Part 10

2.3K 127 5
                                    

Hy guys👋
Minal aidin wal faidzin ya🙏
Jangan lupa voment ya 😊

-:-

Nadia sudah menggerutu beberapa kali karena orang yang ditunggunya tidak datang juga. Ia merutuki dirinya sendiri yang sudah memarahi abangnya karena melarangnya pergi ke tempat ini. Tangannya sedari tadi tak bisa diam mengaduk minuman di depannya yang sudah meluruh menjatuhi meja kaffe.

Matanya terus melihat ke arah jarum jam yang semakin lama terus berjalan tanpa henti seraya bergantian melihat pemandangan di luar kaffe yang memberitahukan bahwa matahari akan pergi dan berganti dengan benda langit lainnya.

Dengan tatapan yang masih melihat ke arah luar kaffe. Nadia tak menyadari jika meja dihadapannya sudah di duduki makhluk bernyawa.

"Gimana? Nunggu gue enak ya sampe betah banget duduk disini. Gue pikir lo udah pergi." Ujar Fariz yang membuat Nadia setengah tersentak tetapi matanya tetap menatap keluar kaffe.

"Dari kapan lo disini?" Kesal Nadia. Bagaimana ia tak kesal, bahwa ia sedari tadi menunggunya sampai waktu senja datang.

"Dih ngambek."

"Jangan ngambek dong. Ntar kalah sama senja cantiknya."

"Maafin pangeran ya tuan putri. Tadi ada masalah di istana pangeran jadinya pangeran telat deh." Ucap Fariz yang trus trusan menoel noel lengan Nadia.

Nadia menoleh. Menatap seseorang yang sedari tadi membuatnya tambah kesal. Ia benci dengan laki laki seperti ini.

"Riz, mending lo berhenti deh ngomong kayak gitu. Jijik gue dengernya." Ujar Nadia.

"Heheheh maaf, maaf---" Ucap Fariz sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Gue udah maafin." Potong Nadia dengan seulas senyum tipis.

"Tapi gue minta sama lo jangan deket deket sama gue. Jangan so baik sama gue. Jangan so peduli sama gue. Gue gak butuh itu semua dari lo." Ucap Nadia dengan tatapan yang seakan tatapan itu akan menghunus jantung pria di depannya ini.

Fariz sempat ngeri saat melihat wanita didepannya ini seakan begitu membencinya tetapi ia langsung mengubah mimiknya menjadi biasa saja. Fariz bingung setengah mati melihat wanita di depannya ini. Kenapa seakan akan dia sudah berbuat kesalahan yang besar, menyentuhnya saja sekali kali itupun jika sedang beruntung. Itu juga, noel noel tangannya doang tadi

Apakah ia ada berbuat salah? Tidak. Dia tidak berbuat kesalahan sedikitpun. Padahal dia yang seharusnya marah karna tadi Nadia yang meninggalkannya tanpa jejak. Tapi kenapa Nadia menghujamkan tatapan seperti itu dan mengeluarkan kata kata yang membuatnya semakin bingung.

"Lo kenapa sih? Aneh tau gak tiba tiba marah marah sama gue. Gue kan anak baik baik." Nadia langsung memasang senyum meremehkannya. Membuat Fariz geram sendiri melihatnya.

Seumur - umur ia tak pernah diperlakukan seperti ini dengan siapapun terkecuali oleh ayahnya. Ada apa dengan perempuan itu?

"Gue baik baik aja untungnya. cuma.gara.gara.lo. gue.hampir.mati." Ada penekanan di akhir perkataannya membuat Fariz merasa semakin bingung.

"Gara gara fans gila lo itu. Gue hampir mati. Mending lo jauh jauh dari hidup gue. Jangan pernah datang lagi ke hidup gue. Dengan adanya lo dateng di hidup gue ngebuat hidup gue susah. Dan camkan baik baik! Jauhin gue karna gue gak suka lo deket deket gue. "Sarkas Nadia yang langsung melangkah pergi dari ruangan itu membuat Fariz terdiam. Mencerna setiap kata yang dikeluarkannya. Kenapa hatinya terasa sakit? Seperti diremas remas jantungnya.

My BadBoy Only One [slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang