HMT 74: Whisper of Darkness

248 51 20
                                    


"Hoaam~Selamat pagi Jungkook..."

"Jungkook?" matanya sibuk mengelilingi sekitar, namun lelaki itu tidak menunjukkan batang hidungnya. Jubahnya masih menempel ditubuhnya. Dan tunggu sebentar, kenapa dia bisa berada disebuah ranjang tidur? Baiklah nyawanya sudah terkumpul sekarang.

"Mingyu!" ia bergegas mencari keberadaan lelaki itu yang rupanya masih berbaring ditempatnya. Ruangan mereka hanya dipisahkan oleh sekat tirai putih. Ragu-ragu dia melirik kearah jam. Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Ketakutan langsung menghampirinya. Ia segera mencari tabib yang berjaga disana dan mengayunkan tongkat sihir untuk mengirimkan sinyal pada Momo dan Jungkook agar segera melihat keadaan Mingyu.

"Bagaimana kondisinya?"

Momo yang baru saja datang langsung menghampiri Tzuyu yang nampak begitu pucat. Gadis itu hanya menggeleng lemah. Tabib masih memeriksa keadaan Mingyu. Momo berusaha menenangkannya. Dibelakang sana, Somi ternyata diam-diam penasaran lalu mengikuti Momo yang pagi-pagi sudah berlarian di koridor dengan wajah khawatir. Dan detik itu juga dirinya merasakan hal yang sama ketika menyadari seseorang yang terbaring disana. Tak lama kemudian Jungkook juga tiba disana, diikuti oleh Jimin dan Taehyung.

"Maafkan aku, sepertinya temanmu tidak bisa bertahan"

DEGH!

Semua orang di ruangan tersebut langsung terdiam untuk mencerna dan menerima perkataan yang baru saja dilontarkan itu.

"I-itu tidak mungkin...Mingyu akan baik-baik saja...Jungkook tolong katakan padanya kalau Mingyu baik-baik saja!" Namun lelaki itu hanya terdiam ditempatnya. Tak bisa berbuat banyak. Tzuyu segera menghampiri Mingyu dan mengguncang pelan tangannya.

"Hey Mingyu, bercandamu tidak lucu! Kumohon bangunlah, jangan membuatku takut begini!" Tzuyu terus memanggil nama itu, berharap seseorang yang terjebak di alam mimpi sana bisa mendengar suaranya.

"Mingyu, kumohon bangun, aku tahu kau disana. Kumohon dengarkan aku, aku ingin kau membuka matamu..." tangannya menggenggam tangan Mingyu dengan penuh harapan. Isakan tangisnya semakin menjadi-jadi sambil terus memanggil namanya.

"Jangan tinggalkan aku..." Tzuyu menempelkan satu tangan Mingyu yang sedari tadi digenggam pada keningnya. Ia menangis disana dengan harapan tiada henti.

"Kumohon...kumohon...aku ingin kau tetap disini...jangan tinggalkan aku...kumohon" Tzuyu tak sadar jika kalungnya bersinar. Dia mendadak tak bergeming sesaat saat merasakan pergerakan jari tangan Mingyu yang begitu lemah.

"Mingyu....Mingyu kau bisa mendengarku?"

Perlahan seseorang yang berbaring disana membuka matanya. Namun raut wajahnya terlihat kebingungan. Dengan sedikit memaksakan, Mingyu berusaha mendudukan dirinya. Rasa sakit yang begitu hebat menjalar terutama dibagian perutnya. Dia masih terdiam, namun semua yang berada di ruangan itu bisa melihat gelagat aneh padanya.

"Mingyu..." panggilnya lagi untuk memastikan.

"Tzuyu, kau kah itu?" tangannya terangkat seperti hendak menggapai sesuatu. Namun tak ada apapun dihadapannya. Padahal Tzuyu berada tepat disampingnya. Saat itu juga dugaan buruk langsung menghantuinya. Tzuyu segera menepis pikiran itu. Dia meyakinkan dirinya sendiri kalau Mingyu baik-baik saja, tak ada yang salah dengannya.

Digenggamnya kedua tangan yang seperti sedang meraba udara. Keduanya saling berhadapan cukup dekat. Tzuyu ingin memastikan sesuatu.

"Mingyu, aku disini" ia membawa tangan itu untuk menakup dua sisi wajahnya. Mingyu seperti memastikan kalau itu benar-benar Tzuyu. Namun, sorot mata itu tidak bisa berbohong. Mingyu tidak benar-benar menatap matanya seperti yang selalu dilakukan, pandangannya seperti kosong. Dan detik itu juga Tzuyu ditampar oleh kenyataan. Ia mati-matian menahan tangisnya sampai harus menggigit bibir bawahnya. Tzuyu tak mau Mingyu menyadari kalau dia menangis.

Hold Me Tight [TzuKook] 💎🌌Where stories live. Discover now