Part 26

841 32 0
                                    

Tetesan air dari langit mendadak meluncur dengan derasnya. Membasahi mereka yang sedang berlari mengelilingi lapangan di jam olahraga. Ada sebagian dari mereka yang mendesah tidak suka dan sebagian ada yang bersorak sorai menyambut datangnya hujan.

Terik matahari yang biasanya membakar tubuh mereka kini sudah di gantikan dengan awan kelabu disertai dengan derasnya air hujan.

Priiittt

"Ayo semuanya! Berkumpul di koridor jangan ada yang main air hujan!" Seru Pak Jajang sesudah membunyikan pluitnya.

"Dalam hitungan..."

Seperti angin lalu. Mereka masih terus bermain air lalu mencipratkannya. Ada yang tiba tiba lari dan menginjak kubangan air membuat suasana makin tidak terkendali. Seperti Nadia yang mulai kesal dengan Ditho yang daritadi terus menyipratkan air ke arahnya.

"Tiga..."

"Yang masih berada di lapangan akan saya suruh kalian bersihkan semua koridor di seluruh SMA Harapan Bangsa."

Mendengar ucapan itu mereka langsung bergegas kembali. Berbaris dengan rapihnya tanpa harus di minta.

"Oke. Kita pindah ke lapangan indoor. Bagi yang laki laki sebelum itu kalian harus mengambil bola basket terlebih dahulu. Dan kalian yang perempuan. Ganti baju kalian." Tegas Pak Jajang kembali membunyikan pluitnya tanda mereka harus bergegas.

Nadia yang sudah basah kuyup memandang ke arah Ditho yang biasa dipanggil Thoto itu sudah mencipratkan genangan air ke setengah tubuhnya. Gimana orang ga kesel ya kan?

"Sabar Nad. Sabar." Tenang Putri sembari mengelus bahu Nadia. "Gabisa. Enak aja."

Apalagi sekarang Nadia gak bawa baju ganti yang di taruh di loker sekolahnya.
Bener bener ga ada karna waktu itu juga pernah baju seragamnya basah karna ketumpahan jus yang ga sengaja ketabrak gitu. Jadi di lokernya saat itu hanya ada kaos yang biasanya buat baju ganti kalo baju olahraga nya ketinggalan atau di saat saat kayak gini dan akhirnya Nadia ga punya baju ganti hari ini.

"Dhitoo! Lo harus tanggung jawab ga mau tau!!!" Seru Nadia dengan teriakan mautnya.

Ditho yang dipanggil pun menoleh diikuti oleh rombongan didepannya. "Ga mau."

"Dhiittooo!!!" Teriak Nadia lebih kencang.

Kaki Dhito yang ingin kembali melangkah seketika berhenti, menoleh lagi lalu mendelik malas. Berbalik melangkah mendekati Nadia yang masih setia bersedekap dada.

"Tanggung jawab." Tegas Nadia saat Ditho sudah mendekat.

"Ayo." Ucap Ditho dengan menarik tangan Nadia.

"Ngapain?" Tanya Nadia yang kebingungan.

"Nyebur got." Ucap Ditho langsung dibalas dengan cubitan maut. "Aduduh sakit sakit."

"Ya ampun Nad. Gue mau gantiin baju lo."

"Talking talking dong makanya." Ucap Nadia terkekeh.

"Nadia! Gue langsung ke kelas ya, mau ganti baju langsung." Ucap Putri yang masih dibelakangnya sambil melambaikan tangannya.

"Oke."

Tangan Ditho langsung menarik tangan Nadia menuju lokernya.

"Eh gausah ya pake pegangan tangan."

Reflek Ditho langsung melepaskan tangannya. "Yaelah reflek gua Nad, salah mulu gue." Ucap Ditho.

Sesampainya di loker, Ditho langsung menyerahkan sweaternya. Nadia yang melihat ukuran sweater Ditho langsung mendelik kesal.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now