18

1.1K 63 10
                                    

Jam dinding sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Dan aku sama sekali masih belum bisa tertidur. Aku masih setia menatap mas Juna yang tetap tak terbangun sampai dengan saat ini. Kali ini aku hanya di temani Laoshi, Hyunbin dan Dellon yang baru saja tertidur karena kelelahan menemani ku. Sedangkan Dirga, Reihan, Mas Bejo dan Irene beristirahat di apartement Irene setelah bergantian dengan Laoshi, Hyunbin dan Dellon.

Jujur saja, aku sebenarnya sudah sangat mengantuk. Apalagi pola tidur ku sangat - sangat berantakan semenjak aku tau mas Juna kecelakaan beberapa minggu yang lalu. Semenjak kecelakaan itu, aku terus menerus mengalami mimpi buruk yang membuat ku langsung terbangun dengan tubuh dan wajah yang penuh keringat dan histeris. Bahkan tak jarang aku terbangun dengan wajah yang penuh air mata dan terisak. Itu salah satu alasan kenapa aku tak ingin terjatuh tidur dan mengalami hal yang sama setiap harinya.

Sering kali aku tertidur hanya tiga sampai empat jam saja per hari karena mimpi buruk yang terus saja menghantui ku. Dan sebenarnya mas Bejo dan Reihan beberapa kali meminta ku untuk ke dokter dan meminta resep agar bisa mengonsumsi obat tidur dan membuat ku bisa tidur nyenyak walau hanya sebentar saja. Tapi aku tak ingin merusak pengobatan penyakit ku dengan di tambah obat tidur lagi. Sehingga aku menolak saran mas Bejo dan Reihan untuk mengonsumsi obat itu dan memilih membiarkannya.

*****

Rasanya baru saja aku terlelap tidur saat aku merasakan elusan hangat di kepala ku beberapa kali walau dengan perlahan. Membuat aku terjaga dan teringat dengan elusan mas Juna yang sering di lakukan nya untuk menenangkan ku di saat aku sedang kalut.

Dengan perlahan, aku pun membuka ke dua mata ku dan saat ini aku justru menemukan sosok mas Juna yang tengah memandang ku sendu dengan ke dua mata yang sayu.

" Des... " panggilnya pelan dan membuat ku langsung berurai air mata karena aku kembali mendengar suara yang sudah lama ku rindukan.

Segera saja aku bangun dari duduk ku dan langsung menekan bel untuk memanggil perawat yang ada di atas kepala mas Juna tanpa sempat membalas panggilan mas Juna barusan. Aku pun dengan segera beranjak untuk membangunkan Laoshi, Hyunbin dan Dellon yg masih tertidur pulas dengan berurai air mata seraya mengatakan mas Juna sudah tersadar dari tidur panjangnya.

" Laoshi, bangun. Mas Juna udah sadar. "

" Ge, Gege. Mas Juna udah bangun. "

" Lon. Ayo bangun. Lon. Mas Juna udah sadar. " panggil ku kepada mereka bertiga sembari mengguncang - guncang tubuh mereka dengan sedikit keras karena mereka tak bangun - bangun walau sudah berkali - kali ku bangunkan.

" Ergh, ada apa Des? "

" Kenapa Des? Kamu mau gantian sama Gege? "

" Kenapa mba? Mau tidur ya? Mau gantian sama Dellon? "

Bergantian Laoshi, Hyunbin dan Dellon bicara pada ku dengan wajah kusut karna bangun tidur secara tiba - tiba. Bahkan ku lihat Laoshi dan Dellon beberapa kali mengusap wajahnya karena ngantuk yang masih mendera mereka berdua.

" Mas Juna udah sadar. " ucap ku singkat dan langsung membuat mereka bertiga terduduk tegak dan terjaga sembari memandang ku dengan pandangan tak percaya.

Dan tak berapa lama, mereka bertiga pun langsung berlarian menghambur ke ranjang tempat mas Juna berada dan melihat jika mas Juna benar - benar sudah sadar. Mereka pun melihat bagaimana mas Juna memandang mereka bertiga dengan senyum dan wajah yang masih pucat dan sayu.

*****

" Arjuna benar - benar sudah sadar. " ucap Laoshi tertegun karena melihat ke dua mata mas Juna yang sudah terbuka.

" Panggil Dokter dan perawat yang lagi jaga, Jie. " perintah Hyunbin pada Laoshi yang berdiri di dekat kepala mas Juna.

" Aku sudah manggil dokter sama perawat pakai bel, Ge. Bentar lagi mereka ke sini. " ujar ku memberitahu mereka semua. Membuat Laoshi mengurungkan niatnya untuk memanggil dokter dan perawat.

304 TH STUDY ROOM 02 (FAN FICT) (Completed)Where stories live. Discover now