Pelaku

3 6 0
                                    

Pembicaraan Karra dan Raka berlanjut di kamar Raka. Karra belum pernah melihat Michel bersikap seperti tadi di pertemuan mereka sebelumnya, biasanya Raka akan langsung mendekat pada Michel dan Michel lebih banyak tersenyum. Bahkan saat Raka koma, bukannya Michel bersikeras menemani Raka walau dirinya sendiri kekurangan banyak hemoglobin.

"Ka."

"Hm?"

"Lo kenapa ama Michel?"

"Apanya yang kenapa?"

"Gini loh ka, biasanya lo tuh kalo ada Michel, lo langsung nempel ke dia. Tadi, jangan kan deketan, nyapa aja ngga."

"Emangnya harus?"

"Ya haruslah! Secara Michel itu pacar lo! Gimana sih?"

"Oh." mulut Raka membulat, menanggapi kakaknya.

"Kok gitu responnya?"

"Ya, terus gimana?"

"Lo kenapa? Michel juga? Kalian aneh!" tanya Karra kesal.

"Siapa yang aneh? Perasaan biasa aja."

"Raka, lo tuh adek gue. Sampai kapan pun, lo ngga bakal bisa bohong ke gue. Karena darah yang ngalir di tubuh gue dan lo, berasal dari orang tua yang sama. Jadi gue minta lo cerita ya. Raka kenapa?" dalam hati Raka membatin, benar apa yang dikatakan Karra, bagaimana pun ia berbohong pasti Karra akan mengetahui kebohongan tersebut, tapi jika dipikir-pikir lagi kakaknya ini sangat kepo.

"Gue.."

"It's okay Raka, cerita aja. Gue ini Karra. Kakak lo."

"Gue, gue bohong ke semua orang kalo gue lupain Michel. Dan Michel tau semua kebohongan gue."

"Apa?"

"Siapa yang ajarin lo bikin kebohongan segede itu? Gue paham kenapa Michel nggak mau nyapa atau senyum sama lo. Itu kesalahan lo sendiri, Ka. Satu-satunya cara buat nyelesain masalah itu cuma orang yang udah bikin masalah, yaitu lo. Selesain sekarang, atau lo bakal, kehilangan, Michel, selamanya." lanjut Karra, menekankan kata selamanya. Karra tidak pernah menyangka Raka akan menyakiti hati perempuan yang ia cintai. Sekejam itukah adiknya? Ia tak sanggup membayangkan jika ia berada di posisi Michel.

"Tapi kak. Michel nggak mau read chat gue apalagi ketemu sama gue, terus gimana caranya?"

"Kalo memang dia nggak mau ketemu sama lo, lagi. Gue nggak tau harus bilang apa."

"Kak, bantuin gue!"

"Sekali ini aja. Lain kali jangan minta bantuan gue kalo lo ulang kesalahan ini lagi." Karra berusaha memikirkan cara  agar Michel memaafkan adiknya yang bodoh. Raka mencoba melakukan hal yang sama. Malah lebih banyak memaki dirinya sendiri. Raka mengambil kertas daftar kegiatan acara SMA Ben dari meja belajarnya, tahun ini Raka akan aktif dalam organisasi intra sekolah, secara ia adalah wakil ketua OSIS tahun ini. Karra bangkit dari duduknya, membuka tirai kamar Raka, membiarkan cahaya matahari masuk. Karra mengambil kalender kecil di atas nakas samping jendela, melihat coretan di beberapa tanggal-tanggal.

"Kak." panggil Raka tiba-tiba.

"Apa?"

"Gue nyerah mikirin caranya, gue serahin ke lo aja."

"Boleh.., tapi ada syaratnya."

"Apaan tuh?"

"Traktir gue chesseburger, french fries, ama cola di McDonald."

"Kapan?"

"Sekarang dong."

"Duitnya?"

"Duit lo lah, bayaran gue mikirin caranya."

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang