Kecewa

1 2 0
                                    

Gue kira lo orang yang paling baik yang pernah gue temuin, ternyata gue salah."
-Michel

Anak-anak SMA Ben keluar kelas, melihat Raka dan Nakula yang beradu jotos ditengah lapangan.

"Apa masalah lo sama gua?" tanya Nakula.

"Lo yang punya masalah apa, ngedeketin pacar gue?"

"Nggak malu lo!" sebuah bogem melayang ke wajah Nakula, tidak mau mengalah Nakula balas menonjok perut Raka, membuat Raka terbatuk-batuk. Aksi saling tonjok terus berlanjut.

"Chel, sini!" panggil Felic, semua orang telah mengerumuni dua laki-laki itu.

"Kenapa?"

"Noh, pada berantem gara-gara lo."

"Raka cemburu, lo deket ama Nakula."

"Nggak jelas."

Raka kembali melayangkan tonjokkannya, mengenai ubun-ubun kepala, dan bibir Nakula, hingga ujung bibir Nakula mengeluarkan darah, Nakula tidak lagi membalas, tubuhnya mulai limbung, akhirnya Nakula terkapar. Aster berlari sekencang mungkin, diikuti keempat temannya. Aster langsung menghampiri Nakula.

"Abang, abang!" Aster menepuk-nepuk pipi Nakula.

"Chel." panggil Raka.

"Apa? Puas lo bikin Nakula babak belur?"

"Tapi, Chel.."

"Tapi apa? Selama ini gue kira lo orang baik yang gue temuin, ternyata gue salah." pupuslah sudah harapan Raka.

"Abang!" panggil Aster, Nakula tak sadarkan diri. Kerumunan siswa dibubarkan oleh Pak Muh selaku guru bimbingan konseling, Raka dipanggil menuju ruangannya. Perbincangan panjang dengan pak Muh membuat Raka pusing, Raka kembali ke kelas untuk mengambil tas. Tanpa rasa takut ia melewati guru yang sedang mengajar, tak lupa mengingatkan Reza dan Askar tetap waspada, sebab anggota inti geng daredevil sedang diincar. Kemarin mereka bertiga resmi menjadi anggota inti daredevil.

"Raka, mau ke mana kamu?" tanya guru yang sedang mengajar.

"Saya ada acara keluarga bu, saya mau pulang."

"Acara apa? Kamu udah izin ke guru piket?"

"Saya pulang dulu."

"Raka, saya belum selesai bicara sama kamu." Raka berlari meninggalkan kelas, hari ini akan jadi hari perdana Raka bolos, setelah bertahun-tahun ia tak pernah bolos lagi. Raka menghidupkan mesin motornya, melajukan motornya keluar sekolah.

"Pak Hasan, tolong bukain gerbangnya." pinta Raka pada satpam yang berjaga.

"Nduk Raka mau ke mana?"

"Mau pulang pak, ada acara keluarga."

"Oh.." pak Hasan membuka gerbang, Raka langsung menambah kecepatan motornya, tujuannya markas daredevil, ia memberhentikan motornya ketika sudah jauh dari perkarangan sekolah untuk menelepon Raja.

"Ja, lo ada di markas?" Raka memasang airpodsnya.

"Gue masih di sekolah, bentar lagi istirahat. Gue langsung ke sana."

"Gue tunggu." Raka sampai di markas daredevil, sebuah gedung tak terpakai yang direnovasi sedikit olah anggota daredevil. Raka melempar tasnya ke sofa, mengambil satu kaleng cola dari kulkas tua lantas meminumnya.

Flashback on
Beberapa hari yang lalu.

"Kak Raka!" panggil Aster sepulang sekolah.

"Apa?"

"Gue mau bilang sesuatu tentang Michel, tapi ga disini."

"Terus dimana?"

"Di cafe depan sekolah, traktir dong kak.." pinta Aster dengan mata berbinar. 'Anjir gebetan Askar mata duitan' batin Raka.

"Yaudah ayo." di cafe Aster menceritakan kejadian di malam pembukaan acara tahunan.

"Lo tau dari mana?"

"Nakula, abang gue." Raka terdiam mendengar jawaban Aster, ia masih mencerna cerita Aster tentang malam pembukaan acara tahunan.

"Apa? Lo pikir selama ini cuma lo yang diteror? Pacar lo juga kena imbasnya kak. So, be careful. Setiap tindakan yang lo lakuin berakibat ke Michel."

Flashback off

Raka menendang kursi di depannya, pikirannya tak karuan.

"Agh!" teriak Raka frustasi. Raja yang baru sampai di markas dengan sigap menahan Raka.

"Raka stop!" Raja menyuruh Raka duduk dan meminum segelas air agar tenang.

"Kenapa?"

"Gue kira, cuma gue yang diincar, ternyata Michel juga ikutan kena imbasnya. Gue bodoh banget." tutur Raka.

"Kita harus secepatnya nemuin keberadaan Alfian atau nggak, kejadiannya bakal lebih buruk." lanjut Raka.

"Iya, kita bakal nemuin Alfian secepatnya."

"Makasih Ja, udah nerima gue lagi."

"Lo yang bangun semua ini bareng Askar, tanpa kalian daredevil nggak bakal ada." Raka tersenyum menanggapi.

"Mending lo istirahat Ka, ntar malam penutupan acara tahunan Ben. Lo harus siap dengan rencana lo, dan lindungi Michel. Gue bakal bantu jaga keamanan Ben, sama anak-anak yang lain."

"Oke, sekali lagi thanks."

Penutupan acara tahunan SMA Bela Negara dimulai malam ini. Seluruh siswa-siswi memakai jas dan gaun, tidak seperti malam-malam sebelumnya, anggota OSIS diperbolehkan tidak memakai jas almamater khusus malam ini. Tak hanya murid-murid SMA Ben yang hadir, namun anak-anak dari SMA lain juga turut hadir untuk mendengarkan pengumuman juara. Lisa sebagai MC mengambil microphone, menandakan acara akan dimulai.

"Selamat malam semuanya!"

"Malam." sahut semua orang yang berhadir.

"Malam ini aula dipenuhi pangeran dan putri dengan berbagai macam warna ya. Baiklah langsung saja, segala puji patut kita limpahkan kepada Sang pecipta, selanjutnya Penghormatan saya kepada Kepala dan Wakil Kepala Sekolah SMA Bela Negara, kepada seluruh guru dan jajaran stafnya, dan terkhusus untuk semua orang yang berhadir."

"Langsung saja kita mulai penutupan acara tahunan SMA BEN, acara pertama kata sambutan dari pak Dito selaku kepala sekolah kami." seluruh susunan acara berjalan dengan baik, hingga sampai pada acara spesial malam ini. Michel berjalan menuju toilet sendirian, padahal Felic sudah menawari untuk menemani Michel, namun Michel menolak.

"Selanjutnya acara yang paling spesial, perfom dari Wakil Ketua OSIS SMA Ben, Raka." suara Lisa menggema hingga ke seluruh Ben.

"Raka nyanyi?" batin Michel ketika suara Raka mengalun indah. Michel segera kembali ke panggung, setelah menyelesaikan urusannya di kamar mandi, ia penasaran apakah Raka yang bernyanyi adalah pacarnya?. Tangan seseorang menarik paksa Michel, Michel berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta, ia pijak kaki orang di belakangnya, namun tangan itu tak kunjung terlepas, mulut Michel dibekap menggunakan sapu tangan yang berbau, tak lama kesadaran Michel menghilang. Michel dibawa ke dalam sebuah mobil, Raja yang melihat Michel langsung menghubungi Raka, namun tidak ada jawaban dari Raka. Raja memerintah setengah pasukan daredevil untuk mengejar mobil yang membawa Michel. Raja terus menghubungi Raka, masih sama, tidak ada jawaban dari Raka. Dari atas panggung, Raka mencari Michel, lagu yang ia nyanyikan berisi permintaan maafnya kepada Michel, hingga ia turun dari panggung matanya masih mencari keberadaan gadis itu. Handphone Raka kembali bergetar, sejak tadi di panggung handphonenya tidak berhenti bergetar, ada dua puluh lebih missed call dari Raja. Raka mengangkat telepon.

"Halo."

"Ka, Michel..."

Halo readers, uda lama banget ga up.
Aku lagi sibuk-sibuknya persiapan kuliah, alhamdulillah aku lulus di salah satu ptn negeri, doain aku ya readers agar persiapannya lancar sampai hari H kuliah.
Love you all readers💗

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang