Part 45

500 15 0
                                    

Jangan lupa vote yaa ☆
Koment jugaaa jangan lupaa 😊

🍂🍂🍂

Berbagai motor besar terparkir begitu saja didepan rumah yang cukup untuk menampung 20 orang lebih dalam satu rumah menjadikannya basecamp juga tempat perlindungan dari kerasnya hidup.

"Gue kemaren abis dugem-"

"Gausah pamer tai kalo setegak aja udah kobam." Seru Adit melempar sebutir sukro ke arah Reyhan yang meliriknya sinis.

"Berisik lo Moa! Gue belom selesai ngomong." Ucap Reyhan memukul kepala Adit.

"Gausah mukul juga taii." Lirih Adit mengelus kepalanya.

"Gue kayak ngeliat si Rahardian lagi ada di depan area rumahnya si Nadia."

Sandy menoleh ke arah Reyhan yang meneguk minumannya kandas. Hanggar melirik sekilas kemudian beralih melihat Ganden yang berada di sebelahnya.

"Your enemy, huh?"

Ganden menggendikkan bahunya, bersender tenang sembari menatap kosong keatas.

"Sumpah, udah kayak mayat idup tuh orang."

"Ga tau si ini beneran atau enggak. Rumahnya Nadia tuh depannya lampunya remang gitu. Jadi gue kurang yakin juga."

🍁🍁🍁

Asap menguar sampai jalanan dengan wangi sate yang begitu mengunggah selera. Suasana ramai riuh derum yang berada di jalanan membuatnya lebih hidup ditambah dengan orang-orang yang berada di bawah terpal biru ini.

"Eh, eneng Nadia mau pesen berapa tusuk? Mau makan disini atau dibungkus?"

Nadia melirik Fariz sebentar. "Makan disini aja deh kang."

Akang tukang satenya melirik sekitar dengan tangan yang mengipas tusukan daging. Bangku-bangku sudah penuh dengan pelanggannya malam ini.

"Penuh neng. Ditunggu dulu ya..."

Nadia tersenyum ramah. "Gapapa kang."

"Alfa, mau berapa tusuk?" Tatapan Fariz teralih dari ponselnya menatap orang-orang yang memakan sate dengan lahap.

"30 deh."

"40 ya kang."

"Abang kamu udah makan belum?"

"Abang?"
"Biarin aja dia mah udah ada Bi Innah."

Fariz terkekeh sebentar lalu mendekat kebelakang Nadia yang fokus memperhatikan Kang Sate. Kepala Nadia dijadikan sebagai tumpuan dagunya. Menghirup pelan rambut Nadia yang menguarkan wangi stroberi begitu membuatnya fresh.

"Eh itu udah ada yang kosong."

Ucap Nadia langsung menarik tangan Fariz ke bangku yang kosong itu.

"Kamu sering kesini?"

"Iya, ini tuh enak banget sih parah. Alfa pasti bakalan ketagihan makan disini."

"Suka deh gue denger lo manggil Alfa."

"Alfa random banget si lo kamu gue aku."

My BadBoy Only One [slow Update]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt