Part 38

475 23 3
                                    

Hai guys.
Vote dulu ya
Happy reading ❤

Ganden anggota tertua dari yang lainnya sedang menatap brangkar Fariz dengan tatapan kosong. Ini sudah seminggu berlalu tapi belum ada tanda-tanda bahwa temannya akan bangun. Tak ada waktu pasti, Fariz akan bangun kapan karena ia sadar bahwa saat itu temannya mengalami pendarahan yang tidak bisa dibilang sedikit.

"Ceweknya si Fariz sapa dah?" Tanya Bima yang tiba-tiba teringat tentang cewek yang pernah dibawa Fariz.

"Mau ngapain lu?" Seru Rangga melihat Bima bingung.

"Lo masih belom nyadar juga? Dulu Fariz hampir sekarat gara-gara tuh cewek. Gue ngerasa semua ini ada hubungannya sama tuh cewek. Apalagi Rahardian."

Sementara, Sandy hanya diam sembari menatap ke luar jendela yang dibuka lebar.  Kemudian tatapannya terpaku pada motor ninja hitam seperti milik Fikri dengan cewek yang duduk dibelakangnya. Melihat siapa yang datang membuat Sandy menghela napasnya pelan.

Setelah hari itu, Reyhan dan Adit terus terusan memaksanya untuk meminta maaf. Namun, saat dirinya baru melangkah keluar dari Roftoop, Rahardian langsung memukulnya habis-habisan. Semenjak hari itu, Sandy hanya melihat Nadia yang selalu berada disamping cowok itu.

Tok
Tok
Tok

"Masuk ajeh." Seru Adit yang berada di sofa dekat pintu.

"Apakah Tuan Fariz mempunyai tamu bernama Fikri dan Nadia?"

Terbukanya pintu membuat Sandy menghela napas pelan. Lalu berjalan keluar balkon yang terhubung langsung dengan ruangan Fariz. Saat tatapannya mengarah kebawah Sandy melihat mobil hitam yang menurutnya sudah tak asing lagi dari pandangannya. Tapi, ia lupa dimana ia melihatnya. Kemudian tatapannya mengarah kepada cowok serba hitam itu yang baru saja keluar dari rumah sakit yang kebetulan melangkah kearah mobil hitam itu juga.

Sandy menyesap rokoknya perlahan. Juga melakukan hal yang sama saat mengeluarkan asapnya, perlahan. Tatapan matanya tak bisa lepas dari mobil hitam itu. Cowok serba hitam itu masih berbicara lewat jedela mobil itu. Ia sangat penasaran siapa yang berada di dalam mobil itu.

Tiba-tiba saja uang dilemparkan begitu saja dari dalam mobil. Kemudian, hal yang mengejutkan baginya adalah siapa kini yang keluar dari mobil itu.  Orang itu melayangkan kepalan tangannya telak sampai orang itu tersungkur.

Setelah benar-benar ia memastikan siapa orang itu. Sandy kembali masuk kedalam kamar seusai membuang rokoknya asal.

Langkahnya langsung mengarah pada Ganden yang tidak bergabung dengan yang lainnya. Kemudian tatapan matanya tak sengaja bertubrukan dengan Nadia yang menatapnya heran, ia pun langsung mengalihkan tatapan matanya kearah Ganden yang masih berdiam diri.

"Ada Rahardian dibawah." Ucap Sandy pelan, membuat Ganden menatap Sandy tak percaya.

"Mangsa kita ada dibawah. Cepetan kebawah lo semua." Ucap Ganden langsung keluar tanpa berpamitan dengan Fikri yang menatapnya bingung.

Fikri yang melihat itu langsung berjalan menuju balkon. Melihat Rahardian yang sudah di cengkram kuat oleh Ganden.

"Nad, Fariz koma gara-gara Rahardian?"

Tanya Fikri kembali berjalan mendekati Nadia yang masih menggenggam tangan Fariz erat.

Nadia hanya diam sembari mencium tangan Fariz. Sementara air matanya mulai luruh kembali. Fikri hanya bisa menatap adiknya prihatin. Kemudian, berjalan keluar ruangan meninggalkan mereka berdua.

"Riz maafin aku. Aku bener bener gak tau lagi harus gimana. Aku takut, Riz. Rahardian terus terusan paksa aku buat jauhin kamu. Aku gak bisa. Aku mau tetep sama kamu."

My BadBoy Only One [slow Update]Där berättelser lever. Upptäck nu