Part6

8.7K 375 7
                                    

Nadia POV.

"Nad, besok aku mau pergi." Kata Dian yang masih menatap layar ponselnya.

"Kamu mau kemana emangnya?" Kataku sambil menatap matanya. Namun, matanya tetap tak beralih dari ponselnya.

"Aku mau pergi."

"Biii, kamu tuh kalo ngomong itu perhatiin orangnya jangan handphone kamu trus yang kamu liatin." Kataku dengan menyesap milkshake strawberry.

Setelah aku mengatakan itu. Dian yang mempunyai nama lengkap Rahardian Putra Bagaswara itu langsung beralih menatapku.

"Iya bii, ini aku liatin." Dian menatapku dengan intens. Tetapi menurutku tatapannya membuatku terasa aneh.

"Kamu besok mau kemana?"

"Aku mau pergi jemput mami aku dibandara." Ucapnya tidak menatapku lagi melainkan mengaduk minumannya.

"Bii..."

"Iya bii, apa?"

"Kamu lagi kenapa sih?"

"Gak kenapa kenapa."

"Kamu bohong kan?"

"Enggak biii, ngapain sih aku bohong."

"Beneran?"

"Bener. Besok aku mau jemput mami aku dibandara." Kata Dian akhirnya dengan menatapku.

"Maaf ya aku gak bisa temenin kamu dirumah?"

"Gak papa. Pentingin orang tua kamu dulu baru aku."

"Yaudah. Balik ya? Udah malem."

"Yaudah yuk."

Sesampainya aku di parkiran. Aku langsung menaiki motor ninjanya. Walaupun Dian belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan beroda dua ini tetap saja seorang Dian akan mengendarai kendaraannya.

"Pegangan dong bii."

"Iya bawel."

Tidak butuh waktu lama untuk Dian mengendarai motornya. Hanya butuh 15 menit untuk sampai dirumahku.

"Mau masuk dulu gak?"Tanyaku dengan melepaskan helm yang dibantu oleh Dian.

"Gak deh bii. Aku duluan ya."Katanya setelah itu.

Sesampainya aku dirumah aku langsung tidur karna badanku sudah lelah.

Keesokan harinya akupun terbangun. Hari ini terasa sepi tanpa ada Dian dirumah ini. Aku sudah terbiasa dengan ada dirinya. Semenjak dua tahun yang lalu aku sudah bersamanya. Dialah yang selalu ada untukku. Tapi kali ini dia tidak ada. 

Aku terlalu dini untuk berstatus dengan Dian sebagai pacar tapi menurutku itu hal yang wajar. Jika aku nyaman, aku akan menjalaninya. Manamungkin jika aku tidak nyaman untuk SMP kelas 1 waktu itu menjalani hubungan ini dan aku merasa kesepian saat itu. Tapii semenjak aku mengenal Dian hidupku terasa lebih berwarna.

"Non. Mau makan apa? Bibi masakin non." Ucap bibi saat aku menuruni tangga rumahku karna kamarku terletak di lantai dua.

"Gausah bi." Kataku

Aku langsung duduk di ruang tv untuk menghilangkan rasa bosanku. Setelah lama mencari acara tv yang menurutku enak untuk ditonton tidak ditemukan. Kuputuskan untuk berkeliling. Mumpung lagi libur.

Aku berjalan ke arah bagasi mobil di rumahku. Aku langsung mengambil sepeda untuk berkeliling. Aku lebih memilih menaiki sepeda karna udara pagi masih terlalu baik untuk di cemari oleh asap motorku nantinya.

Saat aku pergi ke taman dekat rumah Dian. Aku melihat seseorang yang ku rindukan, . Tapi katanya ia akan menjemput mami-Nya dibandara hari ini.

Mungkin itu halusinasiku saja. Tidak mungkin jika Dian ada disini karna ini sudah menunjukan pukul 7pagi. Sedangkan dia bilang bahwa akan menjemput maminya sekitar jam 7 pagi.

My BadBoy Only One [slow Update]Where stories live. Discover now