HMT 51: Don't Try to Disturb the Ice Prince

484 99 42
                                    

"Coba deh klik tanda bintang dipojok kiri bawah, itu bisa nyala loh kalau kalian pencet🌟"_😇😇
***
Happy Reading

Beginilah akhirnya. Aku duduk di bangku antrian untuk menunggu giliranku tiba. Ah, aku sudah membaca peraturan mainnya. Dari sini aku dapat melihat pertandingan duel antara murid Junior level 2 untuk naik ke level 3.

Yang membuatku gugup adalah cukup banyak murid yang menduduki bangku penonton. Kebanyakan mereka adalah murid Junior. Sisanya aku dapat melihat beberapa gerombolan murid Senior yang terlihat mencolok dengan jubah putihnya. Di barisan depan adalah bangku guru pengajar dan beberapa Pro-Senior yang ingin menyaksikan calon bibit unggulnya.

Penonton meneriakkan nama jagoan mereka di lapangan. Ataupun jika mereka tidak mengenalnya, mungkin papan besar disana yang menampilkan nama beserta klannya akan membantu.

Dentuman dan kilatan aura dari tiap pemain saling bertabrakan di sana membuat tanah lapang tak berbentuk namun tak perlu waktu lama akan kembali seperti semula. Keduanya sama-sama tak lengah untuk menghancurkan satu sama lain. Peraturannya memang terdengar mudah, tapi sulit dilakukan. Kita diperbolehkan menyerang dengan cara apapun asal jangan sampai membunuh lawan. Jika dilihat dari sengitnya pertarungan, terbunuh di lapangan mungkin bisa saja terjadi secara tak sengaja. Namun jika hal itu terjadi, si pembunuh akan dihukum dan dikeluarkan dari academy.

Sial, disaat seperti ini aku masih memilih untuk tidak mengikuti ujian praktek saja. Padahal sebelumnya aku sendiri yang bersikukuh ingin ikut ujian. Dan kenapa Jungkook malah membiarkanku ikut ujian menegangkan ini! Awas saja kau!

"Tzuyu bersiaplah, sebentar lagi giliranmu. Kau harus tetap tenang dan fokus. Jika kau terluka aku akan sigap mengobatimu" sebuah tepukan di bahuku setidaknya memberi sedikit semangat.

"Ah, jangan mempermalukan dirimu. Kekasihmu menonton disudut lapangan sana"

Aku melihat deretan bangku penonton yang Momo maksud. Disana ada Mingyu ditemani dua orang yang memakai jubah serupa dengannya.

"Hey, sudah kukatakan berkali-kali Mingyu itu bukan kekasihku. Kita hanya berteman!" protesku sambil cemberut yang disambut tawa ringan Momo. Dia senang sekali menjahiliku.

"Lalu kau inginnya siapa yang jadi kekasihmu? Si pangeran es?" belum sempat aku membalasnya, terdengar panggilan namaku untuk turun ke lapangan.

Dari bawah sini aku semakin gugup ternyata banyak sekali mata yang memandang ke lapang. Aku sebisa mungkin mengabaikannya agar fokus. Tongkat sihirku tergenggam erat, aku penasaran siapa lawanku.

Disisi lapangan lainnya berdiri seseorang yang baru saja melepas tudung jubah yang menutupi wajahnya.

"Senang bertemu denganmu Tzuyu. Kuharap kita akan bertarung dengan sportif. Akhirnya aku berkesempatan melawan seorang wizard" gadis bernama Sana itu tersenyum manis padaku. Ah, sepertinya jika bukan karena di lapang aku akan lebih memilih untuk berteman dengannya.

"Ya, senang bertemu denganmu juga"

Setelah itu tanda pertandingan berbunyi.

Kami sama-sama mulai saling menyerang. Sana dengan kekuatan water waves miliknya. Sedangkan aku hanya mengandalkan tongkatku. Aku kewalahan dengan serangan gelombang air miliknya. Itu terlalu cepat dan kuat. Sepertinya ia memang bertekad menghabisiku di lapang.

BRUKK!

Serangannya mengenaiku. Dan rasa sakitnya lumayan. Tubuhku terhempas di tanah dan tongkatku terlempar. Walau kekuatannya air, tapi tubuhku tak basah sama sekali. Entah bagaimana ia melakukan itu.

Hold Me Tight [TzuKook] 💎🌌Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ