HMT 77: Tzuyu's Dark Side

245 40 44
                                    

Hening sejenak setelah terdengar suara tebasan di udara. Anehnya dia tidak merasakan apapun. Kelopak matanya kembali terbuka. Kepalanya masih utuh dan menempel ditempatnya, sebagai gantinya dia mendapati seonggok tubuh terkapar mengenaskan tak jauh dihadapannya dengan kepala yang terpisah tepat dibawah kaki Aiyu. Seorang dark witch. Jungkook menyadarinya setelah meneliti pakaian yang digunakan orang itu.

"Serangga pengganggu!"

Mengabaikan raut penuh tanya didepannya, Aiyu menendang pelan kepala bergelimang darah tersebut agar menyingkir dari jalannya. Rupanya jauh sebelum Jungkook datang, dia telah menyadari seseorang tengah mengintai. Entah sengaja dikirim oleh seseorang atau justru dia memiliki maksud tersendiri untuk mencelakainya.

Pada serangan tadi, nyatanya Aiyu sudah mengurungkan niatnya untuk membunuh Jungkook, tentu setelah mengetahui kenyataan sebenarnya. Hanya saja Aiyu tak ingin ada air mata yang tercipta lagi setelah ini. Maka dia akan tetap membiarkan Jungkook beranggapan bahwa dia tidak akan pernah memaafkannya. Dia ingin melepaskan semua yang membebani hidupnya. Takdir malang yang menimpa memang tak bisa terhindarkan, tapi andai dia bisa mendapatkan akhir hidup yang lebih baik, setidaknya dia bisa pergi tanpa penyesalan apapun.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi setelahnya, Aiyu melangkah pergi dari sana. Meninggalkan Jungkook yang hanya terdiam memandangi punggungnya yang kian menjauh. Aiyu membuka sebuah portal dan menghilang begitu saja.

Walau masih banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya, Jungkook tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Dari telapak tangannya dia mengeluarkan ice power yang diarahkan pada pinggiran portal, tentu dengan tujuan agar portal itu dapat bertahan lebih lama dan dia bisa ikut masuk. Sebelum itu Jungkook membuat seekor elang yang terbuat dari es lalu menyelipkan sebuah pesan untuk teman-temannya di atas kapal lalu menghilang saat menembus portal tersebut.

***

"Ketakutan?"

"Trakeena, lepaskan aku atau kau akan-"

"Atau apa? Apa yang bisa dilakukan oleh manusia lemah sepertimu, hahaha!" Tzuyu menatap tak suka pada Trakeena yang berjalan mendekat pada sel tahanannya. Membuka sel dan borgol yang sedari tadi mengunci pergelangan tangannya dengan sekali kibasan tangan. Diam-diam gadis itu mengeluarkan tongkat sihirnya tetapi Trakeena lebih dulu membaca pergerakannya. Tzuyu mengerang kesakitan sambil memegangi sisi lehernya yang terasa seperti tersengat aliran listrik.

"Jangan mencoba memberontak atau kau akan menerima akibatnya!" sengatan itu perlahan memudar dan Trakeena memberi isyarat untuk mengikutinya. Mau ataupun tidak Tzuyu dengan berat hati mengekori dibelakang.

Sepanjang perjalanan dirinya disuguhkan dengan pemandangan yang jauh dari kata 'indah', yang menggambarkan tempatnya berpijak saat ini hanyalah dingin, suram, mencekam, dan tidak berperikemanusiaan. Namun, bukankah kata 'berperikemanusiaan' terlalu halus untuk para monster yang mendominasi tempat tersebut? Justru satu-satunya 'manusia normal' disana hanyalah dirinya. Tzuyu bergidik ngeri dan menelan ludah saat melihat para monster dengan berbagai bentuk dan ukuran yang berada disana menatapnya dengan tatapan lapar seolah siap memangsanya kapan saja. Beberapa diantara mereka merupakan monster hybrid, gabungan monster dengan orang pada umumnya. Setidaknya bagi Tzuyu rupa Trakeena lebih dapat diterima oleh matanya dibanding monster lain yang dilihatnya.

Mereka terhenti disebuah ruangan besar yang mungkin tidak bisa dideskripsikan secara jelas sebagai sebuah ruangan. Sebuah singgasana lainnya yang jauh lebih besar dan megah namun menyeramkan karena bagian tepiannya dihiasi duri-duri besar nan runcing. Seorang monster duduk dengan angkuh disana. Menatap seperti predator yang hendak menerkam hewan buruannya. Dia tidak sendiri, terdapat beberapa orang dengan jubah hitam dan monster dengan perpaduan perawakan manusia disana. Tzuyu hanya mengenali beberapa nama. Yoongi Min dan Chanyeol, tapi dia tidak melihat keberadaan Wonwoo. Namun wajah datar seseorang dibarisan belakang menarik perhatiannya yang kemudian membuat hatinya meringis. Tuan Namjoon, Tzuyu bahkan masih tidak percaya pria hangat yang dikenal dengan lesung pipit menawan itu berada disana. Berbaris bersama deretan anggota terpilih. Benar kata orang, jangan menilai seseorang dari sampulnya saja. Terkadang seorang pahlawan terhormat yang tergambar dalam sebuah cover buku sekalipun bisa saja merupakan seorang pengkhianat ketika kita menyelami ceritanya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 16, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hold Me Tight [TzuKook] 💎🌌Where stories live. Discover now