38 Kebenarannya

50.2K 3K 425
                                    

Hei Guys... Sesuai janji Author up malam ini.....!!!

Ada yang nungguin..??
Siapa yg udah gak sabar nih?? Oke sebelum masuk ke ceritanya jangan lupa untuk tekan vote dan komen yah. Meskipun ini udah lama tapi karena lagi direpost jadi beruntunglah kalian yg baca ini sekarang. Karena blum tentu cerita ini bakalan tetep utuh di wattpad yah. Follow author juga biar Author tetep repost berkala nih.

Anyway guys.. yang udah gasabar nungguin... langsung saja check this out...

Enjoy and happy reading...

*

*

*

"Door..Dorr..!!" bunyi suara tembakan memekakan telinga. Annelish sangat terkejut, dilihatnya Zac yang oleng.

"NOOO...!!! ZAAC..!!" teriak Annelish keras.

Zac oleng sebentar, kemudian dia bangkit lagi. baru saja akan berjalan, kakinya sudah tertembak lagi. Akhirnya Zac terhenti dengan sebelah kaki yang lemah karena tertembak. Dia mendapatkan 3 tembakan, di kaki, dan punggungnya. Annelish melihatnya terbelalak. Dia segera berlari menghampiri Zac namun ditahan oleh orang yang bersamanya. Annelish langsung berontak tidak terima.

"APA YANG KAU LAKUKAN...!!! KAU SUDAH MENEMBAKNYA..!!! KAU MENGINGKARI JANJIMU..!! KAU BILANG TIDAK AKAN MENYAKITINYA..!!!" teriak Annelish emosi sambil memukul-mukul orang yang menahannya.

"Hei tenang.. tenang dulu...itu bukan peluru biasa... itu hanya suntikan obat bius!!" orang tadi berusaha menenangkan Annelish. Annelish pun berhenti berontak.

"Apa maksudmu?!!" Annelish masih membentaknya.

"Tenang dulu..," ujar orang itu sambil menenangkan Annelish. "Perhatikan dia," ucap orang itu sambil menunjuk Zac yang kini telah jatuh berlutut.

"Itu hanya suntikan obat bius.. tidak ada peluru.. kau tahu betapa hebatnya bodyguardmu itu?, bahkan kami semua yang ada di sini tidak cukup untuk mengalahkannya. Kami tidak akan mengambil resiko mati sia-sia di sini, dia terlihat sangat marah dan sangat berbahaya, itu sebabnya kami membiusnya... dia akan baik-baik saja setelah 24 jam," ujar orang itu menjelaskan.

Annelish memandangi Zac dengan nanar.

"Kau harus ikut aku, kalau mau mengetahui informasi itu," ujar orang itu mengingatkan Annelish membuat Annelish menunduk dalam. Wanita itu kemudian menatap Zac yang juga sedang menatapnya.

"Baiklah... aku ikut denganmu," ucap Annelish kemudian. Dia masih menatap Zac dengan pandangan khawatir. Zac juga sedang menatapnya dengan pandangan khas ala Baby Zac. Memelas. Annelish yang tidak kuat melihatnya memilih memalingkan mukanya.

"Ayo," ajak orang itu membantu Annelish menaiki helikopter.

"Nona..!!" panggil Zac dengan sisa tenaga yang ia miliki. Berusaha melawan kerja bius pada tubuhnya.

Annelish menoleh dan menatapnya dengan air mata di wajahnya. "Baby..," gumamnya lirih. Helikopter yang dinaikinya sudah bergerak. Annelish menatap Zac dengan air mata berlinang dan sesenggukkan. Sementara orang yang bersama Annelish hanya menatap datar pemandangan itu. Semua orang yang ada di sana baik yang tergeletak ataupun yang berdiri ketakutan melihat Zac segera beringsut pergi sambil tergopoh-gopoh membawa teman-temannya yang terluka.

"Nona jangan pergi...!" teriak Zac dengan seluruh kekuatannya. Air matanya berlinang deras. Ia sangat merutuki tubuhnya yang tidak dapat bergerak lagi. Syarafnya seakan lumpuh dan tidak mematuhi perintah otaknya.

My Spoiled Bodyguard (COMPLETE)Where stories live. Discover now