Part3

11.3K 478 11
                                    

Nadia POV

Pelajaran pertama pun sudah dimulai sejak beberapa jam yang lalu dan istirahat tinggal beberapa menit lagi. Aku sangat mengantuk karena tadi malam dan pagi ini membuatku tidak bersemangat.

Semalam ketika mataku ingin terpejam. Ada notification line masuk ke hp ku membuat mataku terbuka kembali. Awalnya aku tidak mengetahui siapa yang mengirimkan ku pesan tidak jelas tapi setelah aku melihat ava line nya mataku terbuka sempurna.

Aku pun mengurungkan niat untuk tertidur. Suara line dari hp terus terdengar yang memaksaku membuka mata dan menjawab sarkas chat dari-Nya. Memikirkannya saja membuatku emosi.

Bunyi bel istirahat pun mengintrupsikan ku untuk membuyarkan pikiranku tentang manusia laknat sepertinya.

"Lo kenapa sih nad?" Tanya Putri saat sudah berada dikantin.

"Gakpapa. Gue males aja sama cowo urakan."

"Oh emangnya kenapa? Biarin aja kali Nad.Lumayan Buat cuci mata. Jadikan setiap hari otak gue seger liat yang bening bening" ucapnya yang membuatku semakin gencar ingin membunuhnya karna sudah membuat temanku membelanya.

Aku rasanya ingin mencabik cabik mulutnya kemarin yang mengeluarkan kalimat kalimat tidak bergunanya dan parahnya lagi aku terjebak oleh eskul yang sama. Hal ini membuatku uring uringan semalaman dan di tambah dengan pesan dari-Nya

Jika keadaan seperti ini bawaannya aku ingin menambah napsu makanku tapi rasanya duitku tertinggal dikelas dan aku malas untuk kembali.

"Eh Nadia. Kenapa mukanya kayak gitu?" Ucap kak Hariz tiba tiba. Entah dia datang dari mana. Kak Hariz ini ketua basket dan katanya dia termasuk urutan most wanted kelas atas. Tapi menurutku biasa saja.

"Gak kak. Kak emang Fariz cucu sekolah?" Kak Hariz yang mendengar itu langsung mengangguk dengan tatapan bertanya.

Demi apa dia cucu dari Burwanto Utama. Sumpah gue gak percaya. Cowo urakan, petakilan, dan ngeselin ini adalah cucu dari pemilik sekolah.

"Kenapa?." Tanyanya karna aku tidak menjawab tatapan bertanyanya

"Gak papa." Jawabku singkat.

"Oh ya Nad. Gue ke temen temen gue dulu ya." Ucapnya.

"Sip. Dah sana lu." Kataku diakhiri dengan senyuman manisku .

"Songong." Katanya sambil mencubit pipiku gemas dan langsung pergi begitu saja. Akupun mendengus kesal karna tak bisa membalasnya.

"Btw Nad lu pacaran sama Kak Fikri? Kok dia kemaren jemput lo." tanya  Kak Hariz sebelum pergi. "Dia abang gue." Dibalas Kak Hariz dengan ber'oh' ria.

Kak fikri itu abang gue sendiri, masa gue pacaran ama abang sendiri.

"Itu pacar gue kan." Ucap Putri tiba tiba yang disertai dengan kekehan.

"Abang gue gak bakalan mau sama cewe jadi jadian kayak lu put. Katanya serem." Ucapku yang membuat dirinya langsung memanyunkan bibirnya. Kak Hariz hanya tertawa melihatku berdua

"Fiks lu jahat banget sama gue." Sarkasnya yang langsung mencubit pipiku

"Sumpah put panas pipi gue." Aku pun langsung mengusap usapkan pipiku yang terasa panas.

"Biarin abisnya lu ngeselin." Katanya mendengus sebal.

"Eh, gue kesana dulu ya." Ucap Kak Hariz sambil mengacak rambutku gemas.

Setelah, Kak Hariz pergi. Aku mengitari pandanganku ke seisi kantin melihat mata mata tak suka menatapku. Apalagi, jika aku sedang bersama kak Fikri. Aku sebenernya paling anti sama fans fans fanatik nya Kak Fikri. Menurut aku fans fanatik nya Kak Fikri itu super duper alay.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now