'Cause you're the reason

14 11 0
                                    

Lagi, untuk ke berapa kalinya cahaya mentari berhasil masuk ke dalam kamar berisi empat orang gadis. Seorang gadis memasukkan beberapa buku dan kotak pensil ke dalam tas, merapikan ikatan rambutnya, membuat secangkir latte hangat untuk sahabatnya, lalu membenarkan letak kacamatanya yang sering turun ke bawah batang hitungnya, tak lupa memasang lagu "you are the reason" dari Callum Scott melalui sebuah mp3 berbentuk kubus. Gadis lain terbangun mengerjapkan matanya beberapa kali hingga penglihatannya jelas, meraih pita rambut berwarna hitam untuk mengikat rambutnya yang kusut, mulutnya membaca do'a, dan beranjak menuju kamar mandi. Berselang sepuluh menit semerbak harum aroma sabun lavender masuk ke dalam hidung gadis berkacamata-Felic-, gadis berpita rambut hitam-Michel-memakai seragam, mulutnya kembali komat-kamit membaca do'a, intro musik dari "You are the reason" mengalun, mengisi ruangan dengan dua ranjang tingkat dan sebuah kamar mandi. Michel mengikuti lirik-lirik milik Callum Scott, suara Callum Scott berhasil membuat Michel takjub akan keindahan. Felic hanya tersenyum melihat sahabatnya mengikuti bait demi bait lirik yang dilantunkan. Perasaan Michel menjadi lumayan tenang setelah dibuat terkejut dengan halaman-halaman buku milik Raka semalam.

 Perasaan Michel menjadi lumayan tenang setelah dibuat terkejut dengan halaman-halaman buku milik Raka semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebaris kalimat dari buku catatan Raka terbayang di pikiran Michel. Kalimat itu persis seperti judul lagu ini. Michel teringat akan halaman itu, apa maksud Raka bahwa ia adalah alasan? Mungkin ia akan menemukan jawaban di halaman-halaman selanjutnya. Ia belum selesai membaca seluruh paragraf dalam buku Raka, sepucuk surat dari Raka pun belum dibuka. Baru beberapa halaman yang Michel baca, hampir semua tentang dirinya. Ia baru tau kalau Raka adalah orang yang puitis, setiap goresan penanya memiliki banyak makna. Sedangkan di sudut kelas XI-1 IPA, seorang laki-laki sedang memenjamkan kedua matanya menikmati alunan lagu berjudul "Surat Cinta untuk Starla" baginya lagu itu sangat cocok untuk didengarkan pagi ini. Ia melirik arloji menunjukan pukul 07:40 saatnya ia menuju kelas X-3 IPA, menunggu seorang gadis dingin dan jutek yang berhasil merebut hatinya.

'Bila musim berganti
Sampai waktu terhenti
Walau dunia membenci
Ku 'kan tetap di sini'

Sebait lirik dari lagu itu, mungkin dapat menggambarkan perasaan Raka. Raka masih memasang earphone di telinganya-enggan untuk melepasnya sebelum bertemu gadis yang ia cari, walau di zaman ini kebanyakan orang sudah memakai airpods yang tentunya lebih kekinian dan canggih, bagi Raka earphone berwarna monokrom miliknya adalah yang terbaik. Tak ada duanya dunia, dan mungkin saja tak tergantikan. Hari ini jadwal upacara, namun Michel belum muncul juga, Raka mulai menerka-nerka. Sedetik kemudian, dari ujung koridor kelas X terlihat empat orang gadis, salah satu dari mereka berhasil membuat senyum Raka mengembang begitu saja tanpa sebab, seorang gadis dengan rambut yang tergerai, earphone hitam yang terpasang ke dalam telinganya, tas ransel abu-abu senada dengan rok seragamnya, seulas senyum-walaupun terpaksa-membuat gadis itu bertambah cantik.

"Good morning, princess!"

"Princess-princess palamu!" balas Michel tanpa melirik sang empu yang memamerkan giginya yang berderet rapi.

"Princess, pagi-pagi nggak boleh marah-marah dong. Ntar cakepnya hilang." goda Raka. Michel mengacak-acak rambutnya sendiri, pengen dibunuh nih orang! geram Michel di dalam hati.

"Bodo amat!"

"Princess, tunggu gue di lapangan ya! Gue jadi pemilik hati lo." Raka mengusap-usap pucuk kepala Michel berlalu pergi secepat mungkin, takut diamuk oleh Michel. Aster, Ara, dan Felic yang menjadi saksi kejadian tadi hanya menggeleng-gelengkan kepala mereka bersamaan lalu mengucap kata "COCOK!". Kemudian keempat gadis tadi melangkah masuk ke dalam kelas X-3 IPA yang hanya terus sebagian. Ari-pacar Ara langsung menghampiri pacarnya.

"Ke lapangan yuk, beb"

"Yuk, duluan ya... Dadah para jomblo" Ara melambaikan tangan kirinya kepada para jomblo : Aster, Felic, dan Michel. Mereka sudah sangat terbiasa dengan sikap Ari dan Ara yang suka memamerkan keuwuan mereka pada orang lain, terutama pada sahabat jomblonya. Hampir dua tahun Ara dan Ari berpacaran, dan hubungan mereka terlihat berjalan baik-baik saja tanpa masalah. Keduanya terlihat bahagia menjalani hbungan yang sudah mereka bangun.
______________________

Upacara berlangsung hikmat, lagu "Indonesia Raya" terdengar merdu, sang saka merah putih hampir menuju puncak tiang. Michel memberi hormat sesekali memegang, dan memijat dahinya yang terasa pusing, mungkin efek ia lupa minum obat semalam.

"Chel, lo nggak apa-apa kan?" Felic khawatir pada Michel yang sejak tadi memegang dahinya.
"Nggak apa-apa, gue baik-baik aja"
"Yakin? Lo gamau ke UKS aja dulu?"
"Males, bau."
"Okay, kalo lu mau ke UKS bilangin ke gue." Raka diam-diam memperhatikan Michel setiap kali upacara. Alasan Raka selalu memperhatikan Michel hemoglobin dan tekanan darah Michel belum normal seperti perempuan umumnya, dan ia menyayangi Michel. Raka sangat bersyukur atas tubuhnya yang jangkung sehingga ia tak perlu bersusah payah berjinjit untuk melihat gadisnya. Tangan Michel masih setia berada di dahinya, walau bendera merah putih sudah berada di puncaknya, dan lagu "Indonesia Raya" berakhir dengan merdu nan nyaring. Semakin lama rasa pusing itu semakin menusuk-nusuk kepala dan dahi Michel, tubuh mungilnya mulai kehilangan keseimbangan, pipinya memerah, pandangannya mulai gelap, dalam hitungan detik tubuh Michel ambruk tanpa perintah maupun aba-aba. Membuat seluruh pandangan warga SMA Bela Negara tertuju padanya beberapa siswi mulai membicarakan Michelle juga sesekali mengatakan bahwa Michelhanya berpura-pura, menjadi perhatian, dan lain sebagainya. Raka langsung menghampiri Michelle mengambil langkah cepat dengan membopongnya ke UKS tanpa meminta izin lagi pada para guru. Lagipula bukannya mereka yang seharusnya membawa Michel ke UKS secepat mungkin, bukannya mereka yang harus bergerak pertama, dan bukannya mereka yang menyuruh para penjaga UKS membawa Michel untuk diperiksa. Raka mengambil langkah panjang agar Michel secepatnya diperiksa kondisinya,diikuti Felic, Aster, dan Ara yang tertinggal jauh dibelakang Raka. Sesekali Raka mendengar suara Michel mengaduh dan melihatmu memegang dahinya.

"Sabar ya, Chel. Kita hampir sampai di UKS kok, lo tahan dikit lagi. Tinggal beberapa langkah lagi menuju UKS. Wajah Michel semakin pucat, bibirnya berwarna, tubuhnya begitu lemah. Raka mendobrak pintu UKS, lalu membaringkan tubuh lemah itu di bankar, petugas UKS langsung memberikan pertolongan pertama dan menginfus tangan kanan Michel. Raka memegang erat tangan Michel yang dingin berharap bisa menyalurkan kehangatan pada gadis kesayangannya.

Thank for all readers❤😘
Jangan lupa buat ninggalin vote dan komen atas typo-typonya
Karena itu berharga banget buat author.

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang