Buku Raka

19 12 0
                                    

Raka, Askar, dan Reza pulang ke rumah masing-masing setelah mengantar Michel, Aster, dan Felic pulang ke asrama. Aster membawa pulang tiga paper bag ukuran sedang pemberian Askar, Felic membawa pulang tiga paper bag ukuran jumbo pemberian Reza, Michel membawa pulang satu paper bag jumbo miliknya dan satu paper bag sedang pemberian Raka. Michel menerima kedua paper bag dari Raka, hanya karena ingin menghargai pemberiannya si kecebong. Michel mengeluarkan selembar sapu tangan milik Raka dari dalam kantong celana jeansnya, melihat sapu tangan itu, lalu tersenyum seadanya. Raka terlalu baik, ia sangat baik.
Aster yang melihat Michel tersenyum, berterima kegirangan. Setelah lama Michel tak tersenyum pada siapa pun atau karena apa pun, kali ini ia tersenyum hanya karena sapu tangan milik Raka.

"Aaaa! Michel akhirnya bisa senyum juga. Lu suka ya sama kak Raka, aciaaa, ngaku lu! Lu suka, kan?"

"Beneran Aster, Michel senyum?"

"Iya, bener. Tadi gue liat pake mata kepala sendiri."

"Emang dia senyumin apa, Ter?"

"Itu, tuh, yang di tangannya. Sapu tangan kak Raka kalo nggak salah,"

"Iyakah? Gara-gara sapu tangan kak Raka."

"Iya"

"Chel, lu suka ya sama kak Raka?"

"Nggak, apaan sih! Suudzon aja! Sekali-sekali husnudzon gitu kek napa?!"

"Nggak suudzon, Chel. Cuma yang kita omongin itu fakta! Dan dengan adanya bukti."

"Apa buktinya? Apa faktanya? Hah?! Apa! Apa!"

"Buktinya lo tadi senyam-senyum sambil liat sapu tangan kak Raka walau pun segaris, sih. Faktanya itu kalo gue ngeliat dengan mata kepala gue sendiri, bukan pake mata kaki."

"Gak kok! Gue nggak senyam-senyum sambil liat sapu tangannya kak Raka!"

"Lo gak bisa ngelak gitu aja dong, Chel!"

"Iya, kali ini gue setuju sama Aster."

"Serah ah, gue cape. Mau mandi terus tidur."

"Tidak semudah itu ferguso."

"Kita harus unboxing paper bag kita masing-masing di kamar, abis mandi."

"Lu berdua aja, deh. Gue gak! Gue cape mau tidor!"

"Yah, Michel gak asik ah! Ngambek aja dah sama Michel."

"Gue juga"

"Ngikut aja lo!. Dasar princess tidur!"

"Yee, tadi yang duluan ngikut sapa? Dasar pens!"

"Enak aja." adu mulut antara mereka berdua berlangsung hingga Michel usai melakukan ritual mandinya yang agak lama. Setelah Felic masuk ke kamar mandi, keheningan melanda. Aster pergi mengambil baju gantinya, sedangkan Michel memakai bajunya. Felic bergantian mandi dengan Aster, sebelum Aster dan Felic bergantian mandi mereka kembali beradu mulut membuat Michel menyumbat kedua lubang telinganya dengan earphone. Tangan Felic pun, meraih bagian tubuh Michel untuk membangunkan gadis itu. Michel yang belum benar-benar tertidur, ia bangun dari posisi tidurnya. Memasang raut bertanya, agar tak perlu menghabiskan suaranya untuk bertanya.

"Yuk buka isi paper bag bareng!" senyuman Felic yang sangat tulus membuat Michel tak tega untuk menolak ajakannya.

"Oke."

Aster memulai unboxing paper bag mereka bertiga. Tiba-tiba saja Ara kembali, mukanya dipenuhi keringat. Langsung saja ia menaruh semua barang-barangnya di atasan kasur berwarna pink soft miliknya, mengambil handuk, dan masuk ke kamar mandi. Sepertinya ia sangat kelelahan. Aster mengeluarkan semua isi paper bag miliknya, isinya dua pasang baju dan salah satunya baju couple, lip balm, tas selempang berwarna abu-abu gelap. Felic melanjutkan kegiatan unboxing mereka. Felic mengeluarkan semua isinya, ia membalik paper bagnya, isis paper bag Felic, isinya dua hoodie, satunya couple, satu kades couple, sneakers berwarna navy, jam tangan berwarna senada, dan terlalu banyak barang lainnya. Jelas saja barangnya banyak, ia pergi bersama Reza. Reza anak konglomerat tingkat dewa, namun otaknya sering geser. Michel mengeluarkan paper bag yang berukuran sedang, satu baju couple berwarna hitam dengan gambar mahkota, jam tangan hitam, buku catatan yang tak baru mungkin milik Raka, dan selembar surat. Michel dengan cepat mengambil surat dan buku catatannya. Ia berpikir mungkin saja Raka tak sengaja memasukkannya ke dalam peper bag Michel, lagi pula ia tak membawa tas.

"Kok buku sama suratnya diambil?"

"Iya nih, Michel curang!"

"Gue gak tau kalo ini beneran untuk gue atau kak Raka lupa ambil balik nih buku sama surat. Gue nggak yakin kalo ini buat gue. Jadi tunggu sampe gue tanya sama kak Raka. Okay!"

"Maka dari itu. Lo kan mau tau sebenarnya itu untuk lo atau kak Raka gak sengaja ketinggalan ntuh buku sama surat. Jadi, biar lo tau. Lo baca aja. Gue ikhlas kok, kalo gue nggak dibolehin baca."

"Tapi ini suratnya kok ditempelin ke coklatnya, sih?."

"Menurut gue sih. Itu untuk lo, Chel. Coba baca aja."

"Iya, Chel. Coba baca dulu."

"Yuk, beresin dulu barang-barang kita. Sebelum Ara keluar kamar mandi."

"Ghibah mulu. Selalu aja gue jadi korban ghibah, nggak elu, nggak Aster..."

"Apa lu, mau ngatain gue juga. Gue siap war sama lo, kalo lo ngatain gue!"

"Wkwk, gue sih nggak pernah denger lu ghibahin gue, Chel. Gue gamau ajak lo war."

"Wkwk!" kini giliran Aster dan Felic yang menertawakan Ara yang ketakutan karena Michel yang tak mau mendengarkan orang lain membicarakan dirinya tanpa bukti. Michel menaiki ranjangnya, melihat tangan kanannya lekat, sekali-kali membolak-balikkan tangannya itu. Rasa hangat yang menjalar ke setiap inci tubuhnya saat memegang tangan Raka masih terasa. Ia mengingat-ingat rasa yang jarang ditemuinya saat memegang tangan seseorang. Raka pun melakukan hal yang sama si atas kasur king size mikknya, membolak-balikkan tangannya sendiri, melihat lekat setiap inci dari tanganmu, dan tersenyum bahagia atas rasa hangat yang terasa, walau hanya sesaat saja. Ia berbalik ke arah kanan, lalu memikirkan surat dan buku catatan miliknya, sudah dibacakah atau belum oleh Michel. Handphone Raka berbunyi, menandakan sebuah notif whatsapp masuk. Sesegeranya Raka membuka lock screen handphonenya yang bergambar seorang Michel sedang memakan es krim, dan lansung membaca whatsapp dari orang yang ada di look screennya tadi.

Michel bawel✨
Kak Raka.

Ini buku catatan sama suratnya untuk aku, atau ketinggalan?

                                                                     Raka
                                           Itu buat lo. Baca ya!

Michel bawel✨
Oh, i think this yours.Makanya aku nanya dulu. Ntaran aja aku baca.
                
                                                                       Raka
          Okay, have a sweet dream. Good night.

Michel bawel✨
Night.

Oke, gue bakal baca. Tapi buat apa coba surat-suratan, kan bisa ngomong langsung. He is so weird! Michel berbicara pada dirinya sendiri.

Thank for all readers😘❤
Jangan lupa tinggalin vote dan komen atas typo-typonya.
Karena itu berharga banget buat author.
Hope you like it.

Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang