Part 40.

617 16 2
                                    

                              🦉🦉🦉

Hehe gak kerasa udah part 40 aja yekan?
Udah separuh jalan nih, gimana sama cerita ini?

Luv happy reading, jangan lupa di vote klik bintangnya guys!!!

                                🍁🍁🍁

Rintik hujan kembali membasahi ibu kota. Membuat Fariz hanya bisa menatap hujan dari balik jendela ruang kamar inapnya. Dirinya masih belum diperbolehkan untuk pulang walaupun dirinya sudah sadar dari koma.

Tiba-tiba saja senyuman tipisnya mengembang begitu saja saat ingatannya tentang Nadia terlintas begitu saja. Sandy dan Reyhan yang baru saja memasuki ruang kamar inap Fariz menatap aneh ke arah temannya itu. Apalagi melihat Fariz tidak menyadari kedatangan mereka sama sekali.

"Ngapa tuh bocah?" Ucap Reyhan yang merasa ada atmosfer aneh dalam diri Fariz.

"Aku kesal dengan jarak. Gijag gijug duk,  yang selalu saja memisahkan kiiita. Dumpang din ding jos asek asek-"

Bugh. "Adooh." Seru adit kesal

Lemparan bantal dari Sandy tepat mengenai wajah Adit membuat Reyhan tertawa terbahak-bahak.

"Mampuuuuss."

Fariz yang baru menyadari ada teman-temannya di kamarnya hanya menatap melongo melihat tingkah absurd teman temannya.

"Gela lo riz. Akhirnya sadar juga lo!"

Seru Adit yang langsung menidurkan badannya di sofa.

Tatapan mata Fariz menatap jam dinding berada, menandakan masih belum waktunya untuk pulang.

"Lo pada bolos ya kan?"

Mendengar itu, ketiganya hanya menyengir tak bersalah. Kemudian, Reyhan langsung mendekat ke layar tv membuka bagian bawahnya yang terdapat lemari kecil dimana ia membawa PS nya waktu itu.

"Yok kita maen. Yang kalah traktir seminggu, deal?? "Seru Reyhan.

"Deal lah ya." Ucap Reyhan lagi tanpa menunggu teman temannya menjawab.

"Oke Babang Adit lawan siapa takut." Ucap Adit sambil merampas stick psnya dari Reyhan.

"Gini nih yang gua demen." Seru Reyhan

"Tu wa ga." Seru keduanya berbarengan membuat Fariz dan Sandy hanya diam menatap keduanya yang bermain dengan sangat amat berisik.

"Sialan lo dit."

'Plak'

"Eh pelanggaran pelanggaran, kekerasan nih namanya maen tangan." Teriak Adit dengan masih fokus terhadap layar Ps di depannya.

"Emangnya lo kata maen bola. Diem lo diem. ~~Aiiiisssh apaan tuh woi curang curang."

Sandy yang memperhatikan keduanya hanya bergumam mengumpati keduanya sembari berjalan ke arah sofa untuk berbaring karena ia hanya tidur sebentar semalam.

Tiba-tiba saja pintu terbuka menampilkan cowok bertubuh tegap dengan senyuman merekahnya.

"Anjaaay tuan muda sudah bangun rupanya." Sorak Ganden di ikuti dengan Rangga, Bima, dan Vero dibelakangnya.

Mereka pun ber'tos' ria membuat ruangan Fariz menjadi sangat ramai. Sedangkan, Sandy yang baru terlelap tidak memperdulikan keadaan sama sekali.

"Ini bocah pada ngapain dah?"

"Ssstt bang diem." Ucap Adit yang sebentar lagi akan mengalahkan Reyhan membuat Ganden terbelalak.

"Gua gaplok lu ye dit."

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now