela - sela tawa ku.

" Gini. Gue cuma mau ngasih tau sama kalian. "

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now