Perasaanya

2 5 3
                                    

Ku rasa ku tlah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama.
Ran-Pandangan pertama

Bruk!

Michel berbalik, seseorang berpakaian serba hitam ambruk di hadapannya, di belakangnya Nakula memegang sebuah balok kayu. Michel tidak lagi bisa menyeimbangkan tubuhnya di ujung rooftop. Nakula meraih tangan Michel, lantas menarik tubuh gadis itu, sedetik saja Nakula terlambat, Michel akan jatuh ke bawah.

"Maaf, kamu gapapa?" Nakula melepas tangannya dari tangan Michel, Nakula memperhatikan Michel dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Ngga."

"Sebentar." Nakula membuka handphone, menghubungi seseorang.

"Iya pak makasih." ucap Nakula saat hendak menutup telepon. Dua satpam naik ke rooftop langsung membawa orang yang hendak mendorong Michel.

"Makasih." ucap Michel tiba-tiba memecah hening yang tercipta.

"Terima kasih kembali." Nakula melebarkan senyumnya, membuat wajah kearab-arabannya semakin tampan. Rambut acak-acakan, celana robek, anak baru di kelas, Michel berusaha mengingat namanya.

"Nama saya Nakula Sadewa, bisa panggil Nakula atau Dewa." seolah bisa membaca pikiran Michel, Nakula memperkenalkan dirinya. Nakula mengulur tangannya. Michel menjabat tangan Nakula, mungkin sekarang mereka berteman.

"Kok lo ngomongnya pake saya-kamu?"

"Saya bicara kayak begini sama kamu aja."

"Gombal."

"Sumpah."

"Kenapa gitu?"

"Karena kamu cantik."

"Gombal lagi."

"Saya nggak gombal."

"Lo pindahan Jakarta tapi lancar ngomong pake saya-kamu, kok bisa?"

"Asli Bandung saya mah."

"Pantes."

"Ayo duduk, saya cape berdiri terus. Tapi kalo kamunya mau berdiri, saya ikutan berdiri." Michel mengambil sapu, lalu menyapu lantai rooftop.

"Kamu ngapain di sini?"

"Diem." usai menyapu lantai, Michel memasang lampu-lampu tumbler di tembok pembatas yang tingginya hanya sebatas pinggang.

"Saya boleh tanya?"

"Diem."

"Masa ngga dibolehin?"

"Diem, sekali lagi lo ngomong gue colok mulut lo pake sapu." Michel kira Nakula adalah laki-laki yang kalem ternyata ia lebih rewel dari pada adiknya, Aster. Nakula mengikuti Michel memasang lampu.

"Gue ngga butuh bantuan lo."

"Saya ngga bantu kamu, saya cuma masang lampunya."

"Sama aja."

"Kamu kenal orang tadi?"

"Nggak, kenapa?"

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang