Got you

4 8 0
                                    

Felic melepas nafas beratnya, untuk pertama kali dalam hidupnya ia akan mengukapkan perasaannya pada orang yang ia sukai, dan ia harus menerima resikonya.

"Kak Reza?"

"Iya, panggil Reza aja ya. lagian biasanya juga nggak pake kak."

"Iya deh, gue mau bilang kalo..?"

"Kalo..? Kalo apa Fel?"

"G..gue..,kalo gue suka sama lo."

"Sama! Gue juga suka."

"Suka apa?"

"Suka cheeseburgernya McD, ya suka lo lah anjir!" Arad an Aster bertos ria rencana mereka berhasil, di seberang sana Askar juga berteriak bahagia, sedang Reza dan Felic sama-sama tersenyum bahagia tak menyangka hal ini akan terjadi.

"Jadi, kita jadian?" pertanyaan Reza membuat detak jantung Felic tak beraturan.

"Mungkin."

"Fix, kita jadian!"

"Lo siap-siap gue bakal jemput lo sekarang."lanjut Reza.

"Ke mana?"

"Rayain jadian lah. Siap-siap ya!"

"Iya."

"Dadah ayang!"

Sambungan telepon terputus, Vey, Ara, dan Aster meneriakan nama Felic, Felic mengambil handphonenya lantas berlari sekencang mungkin ke kamar. Mereka tertawa melihat kelakuan Felic.

Felic membasuh mukanya kamar mandi mall, ia masih mengira semua ini mimpi. Setelah perasaannya tenang ia keluar dari kamar mandi, matanya menemukan Reza bersandar di dinding kamar mandi.

"udah ke kamar mandinya?"

"Udah."

"Yuk, lanjut jalan." Reza menggengam erat tangan Felic, kesekian kalinya Felic memegang dadanya, rasa hangat menjalar ke hatinya. Reza menrik Felic ke dalam sebuah toko buku, Felic yang kebingungan hanya bisa mengekori Reza.

"Mau ngapain?"

"Lo suka baca novel kan. Ya udah kita borong novel hari ini."

"Ngga usah deh, Za. Novel gue masi ada yang keplastik di asrama, belom gue baca."

"Udahlah ayukin aja, seengaknya kalo lo gamau, bantuin gue pilih novel biar hobi kita samaan. " Felic mengangguk mendengar permintaan Reza, lalu mengikuti Reza yang berjalan pelan menuju rak novel, pandangan Felic berhenti pada novel berjudul Geez dan Ann, Felic sudah membacanya dan menurutnya ini akan cocok untuk Reza.

"Fel!" Felic menoleh melihat Reza dengan sebuah novel di tangannya, sebab tidak memakai kacamata, pandangan Felic kabur, bahkan sangat kabur, judul novel di genggaman Reza tak dapat dibaca. Reza mendekati Felic, menyodorkan novel di genggamannya.

"Nih, lain kali kacamatanya dibawa, mau tempatnya jauh atau cuma sebentar, kacamatanya tetep dipake, lagian kalo pake kacamata ga bakal kurangin cantiknya lo dan lo ga bakal kesusahan kayak tadi."

"Bawel amat, kacamata gue kan ketinggalan juga gara-gara lo."

"Kok gue?"

"Tau, lupain."

"Jangan dong! Gue kan mau tau kenapa bias gara-gara gue?"

"Ya, gara-gara lo ngajak jalan tiba-tiba."

"Trus apa hubungannya ama kacamata lo?"

"Kan gue canggung jadinya, makanya gue lupa bawa kacamata."

"Haha, lo canggung?"

"Iyalah!"

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang