20

1.2K 61 13
                                    

" Mas, jangan lupa. Nanti sore check up ke dokter. Hari ini terakhir check up kan. " ujar ku pada mas Juna yang masih santai menonton tv dan bersandar nyaman di sofa yang berada di ruang tengah.

Aku dan mas Juna memang sudah kembali ke Bandung semenjak seminggu yang lalu. Dan selama seminggu ini, baik orang tua ku, orang tua mas Juna, Dellon, Hyunbin, Laoshi, Dirga, Reihan dan mas Bejo ikut ke Bandung dan menemani kami berdua di rumah. Dan saat ini lah aku bersyukur mas Juna membeli rumah yang cukup besar sehingga membuat mereka bisa beristirahat tanpa harus memikirkan jika mereka akan tidak kebagian kamar untuk beristirahat.

Sayangnya, Irene tak bisa ikut ke Bandung mengantar ku dan mas Juna karena dirimu harus kembali ke Pekanbaru segera untuk mengurus spesialis nya yang tersendat karena menemani ku selama di Bandung dan Jakarta saat aku kehilangan mas Juna.  Dan baru saja kemarin semua orang pulang ke Pekanbaru secara bersama - sama menggunakan pesawat pribadi milik Hyunbin. Apalagi Hyunbin, Laoshi dan Dirga memang berencana untuk ke Pekanbaru sekaligus menjenguk keluarga angkatnya di Pekanbaru sebelum mereka kembali ke Korea.

Dan untuk mobil yang di beli oleh Hyunbin di Bandung saat kami semua memutuskan untuk ke Jakarta mencari mas Juna, Akhirnya Hyunbin memberikan mobil itu kepada Dellon dengan cuma - cuma dan membuat Dellon melonggo karena segampang itu dirinya mendapat sebuah mobil baru yang di beli Hyunbin saat di Bandung tempo hari.

Apalagi, awalnya Reihan yang di rencanakan mendapat mobil itu. Tapi karena Reihan baru membeli mobil menggunakan hasil kerjanya sendiri dari ke dua cafenya.  Hyunbin pun memilih memberikannya pada Dellon dan lebih memilih memberikan modal pada Reihan untuk membuka cabang baru cafe miliknya di Pekanbaru lagi. Bahkan Hyunbin berjanji akan mengurus kepemilikan mobil itu berganti atas nama Dellon sendiri. Membuat Dellon berkali - kali berterima kasih kepada salah satu orang teroyal yang pernah ku temui seumur hidup ku itu.

" Iya. Sekalian check up kamu juga kan ke dokter Rena. Mas udah lama gak nemenin kamu ketemu dokter Rena. Selama kamu di Jakarta, gimana pengobatan sama dokter Rena? Gak jalan? " tanya mas Juna.

" Iya. Pegobatannya tetep jalan kok. Selama di Jakarta emang pengobatannya ya di diskusiin lewat WA aja. Untungnya ada Irene yang bantuin. Tapi mas. Ada yang mau aku obrolin sebentar sama mas. " jawab ku sembari duduk di samping dirinya dan membuat dirinya menarik tangan ku untuk lebih merapat ke arah tubuhnya.

" Mau ngomong apa Des? Kamu gak kerja? " tanya mas Juna pada ku. Pasalnya harusnya hari ini adalah hari pertama ku kembali masuk kerja semenjak aku pergi ke Jakarta beberapa minggu lalu untuk mencari mas Juna.

" Enggak mas. Tadi udah bilang kalo aku bakal masuk hari senin lusa aja. Nanggung udah mau weekend gini masuk. Anak - anak di Boscha juga udah nge-oke-in. "

" Hm. Mau ngomong apa emang sama mas? " tanya mas Juna penasaran dengan apa yang ingin ku sampaikan.

" Sebenarnya, aku mau ngasih tau mas. Kalo semua yang ke Jakarta kemaren udah pada tau tentang penyakit ku. Kecuali orang tua ku sama orang tua mas. " ucap ku jujur. Baru sekarang aku berani mengungkapkan semuanya karena aku merasa, mas Juna saat ini sudah kembali sehat seperti sedia kala.

" Mas fikir kamu gak mau mereka tau. Bukannya kamu minta mas rahasiain masalah ini kan. " ujar mas Juna bingung.

Pasalnya, dirinya tahu jika aku benar - benar mencoba untuk menyembunyikan perihal sakit ku dari semua orang. Bahkan dirinya juga ikut membantu ku untuk menyembunyikan penyakit ku ini dari semua orang terdekat kami. Setahu dirinya pun hanya Irene seorang yang tau tentang penyakit ku ini karena faktor ketidaksengajaan saat aku dan mas Juna bertemu dengan dirinya di praktek dokter kandungan yang kami datangi.

" Masa Irene ngasih tau mereka Des tentang penyakit mu ini? " tambah mas Juna lagi tak habis fikir. Karena walaupun Irene berkeberatan untuk pilihan ku menyembunyikan penyakit ku ini dari semuanya, Irene sudah berjanji untuk merahasiakan ini dari siapa pun dan membiarkan aku atau pun mas Juna yang akan bicara nantinya.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang