Part14

1.3K 58 0
                                    

Sore menjelang malam. Matahari pun mulai mengisyaratkan bahwa dirinya akan pergi berganti bulan. Fariz masih berada di atas rooftop masih belum bisa beranjak dari tempatnya. Lampu lampu mulai menghiasi gelapnya malam. Sepertinya kali ini ia akan menginap disini. Melupakan segala keluh kesahnya.

Pulang kerumah pun tidak ada bedanya. Hanya membuat otaknya tambah ingin meledak jika nanti papa-Nya akan pulang kerumah. Biar saja kali ini seragam yang menemaninya tidur. Toh bukan kali ini saja ia tidur di rooftop.

Drrt drrrt

Papa is calling.

Ia hanya menatap layar ponselnya tanpa berniat mengangkatnya.

Drrt

Dimana kamu ? Kenapa belum pulang kerumah? Cepat pulang!!

Melihat notifikasi yang masuk ia hanya mendengus membacanya. Apa peduli papa terhadapnya. Kemana saja ia kemarin saat ia benar benar sedang terpuruk. Papanya tidak pernah ada disaat saat terpuruknya jadi salahkah ia bertingkah seperti ini ?

Drrrt Drrrt Drrrt

Ponselnya bergetar kembali. Ia langsung mengangkat tanpa melihat siapa yang menelponnya.

'Apa sih Pa. Fariz ga mau pulang'

'Papa papa gue bukan bapak lo.'

Fariz mendengar yang menjawabnya cewe ia langsung melihat siapa kali ini yang menelpon nya. Ujung bibirnya tertarik walau sedikit melihat siapa yang menelponnya.

'Kenapa kangen ?'

'Apaan sih lu. Balikin hp temen gue.'

'Gamau.'

'Ga usah bercanda Riz'

'Jadinya mau langsung di seriusin?' Ucap Fariz terkekeh di ujung telponnya membuat Nadia mendecak sebal.

'Gece balikin hp temen gue. Dia nangis guling gulingan dirumah gue.'

'Bodo amat.'

'Ck. Yaudah. Bye'

Beep.

Mendengar sambungan terputus. Fariz kembali memejamkan matanya. Merasakan angin disekitarnya yang berhembus sejuk.

Taruhan sialan!!!

Drrrttt drrrtt drrtt

"Siapa lagi si nih." Ucap Fariz sambil merogoh ponselnya dengan mata yang masih tertutup.

Tanpa basa basi Fariz langsung mematikan telponnya tanpa membaca siapa yang menelponnya.

Drrrtt ddrrtt

Beep

Lagi lagi Fariz mematikan telponnya.

Ddrrrrrtt

'Ganggu bangsat.'Rutuk Fariz terdengar tawa dari arah telpon.

'Heh kutu. Lo dimana? Ga inget sekarang lo tanding MMA? Gece sin-'

'Batalin.'

'Gabis-'

Beep

Fariz merutuki ponselnya yang terus terusan berbunyi. Ia membatalkan niatnya yang akan bermalam di sekolah. Kakinya melangkah menuruni rooftop yang gelap gulita.

Setelah sampai di parkiran motor. Lalu, pergi melesat membelah kota jakarta yang mulai sepi dengan motornya.

"Den ada den Fariz di depan." Ucap Bi siti membangunkan majikannya.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now