Part 46

93 5 0
                                    

Pertama-tama aku mau ngucapin terimakasih sebanyak-banyaknya sama kalian yang masih nungguin dan masih sempetin baca cerita absurd aku ini. Aku mau minta maaf juga buat kalian yang udah sering digantungin sama cerita ini.

Aku sekarang udah kuliah yippiee hehehe semangat buat kalian dan aku ingin mengucapkan cepat sembuh indonesia dan dunia. Bagi saudara setanah airku yang sedang terkena musibah semoga cepat pulih dan semoga allah selalu memberi berkah untuk kalian semua.

Jangan lupa berbuat baik dan rajin ibadahnya  yaa

🦉🦉

Robi masih tampil dengan senyum smirk- nya, berjalan mendekat. Tatapan Fariz tak pernah luput menatap tajam.

Dengan tenang Robi membisikkan sesuatu yang dapat membuat mata Fariz sontak terbuka lebar. Melihat keterdiaman itu, Robi semakin puas melihatnya.

"Jangan terus-terusan bersembunyi di ketiak ayah mu bocah licik."

Tangan Robi menginstruksikan kepada bawahannya untuk memberikan amplop dokumen tersebut.

Tatapannya menghunus tajam menatap Robi, memikirkan hal apa yang akan diberikan oleh pria tua bangka itu dalam pikirannya.

Robi menaikkan alisnya dengan tatapan yang naik turun menatap sebuah dokumen itu juga dengan Fariz yang masih saja menatapnya tajam.

Dengan perlahan Fariz mengambil dokumen  tersebut juga melihat dengan teliti apa yang ada di dalamnya.

"Pembunuhan misterius penemuan rahasia yang belum sempat di publikasikan?"

"Pembunuhan massal organisasi?"

"Pemanipulatifan data?"

"Pengeboman di daerah sekitar rumah sakit di luar negri yang menyebabkan sebagian mereka mengalami kanker otak."

Robi menjeda ucapannya. Melihat Nadia yang berada di tangga atas lalu kembali menatap Fariz yang diam mengkerutkan dahinya.

Senyum smirk Robi semakin melebar serta mendekatkan diri perlahan ke arah Fariz lalu membisikan satu nama yang termasuk dalam daftar korban.

Iris mata fariz membelalak berusaha setenang mungkin. Tatapannya mengarah pada Nadia yang mulai turun kebawah.

"Temukan anak saya sebelum hari ini usai."

"Jika tidak? Semua dokumen rahasia ini terungkap di semua channel dan saluran dunia!" Bisiknya tegas lalu pergi dengan para pasukan suruhannya itu.

"Shit!" Fariz mendesis kesal dengan tatapan tajam.

" Lets the game."

Nadia menatap langit dengan tatapan kosong. Semua kata yang ingin di ucapnya seperti tertelan begitu saja saat melihat Fariz yang berjalan menjauh tanpa mau mengatakan satu katapun.

"Mau cerita?" Seru Nadia 

Tangan kekar itu pun terangkat mengacak rambutnya frustasi. Berhenti berbalik menatap Nadia yang menatapnya penuh harap. Hembusan napas lelah keluar begitu saja membuat Nadia merasa kesal. Selalu saja seperti ini, diam tanpa suara.  Nadia melangkah mendekat ke arah Fariz.  

"Bokap gue sama Bokap Rahardian udah deket dari sebelum gue kenal sama Rahardian."

"Gue ga tau apapun selain itu."

My BadBoy Only One [slow Update]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz