29 Beautiful Night (21+)

254K 4.1K 267
                                    

Hello guys... ada yang nungguin gak?, ada yang penasaran gak?. Ada yang seneng gak author update hari ini? 

Tapi sebelum itu,  author mau ngingetin ni,  PO tinggal 2 hari lagi...  Siapa yg belum ikut ayo buruan ikutttt.  Jangan sampe nyesel di kemudian hari loh... Karena cetakan bisa jadi cuma ada satu kali. 

Buka bab terbaru MSB yang judulnya Info Po yah....

Enjoy and happy reading...

*

*

*

Annelish mendudukkan Zac di kepala ranjang perlahan. Dia duduk di samping pemuda itu. meraba dada Zac sensual. Ia sangat berhati-hati dalam menyentuh setiap inchi tubuh Zac karena tidak ingin membuat luka di tubuh kekasihnya.

Zac memandangi Annelish penuh damba. Nafasnya terputus tak menentu menunggu nonanya bergerak. Jakunnya bergerak naik turun gugup menantikan sentuhan nonanya.

"Kenapa kau sangat manis Baby?" tanya Annelish menatap Zac penuh arti.

"Aku jadi takut kemanisanmu akan berubah sebaliknya... bagaimana jika kau jadi pahit padaku?" Annelish berubah sendu.

Zac mengerjapkan matanya bingung. Ia tidak ingin Annelish berpikiran seperti itu. diraihnya tangan Annelish dan menempelkannya di dadanya.

"Nona bisa merasakannya? detak jantung Baby hanya berdebar untuk Nona, karena Nona lah pemilik jantung ini. Jangan ragukan cinta Baby lagi ya... Nona adalah hidup Baby," ucap Zac menatap manik mata Annelish dalam.

Annelish melihatnya dengan penuh keharuan. Kata-kata itu mungkin akan menjadi rayuan gombal seorang lelaki, tapi akan berbeda kalau Zac yang mengatakannya. Hal itu akan berubah menjadi kata-kata yang sangat penuh makna. Ia tersenyum, lalu memberikan ciuman yang sangat lembut untuk Zac.

Ciuman Annelish pun bergeser ke pipi Zac. Ia mulai menjilati pipi tirus itu dengan tatapan yang menusuk mata Zac. Tangannya pun menggoda telinga pria itu dan membelainya.

"Nafasmu berantakan," bisik Annelish seduktif di telinga Zac. Membuat lelaki itu begitu gugup.

"Kenapa wajahmu merah begitu hm?" bisik Annelish lagi, kali ini dia mengulum telinga Zac yang sensitif. Membuat lelaki itu bernafas berat.

"Lihatlah tubuhmu ini sayang, begitu panas... apa kau merasakannya?" ucap Annelish lagi mendayu-dayu. Dia bergerak semakin agresif menghisap kulit Zac setelah digigitnya.

"Ngh...," erang Zac menerima rangsangan itu. Tubuhnya tidak menuruti otaknya. Padahal dia ingin memeluk Annelish, tetapi dirinya malah terbaring pasrah di atas ranjang.

"Kau suka?" tanya Annelish, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Zac. pria itu tengah sibuk mengatur nafasnya sendiri yang tersengal-sengal. Apalagi saat Annelish memberikan tanda di dadanya, tepat di samping puncak dadanya sebelah kanan.

"Kau lihat ini? ini adalah tanda bahwa kau hanyalah milikku my angel...," ucap Annelish tersenyum senang melihat hasil karyanya. Zac hanya mampu merintih.

Tangan Annelish semakin menjadi dengan terus bergerilya di atas perut Zac. Membelainya seduktif membuat benda di bawah perut itu menggeliat semakin keras. Ciuman Annelish turun ke bawah dan memberikan tanda di perut bodyguardnya. Mengklaim bahwa kotak-kotak itu adalah miliknya. Terus ke bawah sampai pada pinggulnya. Dengan perlahan Annelish membuka celana pendek Zac beserta celana dalamnya. Benda di dalamnya langsung menyeruak berdiri tegak menantang. Dengan panjang dan diameter fantastis itu, disertai beberapa urat yang menyembul di permukaan benda itu. Begitu memukau hingga membuat sang Nona terpesona untuk ke sekian kalinya. Tengah berkedut pelan di hadapan Annelish.

"Nakal sekali kau... beraninya berkedut di depanku hm?" gumam Annelish menatapi benda itu. "Lihatlah Zac, benda ini sangat nakal, beraninya dia berkedut di depanku," ucap Annelish melirik Zac yang melihat ke bawah pasrah. "Hmm.. kau harus kuhukum," ucap Annelish pada benda di depannya.

Maka dengan perlahan Annelish menggenggam benda itu. Berdenyut di genggaman Annelish dan begitu hidup. Membuat sang Nona tersenyum semangat.

"Wah... sudah tak sabar ya, rasakan hukumanmu...," ucap Annelish sebelum menekan benda itu kuat, meremasnya dan melepaskannya tiba-tiba. Lalu meremasnya lagi.

"Aaaarrgghh...," Zac terlonjak kaget. Matanya terpejam erat. "Nonaa...," lirih Zac pada Annelish.

"Hmm? kenapa Baby?, aku sedang memberikan hukuman untuk si besar ini," sahut Annelish yang masih focus memberikan sentuhan mautnya pada benda itu. Membuat Zac terus menggelinjang kenikmatan.

"Mmmhh...," rintih Zac saat Annelish kini mengecupi permukaan benda itu. Menjilatinya perlahan dan menghisap ujung kepalanya. "Oooohh..., " Zac mendesah setiap kali Annelish menghisap miliknya.

"Si besar nakal ini malah semakin keras saja kuhisap, harus dihukum"

[Halo pembaca setia My Spoiled Bodyguard, menginformasikan kalau membaca lanjutan part ini kalian bisa baca di eBook Google Play Book atau di aplikasi Kubaca. Terimakasih]

TBC

Hehehe seneng gak cerita part ini?. Scene mana yg paling kalian suka?

Oh iya Author mau nanya,  ada yang ke sini gara-gara tiktok?  Kalo iya komen dong,  apa nama tiktoknya,  author kepo nih. 

Ok, see you in the next chapter...



My Spoiled Bodyguard (COMPLETE)Where stories live. Discover now