Tanpa Raka

6 8 0
                                    

Suara tabrakan terdengar, Michel bergegas menghampiri Raka yang tak lagi sadarkan diri. Mobil yang menabrak Raka telah meninggalkan tempat kejadian dengan kecepatan tinggi, Michel memeluk tubuh Raka hingga pakaiannya lkut berlumuran darah, seraya merutuki orang yang telah menabrak Raka dalam hatinya. Michel menghubungi ambulans, sekitar lima menit ambulans, petugas rumah sakit membawa Raka ke rumah sakit, Michel menggenggam erat tangan kiri Raka, menautkan jari-jarinya di sela-sela jari Raka, menyalurkan kehangatan seperti biasa Raka lakukan setiap Michel pingsan atau saat tranfusi darah. Ia mengulang-ulang kalimat yang Raka katakan sewaktu mengantarnya ke UKS. Sampai di rumah sakit Raka langsung dibawa ke IGD, Michel menunggu di luar ruangan, ia terus berdoa, mengharapkan kejadian di masa lalunya terulang lagi.

"Chel."

"Fel? Ngapain?"

"Lo yang ngapain? Tranfusi darah lagi?"

" Bukan,"

"Terus apa chel? Lo nangis?"

"Raka, Raka kecelakaan."

"Apa?!"

Operasi berjalan lancar, Raka sudah dipindahkan ke ruang rawat. Michel kebingungan mencari cara untuk memberi tahu orang tua Raka, Michel melihat tubuh Raka yang terbujur kaku, beberapa alat masih terpasang pada tubuhnya. Michel ditemani Felic lebih banyak bungkam usai dokter Anzus menyatakan Raka koma.

Dokter Anzus keluar dari dari IGD, Michel langsung menghampiri beliau.

"Gimana kondisi Raka? Raka nggak apa-apa kan dok?"

"Raka.."

"Raka kenapa dok?"

"Raka mengalami koma karena pendarahan hebat di kepalanya."

"Chel, coba liat di di handphone Raka kali aja ada nomer mamanya." Michel mengambil handphone Raka di atas nakas, mencari nomor orang tua Raka di kontaknya, setelah ditemukan Michel menelefonnya.

"Halo ka, dimana nak? kenapa belum pulang sayang?" suara mama Raka terdengar khawatir.

"Halo tante. Rakanya belum pulang karena.."

"Ini siapa?" potong mama Raka.

"Ini Michel, temennya Raka. Raka belum pulang karena tadi sore kecelakaan, pendarahan Raka cukup berat, jadi dia koma. Maaf saya nggak ngabarin tante duluan. "

"Kecelakaan?!" tanaya mama Raka, beliau terkejut mendengarnya.

"Iya tante, mohon maaf saya telat ngabarin."

"Iya nak, nggak apa-apa."

"Sama-sama tante."

Beberapa meit kemudian, Ulza-mama angkat Raka-datang tergogpoh-gopoh menuju ruang rawat Raka setelah menemui dokter Anzus. Lantas memluk tubuh anak bungsunya, air matanya tumpah melihat anaknya terluka.

"Makasih ya nak, udah nolongin Raka."

"Sama-sama tante."

"Kelas berapa? Soalnya tante belum pernah liat kamu sebelumnya."

"Kelas sepuluh tante."

"Kelas sepuluh? Kok kenal sama Raka?"

"Maaf tante saya memotong pembicaraan, dia pacarnya kak Raka." Sahut Felic berterus terang, karena sedikit merasa terganggu.

"Pacar? Dari kapan?"

"Berapa bulan yang lalu, tante."

"Kenapa nggak bilang? nggak pernah diajak ke rumah juga ama Raka."

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang