Night Princess

8 9 0
                                    

Tak perlu banyak berbasa-basi atau bertanya, cukup dengar dan jawab aku sejujurnya. -Raka-

Malam sabtu di kamar dua lantai satu a.k.a kamar Felic, Aster, Michel dan Ara dipenuhi kegabutan, mereka semua mencari kegiatan mengisi kegabutan mereka, tak terkecuali Michella Raina Aksara, gadis itu membaca novel dan memakan satu batang coklat pemberian Devan. Ara mengisi kegabutannya dengan menscroll beranda instagram mengedarkan pandangannya, Felic dan Michel membaca novel, Aster menonton drama korea kesukaannya, tak jarang salah satu dari mereka tertawa, menyengir, bahkan menangis disebabkan kebaperan mereka. Ara melirik saklar lampu yang menyala lantas mematikan saklar, Felic berteriak—seperti perempuan pada umumnya—keras, sedang Michel memasang mata elangnya yang menghunus, Aster bahkan tak peduli—seakan-akan lampu masih hidup dengan terangnya—kecerahan cahaya laptop membuat kedua matanya terfokus pada satu titik.

"Ara!" panggil Michel dan Felic, kompak dengan suara tinggi. Keduanya memberi isyarat untuk kembali menghidupkan saklar lampu.

"Iya, iya." jawab Ara mengalah.

Tak lama setelah Ara menghidupkan lampu, dering telepon masuk hadir fi antara keheningan mereka.

"Doi siapa tuh? Angkat gih, gue nggak bisa denger suara ayang Ji Chang-Wook" koar Aster, merengek.

"Ara kali" sahut Felic.

"Maap, perkiraan anda kali ini salah. Pacar saya sedang push rank dari satu jam yang lalu." jelas Ara.

"Bacot!" sewot Aster.

"Kok sewot, dasar jomblo!" Ara tak mau kalah.

"Heh, diem." sahut Felic menenangkan.

"Kenapa harus diem?"

"Michel dapet telpon dari kak Raka."

"Wtf!"

"Makanya Aster diem!!" Ara pun ikut-ikutan Felic.

"Gue mau denger!" seru Aster.

"Yee, kepo kek dora." sewot Ara.

"Situ juga sama." Aster meledek Ara. Jika Ara dan Aster bertemu, maka kartun tom and jerry dimulai, sepertinya mereka berdua takkan pernah akur.

"Udah?! Gue mau nelpon Raka."

"Anteng-anteng kak-nya mana, Chel? Nggak sopan banget jadi junior!" ceramah Ara.

"Tutup pintunya, gue speakerin biar kalian nggak kepo." Ara menutup pintu kamar mereka secepatnya, Michel mengangkat telepon setelahnya.

"Halo." suara serak Raka mulai terdengar.

"Iya."

"Maaf, gue salah. Ulang ya."

"Ulang apa?"

"Denger sama jawab aja, nggak usah banyak tanya."

"Iya."

"Halo by." riuh suara Aster, Felic, dan Ara sedikit terdengar pada Raka meski pelan. Michel menaruh telunjuk di depan bibirnya, mengisyaratkan untuk diam sampai akhirnya mereka benar-benar terdiam.

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang