BAB 56

39.2K 1.4K 171
                                    

"HOW THE FUCK! AUDEN SIALAN ITU BENERAN BERUBAH. SUNGGUH MENJIJIKKAN DIA BISA TAKLUK SAMA PEMBANTU ITU. BENAR-BENAR DUNIA TERBALIK. LAKI-LAKI HINA, RENDAHAN, COCOKNYA SAMA PEMBANTU. MENJIJIKKAN!"

Sandra masih misuh-misuh dengan perasaan berdarah-darah mendapati fakta selang beberapa bulan pembantu itu melahirkan dan sekarang hamil lagi. Kenapa hamilnya kayak model kejar tayang sinetron?

Dia sungguh sakit hati dengan kenyataan ini. Kenyataan aneh bahwa laki-laki yang paling dia percaya di dunia ini, saling bucin, tumbuh bersama, dewasa bersama, hidup bersama mendadak jadi asing tersingkirkan oleh pembantu miskin yang hanya memasang wajah polos, tapi aslinya munafik.

Sandra masih belum menerima kenyataan bahwa dia kalah dari seorang pembantu.

"Bagaimana mungkin Auden nafsu sama pembantu miskin, hina yang tidak menarik sama sekali?" Wanita itu menunduk merasa jijik dan merinding di seluruh tubuh.

"Dua-duanya sama-sama menjijikkan kayak binatang!"

Menarik napas panjang dengan perasaan yang tidak lega sama sekali, jika hatinya bisa terlihat oleh mata telanjang maka hati Sandra telah menghitam karena begitu sakit hati, seumur hidup dia tidak pernah se sial ini.

Menerima kenyataan bahwa suami yang paling dia cintai dan percaya di seluruh dunia malah terpesona dengan seorang pembantu yang seharusnya mereka anggap anak bukan bernafsu padanya.

"Kamu punya ide untuk mengeksekusi ini?" tanya Sandra pada lawannya.

Karel hanya menggeleng, dia tak pernah punya ide karena tujuannya telah tercapai menjadikan wanita ini miliknya walau tahu hati Sandra hanya milik Auden. Persetan dengan hati dan cinta, yang penting dia punya sosok nyata yang bisa dipeluk.

Sandra kembali terisak masih dengan ngemil popcorn, padahal dia benci dengan makan-makan tak jelas seperti ini yang buat tubuhnya jelek.

"Kamu mau mereka bagaimana?" tanya Karel walau dia sebenarnya tak punya solusi apa-apa.

"Mereka harus merasakan apa yang aku rasakan. Kenapa dunia tidak adil sama sekali? Harusnya mereka mendapat karma anak mereka mati atau cacat! Bukan malah merayakan kehamilan anak ke dua. Kenapa? Kenapa hidup tidak adil padaku?" Sandra tergugu sambil menunduk.

Kenyataan pahit mana lagi yang harus dia terima? Kehamilan pembantu itu seolah mengejek dirinya yang tidak bisa hamil karena rahimnya rusak, bagian mana yang harus dia syukuri jika suaminya malah milih untuk mempertahankan pembantu itu daripada dirinya yang sudah menemani Auden dari remaja. How come?

Dia tahu semua pertanyaan itu tidak akan ada yang bisa menjawabnya. Hanya saja kenapa harus dia yang menanggung semua sakit ini sendirian, di saat dua manusia pengkhianat itu yang bermain api? Kenapa hanya dia? Kenapa dia tidak diberi sedikit kebahagiaan saja untuk menyembuhkan segala rasa sakit hati dan trauma yang diterima?

"Kita tidak butuh anak untuk berbahagia." Karel mengeluarkan kata-kata andalan, tapi Sandra terus menggeleng.

Kata-kata hiburan apa pun tidak akan mempan karena setelah ini dia mempertanyakan hidupnya dan juga kewarasannya, kenapa dunia tidak pernah adil baginya dan orang-orang jahat itu malah berbahagia?

Saat kewarasannya berada di titik nol Sandra lagi-lagi meminta hal yang mustahil terjadi.

"Aku hanya ingin punya anak," lirihnya.

Karel selalu ada di sana untuk menghibur wanita pujaannya, walau hanya sekedar pelukan yang tak berarti bagi Sandra.

"Biarkan Auden bahagia dengan pilihannya dan kita bisa berbahagia di sini," ujar Karel menatap Sandra walau dia tahu percuma.

BENIH MAJIKAN DI RAHIMKU (END) Where stories live. Discover now