27

982 64 0
                                    

" Mas. " panggil ku pada mas Juna yang tengah duduk santai bersama dengan mas Bejo dan Reihan pun langsung memandang ku. Dirinya pun dengan segera beranjak mendekati diri ku yang masih mengasuh Nata di ranjang.

" Kenapa Des? Capek ya? Mau gantian sama mas gendong Nata? " tanya mas Juna dan membuat ku menggelengkan kepala sembari tersenyum. Wajah mas Juna saat ini terlihat sangat - sangat khawatir pada ku.

" Enggak, aku gak papa kok mas. " ujar ku di sela - sela senyuman ku.

" Yakin? Mas gendong aja Nata nya ya? Lagian ada Bejo sama Reihan. Bisa di minta tolong buat gendong Nata. Jangan kamu terus dong. " ucap mas Juna tetap mencoba untuk membuat ku istirahat dan menggantikan posisi ku ssat ini yang sedang menggendong Nata.

" Gak usah sayang. Gak papa kok mas. " tolak ku lagi sembari mengelus tangannya agar sedikit banyak bisa menenangkan nya.

" Lalu? Kenapa Des? " tanya mas Juna mengelus kepala ku perlahan dengan salah satu tangannya yang tak ku pegang.

" Telponin garong dong. Video call sama dia. Aku mau pamer Nata sama om sama kakeknya di Korea. Boleh gak? " ujar ku pada mas Juna dan membuat mas Juna menganggukkan kepala sembari tersenyum ke arah ku. Mengingat begitu banyak sahabatnya yang menyayangi Nata saat ini.

" Tentu aja boleh. Bentar ya, mas telpon Dirga dulu. " ujar mas Juna mengambil handphonenya dan mulai melakukan video call dengan Dirga.

" Hallo. " ujar Dirga saat menerima panggilan dari mas Juna di seberang sana bersama dengan ke dua pamannya, Laoshi dan Hyunbin.

" Wah, Laoshi, Gege. Desyca kangen! " seru ku ketika mas Juna menerimakan video call dari Dirga dan mas Juna berbaik hati langsung mengarahkan kamera pada ku yang masih mengendong Nata.

Mas Juna pun memilih untuk duduk tepat di samping ku di atas ranjang sehingga aku bisa bersandar pada dirinya sembari dirinya tetap memegangi handphone milik ku.

" Selamat ya Desyca, sudah lahiran. Maaf Laoshi, Gege dan Dirga gak bisa ke sana. Maaf kami semua gak bisa nemenin kamu di sana. Banyak perusahan di Korea yang lagi bermasalah. Jadi kami bertiga harus tetap ada di sini buat ngurusin perusahaan. " ujar Laoshi memberi ucapan selamat pada ku.

" Gak papa kok Laoshi. Santai aja sama kami ini. Makasih juga buat ucapannya ya Laoshi. " balas ku sembari tertawa renyah memandang layar telepon yang ada di hadapan ku ini.

" Gembul banget baby nya. Cakep. Selamat ya Arjuna, Desyca. Semoga baby nya sehat, kalian di sana juga sehat - sehat terus. " ucap Hyunbin mendoakan kami semua di sini.

" Terima kasih Ge ucapannya. " kali ini mas Juna yang bergantian dengan ku menyahut ucapan dari Hyunbin.

*****

" Kalian berdua mau hadiah apa buat baby nya? Nanti biar Gege kirimin dari sini. Atau mau stroller, atau apa? Atau mau liburan? Ke mana? Eropa? Aussie? Atau kalian mau ke Korea? Sekalian bawa Baby nya jalan - jalan. " ucap Hyunbin dengan wajah yang berbinar - binar begitu melihat Anak ku yang begitu montok dan menggemaskan di dalam pangkuan ku.

" Santai dong Ge. Satu - satu ngomongnya. Jangan langsung gitu. " ucap mas Juna sembari mengulum senyum melihat ulah Hyunbin yang langsung memberikan curahan perhatian pada anak kami yang baru lahir ini.

" Gak usah repot - repot Ge. Lagian baby nya belum perlu stroller kok. Gak boleh langsung di ajak liburan juga. Apalagi naik pesawat. Masih rentan Ge. Harus nunggu beberapa bulan dulu. " tolak ku halus dengan ucapan Hyunbin barusan yang amat sangat bernafsu untuk memberikan ku hadiah.

Aku tidak terlalu kaget begitu mendengar dirinya akan memberikan hadiah dan paket liburan untuk kelahiran anak ku dengan segampang itu. Saat aku dan mas Juna menikah dulu saja dirinya memberikan beberapa hadiah yang membuat ku geleng - geleng kepala. Dirinya memang terlalu royal apalagi pada kami semua. Bahkan semenjak kami masih OSN beberapa tahun yang lalu.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now