Prolog

6.1K 389 10
                                    

Malam itu,

Dihiasi purnama yang dengan indah memancarkan cahaya keperakannya pada sisi gelap bumi.

Meski sang surya sudah tidak lagi terlihat, manusia masih sibuk beraktivitas di gemerlapnya dunia malam.

Sebagian bekerja. Sebagian bersenang-senang. Namun tidak sedikit juga yang sudah terlelap dan menikmati pelukan mimpi indah. Bergelung nyaman di tempat aman dan hangat.

Diantara semua kesibukan itu, seseorang tengah menonton dengan tenang diatas sebuah bangunan tinggi.

Dengan pakaian celana hitam panjang ketat dan kemeja putih yang di dibalut rompi hitam serta sepatu bot bermodel yang menghiasi kaki jenjang kecilnya, dia memperhatikan manusia2 yang bergerak hilir mudik dibawahnya.

Dia duduk santai di tepi bangunan dengan kaki menyilang tanpa takut akan ketinggian. Dia justru menggerak2kan salah satu ujung kakinya seperti tengah menikmati hal itu.

Senandung kecil keluar dari bibir mungilnya yang membentuk lekuk senyuman tipis.

"satu hero... dua hero... " gumamnya selagi asik menonton kebawah.

Pada lalu lintas manusia yang sibuk, seseorang dengan kostum unik kembali melintas diantara mereka.

"ah, satu lagi datang. "

Tidak lama kemudian muncul satu orang berkostum lain yang juga bercampur dalam kesibukan warga.

"hm, hari ini ramai juga. " dia kemudian menghela nafas dan menyangga kepalanya bosan. "tidak ada yang menarik. "

Saat dia tengah mengeluh, dua orang mendaratkan kakinya di atap gedung yang sama tempat dia duduk. Seorang laki2 dan perempuan.

"hei, sudah selesai menontonnya? " tanya sang laki2.

Dia menyeringai tipis mendengar suara yang sangat familiar itu. "pekerjaan kalian sudah selesai? Lama sekali. Aku sudah duduk disini sejak lima belas menit lalu, lho." ujarnya tanpa sekalipun menoleh.

Laki2 itu mendengus. "targetku lebih banyak dari biasanya. "

"ya, ya, aku mengerti. Kuberi ucapan selamat karena pekerjaan beratmu sudah selesai. "

"hei, aku menemukan siapa yang kau cari, lho. " ujar si perempuan.

Dia mengangkat kepalanya dari tumpuan. Menoleh. "benarkah? "

"dia ada dibawah, cepatlah turun. "

Dengan ajakan itu, dia akhirnya menuruni gedung bersama dua rekannya itu.

Kaki kecilnya melangkah mendekati seseorang yang gemetar karena terikat dan disumpal.

Dia berlutut dengan sebelah kaki dan membuka tutup mata orang itu. Terlihat manik hitam pria malang itu gemetar ketakutan melihat siapa yang kini ada dihadapannya.

"cih. " dia membuang kain penutup tadi dan berdiri. "dia bukan orang yang kucari. "

"apa? " si perempuan tidak percaya. "kau yakin? "

"yah, warna rambutnya memang sama, namun berbeda model. Manik matanya jelas bukan dirinya. Dia juga tidak akan gemetar ketakutan semudah ini. "

Sang laki2 menghela nafas. "baiklah, dia harus disingkirkan. "

"kau saja, aku malas menggunakan senjataku padanya. "

"baiklah... "

Laki2 itu maju dan berlutut didepan orang yang sudah sangat gemetar itu. "kau beruntung akan mati di tanganku. Karena jika dia yang turun tangan, kematianmu akan sangat menyiksa. " bisiknya.

Manik hitam korban didepannya menatap memohon ampunan.

"maaf, semoga kau tenang dialam sana. Jangan melawan, hidupmu bisa berakhir lebih buruk."

Saat orang itu mengerang, laki2 itu langsung membakar hidup2 dengan api birunya. Dalam beberapa detik, sebuah nyawa sudah hilang. Dia berdiri dan membelakangi hasil kerjanya.

"baiklah, karena semua pekerjaan selesai dan dia bukan orang yang kau cari, ayo kita kembali. "

Meninggalkan korban tergeletak pada gang kecil itu, sang laki2 dan perempuan beranjak pergi.

Satu orang masih diam, mendongak menatap langit malam yang ditaburi gemerlap bintang.

Sang laki2 berbalik saat sadar rekannya masih dibelakang. "dia suka sekali menonton hal2 yang membosankan. " dia bersiap berteriak karena jaraknya sudah cukup jauh.

"Midoriya! "

Angin berhembus cukup kencang, membuat surai hijau panjang yang tergerai itu tersapu kebelakang tubuhnya dan menari sejenak sampai angin mereda.

Dia menutup mata dan berbalik menghadap rekan2nya. Manik hijaunya berpendar dalam gelapnya malam dengan bingkai cahaya keperakan bulan yang dia punggungi.

Bibir mungilnya tersenyum. "ya, aku datang. "

Kaki kecilnya kemudian melangkah menghampiri orang2 yang sudah menunggunya.

.
.
.
.
.
.

Author--

Ha'i, para readers sekalian.

Ketemu lagi sama author di buku baru*yey

Buat kalian yang masih baru, boleh kalo mau check book author soal ff bnha yang udah ending. Itung2 buat ngisi waktu lah ya :v

Oke, book ini tercipta setelah voting kemarin selesai. Banyak yang minat sama villainfemdeku, dan jengjeng inilah hasilnya.

Buat kalian yang g suka sama cerita femdekuxchara, mohon tinggalkan saja cerita ini. Author agak gimana gitu sama yang kaget dan g suka kalo midoriya perempuan dan disini genre romance padahal udah ada warningnya di deskripsi *perlu budaya baca dulu

Pokoknya author g bakal pernah buat yang BL, mohon maaf.

Nah, seperti biasa author minta maaf dulu kalo mungkin prolognya masih anyep. Seiring nambah chapter semoga aja semakin oke, dan author juga butuh dukungan voment kalian semua.

Karena ini juga mengandung genre romance, tentu bakal ada pairnya donk. Siapa? Rahasia hehe. Nanti banyak pair yang author masukin ke cerita.

Oke, hope y enjoy the story, see ya!

Heroes - BnHA Fanfict (Completed) Where stories live. Discover now