Part 22.

804 42 0
                                    

Langkah kaki Fariz melangkah begitu cepat, tidak peduli dengan apa yang di tariknya kini. Walaupun sedari tadi cewek dibelakangnya tidak ada henti hentinya meringis kesakitan.

Setelah sampai di atas rooftop Fariz melepaskan pegangannya lalu berjalan ke pinggir rooftop dengan mengacak rambutnya frustasi.

"Lo kasar banget sih jadi cowo." Ucap Nadia  dengan mengelus tangannya yang merah.

Nadia yang tidak mendengar respon dari Fariz menoleh menatap cowok itu yang sedang duduk di pinggir rooftop dengan asap  yang sudah mengepul.

Kakinya berjalan mengikuti Fariz duduk. Mengambil jarak cukup jauh dari tempat Fariz berada.

Keheningan mulai merasuki keduanya. Tatapan keduanya jatuh pada kendaraan yang berlalu lalang sembari menatap gedung gedung tinggi disekitarnya.

"Maaf kalo gue kasar."

Mendengar itu Nadia menoleh menatap Fariz yang masih mengisap rokoknya.

"Dia suka sama lo. Makanya gue ga suka lo deket deket sama dia tadi." Ucap Fariz sembari menghembuskan asap rokoknya.

"Lo pertama di hidup gue Nadia."

Nadia menatap Fariz yang menatapnya sambil berjalan mendekat.

"Gue ga pernah ngerti perasaan kayak gini. Perasaan yang buat jantung gue mau keluar pas natap lo. Rasa panas pas liat lo deket cowok lain selain gue. Setelah kenal lo, gue baru pertama kali ngerasain sensasi kayak gini di hidup gue."

Tangan Fariz meraih tangan Nadia lalu meletakannya tepat di depan dadanya.

"Lo bisa ngerasain ini kalo lo masih belum percaya sama gue. Gue bener bener jatuh cinta sama cewek kayak lo."

Degupan jantung Fariz masih dirasakan tangan mungil Nadia yang digenggam erat oleh Fariz. Kini iris mata hitam itu menatap penuh iris mata Nadia.

"Lo bisa blushing juga ya?"

Nadia melotot tajam mendengar perkataan Fariz. Tangannya langsung menutupi wajahnya yang sudah semakin memerah. Ia tak kuat jika harus seperti ini terus. Jantungnya bisa copot.

"Tunggu deh Nad. Gue denger suara deg deg deg gitu lebih gede dari suara jantung gue kayaknya."

Nadia menatap Fariz yang malah tertawa semakin kencang. Tangan Nadia yang gatal sedari tadi akhirnya mencubit pinggang Fariz.

"Aaaawwww."

"Lo kesambet setan apa sih riz hari ini? Bikin gue kesel mulu." Ucap Nadia masih mencubit pinggang Fariz.

"Bikin kesel apa bikin-- aw aw aw"
"Sumpah dah Nad ini sakit yawlo."

"Gausah di lanjutin lagi. Ntar yang ada gue makin-"

"Makin sayang, Jhaaaa...." potong Fariz sambil melangkah turun dari pinggir rooftop.

Nadia yang melihat Fariz sudah berlari duluan. Ia pun ikut turun dari pinggir rooftop dan berlari menyusul Fariz.

"Fariz!!! Liatin aja lo ya kalo sampe ketangkep sama gue." Ucap Nadia saat menuruni tangga rooftop.

Nadia melihat Fariz yang menghilang di belokan kakinya berlari cepat mengejar Fariz.

Bruk

Iris mata Nadia terbelalak sempurna saat melihat buku buku berserakan. Tangannya langsung turun untuk membereskan buku buku.

"Cha- Nadia? "

Suara itu.  Gerakan tangan Nadia berhenti sebentar lalu mendongak melihat ke sumber suara. Rahardian.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now